Selasa, 24 Mei 2011 0 komentar

Kegigihan seorang ibu

Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.

Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran McDonald's pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering.
0 komentar

Standar = Standart

Sebagian dari kita pasti pernah mengenal satu standar, baik itu di lingkungan pekerjaan, di lingkungan sosial, dan saya rasa hampir di setiap celah kehidupan manusia, pasti selalu ada standar. Meskipun hingga detik ini, saya tidak tahu, siapa yang menciptakan standar-standar tersebut.
Misalkan yang baru saja nge-tren, Standar Nasional Indonesia. Siapa sih yang mencetuskan ? Pemerintah kah ? Bukankah pemerintah terdiri dari manusia-manusia yang cukup banyak, terus manusia yang mana ? Hehehehe :) Jadi saya akhiri dengan, wah saya tidak tahu.

Standar kelulusan siswa. Ramainya UAS, UAN, UUN, UUD (ada tah ? hehehe),
Sabtu, 21 Mei 2011 0 komentar

Wina, itu namaku

Malam ini aku duduk sendiri. Tidak ada seorangpun yang menemaniku. Tidak ada gitar, tidak ada teh panas, tidak ada pisang goreng, tidak ada angin, hanya suara jangkrik saja yang bersahutan. Dan bangku teras rumahku menjadi tempat yang paling menyenangkan bagiku malam ini. Sejauh mataku memandang, hanya gelap malam saja yang terlihat. Pekat sekali, karena cahaya bulan yang samar-samar saja terlihat.
Dinginnya malampun seakan enggan membelai kulitku, sehingga kubiarkan saja diriku tanpa terlindungi oleh sweater kesayanganku. Ada rasa kangen yang menyeruak di hatiku. Rasa kangen,
0 komentar

Mimpi Gila

(diplesetkan Mas Kuss - kawan supplier, menjadi .... mimpi menjadi gila ... hehehe)



Beberapa orang manusia yang hidup di permukaan bumi, mengaku mempunyai mimpi yang hebat, besar dan dahsyat, yang membuat mereka menjadi sukses seperti saat ini.

Mereka merangkai mimpi mereka, menjadikannya semangat untuk meraih tujuan yang hendak mereka capai, dan yang jelas mereka telah berani untuk "bermimpi".


By the way, on the way ...

Saat aku masih kecil aku juga memiliki mimpi,
0 komentar

Sister dan Istri Orang lain

Sister 1 : (Mama yang baik, bertanggung jawab, membesarkan anak sendiri, hidup bersama kedua orangtuanya, bekerja sebagai guru)

"Maxell, ayo sini. Mama ndak mau kalo Maxell nakal gitu. Mama panggilin polisi lho ya. Pak polisi ini lho Maxell nakal, ndak mau makan."

"Maxell, nakal yah. Selalu ndak nurut sama Mama, biar Mama telponin Papa nanti, biar dimarahi sama Papa. Lho berani sama Mama"

"Tuh kan, dengerin ada bunyi petasan. Kapok. Maxell ndak mau nurut, biar saja. Syukurin."

"Hayo. Sudah diem, ndak usah nangis. Salah sendiri jalan ndak hati-hati, syukurin Maxell kalo jatuh."

"Maxell, mama cubit ya.
0 komentar

Berjuang ....

Tanpa isak tangis yang keras dan hampir tanpa basa basi, anakku terlahir di dunia. Aku ingat, detik-detik dan menit-menit menjelang anakku merasakan dinginnya hawa udara Malang, setelah selama 8 bulan lebih sedikit dia "ndusel" dalam perut istriku.

Tanggal 3 April, malam hari, saat itu aku masih bertugas menjaga warnet M-Cafe di daerah Jalan Raung, tiba-tiba aku diberi kabar bahwa istriku akan melahirkan dan sudah masuk rumah sakit. Dalam kebingunganku, Mas Ayom, pimpinan warnet M-Cafe, dengan setengah memaksa memintaku untuk tidak berangkat ke rumah sakit sendirian, namun ditemani olehnya. Walah, tidak kebayang buat aku, seorang pimpinan mengantarkan anak buahnya saat itu.
0 komentar

Istriku tak seindah istri tetangga

(diambil dari peribahasa rumput tetangga lebih indah dari rumput di rumah sendiri)

Hidup bersama istriku, Aning, selama lebih dari 10 tahun, bukanlah hal yang mulus, lancar dan baik-baik saja.Aku masih ingat di awal-awal pernikahan kami, bumbu pernikahan yang sering orang katakan, yaitu pertengkaran adalah satu hal yang mudah terjadi. Mungkin hanya diawali dari hal-hal sepele, misalkan kata-kata dia yang tidak pernah lembut di telingaku, tidak ada mesra-mesranya, terdengar seperti seorang militer, kapan romantisnya ... itu pikiranku. Belum lagi soal masakan, fiuhhh .... boleh percaya dan harus percaya, (hehehehe...) dia mempunyai spesialisasi oseng-oseng dengan berbagai macam sayuran yang bisa diganti-ganti, namun bumbu dasar dan olahannya tetap sama dari hari ke hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, hingga tahun berubah pun ... selalu tetap sama.
0 komentar

Tulang rusuk yang dipertemukan kembali

Aku mengenalnya saat kami masih sama-sama beraktifitas di gereja. Aktifitas kepemudaan gerejalah yang akhirnya membuat kami selalu bersama, karena kami berada pada satu komisi yang sama, komisi pendanaan yang bertujuan mencari dana untuk setiap kegiatan pemuda gereja saat itu. Aktifitas yang ... jujur dalam hati aku tentang, karena banyak hal dan banyak alasan yang mungkin cukup aku sendiri yang mengetahui.

Kami selalu bersama, saat kami harus mengumpulkan barang-barang untuk kami jual, maupun saat kami harus menghitung jumlah uang yang harus kami bayar ke pihak supplier untuk seterusnya disetorkan ke kas pemuda. Sungguh satu kegiatan yang cukup melelahkan dan tidak satu peserpun dari hasil penjualan tersebut yang kami nikmati, karena kami yakin, kerja keras ini adalah untuk aktifitas pemuda gereja, meskipun pada akhirnya aku simpulkan sebagai satu kegiatan yang kurang maksimal dan hampir mendekati titik sia-sia. Namun kembali kami berpikir, tidak ada yang sia-sia untuk Tuhan. That's it.

0 komentar

Sang Arsitek Bangunan

Sebagai seorang designer, meskipun "asline" tidak bisa menggambar, tidak mengerti tentang kombinasi warna, tidak mempunyai darah seni, dll dll dll, saya selalu mencoba untuk mendesain apapun juga. Kegemaran saya mendesain brosur, iklan, spanduk, website, dll dll dll. Namun saya juga pernah "melihat" seorang teman melakukan desain rumah dan saat itu saya terlibat, walau hanya sedikit. Sebutlah nama teman saya itu Ir. Didik Budiono (saya masih menggunakan nama samaran ya). Dari dialah saya mulai belajar mendesain tampilan rumah, layout, potongan, dll dll dll dll dll.
Dan berbekal pengetahuan yang sedikit tersebut, mulailah saya memberanikan diri mendesain tampilan rumah kami.

Eng eng, dan mulailah saya "sok tahu".

0 komentar

Bersyukur menjadi Burung .....

Hari ini mendung masih menggelayut di atas kantorku dan hawa dingin menjadi salah satu kawan yang baik, yang setia menemani pagi.Sesaat setelah aku melakukan kewajibanku untuk absen, melintas seekor burung dengan warna bulu yang cukup menarik. Biru, warna favoritku. Menurut salah seorang penjaga, burung itu adalah jenis pemakan bangkai-bangkai hewan kecil atau mungkin serangga. Aku tidak tahu benar atau tidaknya, karena aku juga bukan ahli burung, meskipun aku .... hehehehe :)

Namun ada satu hal yang cukup menarik buatku, untuk bertanya lebih jauh. Kok ada burung sebagus itu,
0 komentar

(Biarlah) Hari-hariku menjadi Hari yang Penuh Kesedihan

"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

Saat aku merasa "bisa", aku tidak mengandalkan Tuhan.
Saat aku merasa "mampu", aku meninggalkan Tuhan.
Saat aku merasa "yakin", aku melupakan Tuhan.

 ***
Jam kehidupanku. Saat aku merasa bisa, mampu dan yakin.

05.00 : Tuhan, terima kasih karena aku boleh bangun pada hari ini. Bimbing aku untuk melalui hari ini dengan baik. Terima kasih Tuhan. Amin.
0 komentar

Kudaki gunung, kuturuni lagi dan kudaki lagi

Tuhan, bolehkah aku menuruni gunung yang terlalu terjal ini, yang telah aku pilih tanpa bertanya kepadaMu dan aku akan menuju gunung yang telah Tuhan tunjukkan bagiku, untuk aku daki. Aku akan menjalaninya lagi Tuhan, dari nol. Aku mau menerimanya."

Semasa SMA, aku aktif dalam kegiatan Pecinta Alam, yang selalu membawaku ke berbagai kegiatan yang berbau petualangan untuk menyusuri jalan-jalan setapak menuju suatu tempat, gunung, bukit maupun air terjun. Karena keaktifan dan mungkin pengalamankulah yang membuatku menjadi pemandu bagi beberapa orang teman di gereja untuk menyusuri jalan setapak menuju Bukti Panderman.
Dengan penuh keyakinan, aku memilih jalan yang terbuka dengan jelas di depan mata.
0 komentar

Surat Untuk Tuhan

Ya Tuhan, ingin aku bisa merasakan saat-saat dulu aku belum terbelenggu dalam mual, ketakutan, kepanikan, ketidakyakinan, kecemasan, kekuatiran, ketidakpercayaan, ketidaksabaran.

Ya Tuhan, aku teringat saat-saat itu semua, namun aku juga ingat bahwa saat itu aku dicap sombong. Dicap tidak mau bergaul, dicap “kakeyan cangkem”, dicap sebagai orang yang “easy going”, dicap sebagai orang  yang tidak mau memperhatikan orang lain, dicap sebagai orang yang tidak enak untuk diajak berteman.

Ya Tuhan, aku ingat saat SD aku bisa menjadi seorang pemimpin defile baris berbaris saat perlombaan PKS di Surabaya.
0 komentar

Surat Untuk Tuhan 1

Tuhan, terima kasih karena aku Engkau ciptakan. Karena Engkau pulalah, aku bisa menghirup udara segar pada 22 Juli, 32 tahun yang lalu. Maafkan aku Tuhan, karena aku tidak pandai mengucap syukur. Mohon, jangan sakit hati Tuhan, karena di bawah ini, akan banyak sekali komplain-komplainku, yang kadang bisa aku jawab, kadang aku mendapat jawaban dari orang lain dan masih banyak yang belum terjawab. Why ?

Tuhan, kenapa aku harus dikandung saat orang tuaku belum menikah ?
0 komentar

Aku Ingin Mengakhiri Hidupku

 Hari itu, pagi-pagi benar aku mendapat kabar bahwa mobil yang biasa aku "nunutin" tidak berangkat menuju kota Blitar. Ok, ndak masalah pikirku, aku akan berjalan dari Sukun ke Pakisaji, seperti yang pernah aku lakukan sebelumnya. Pagi itu sangat dingin, cuaca cukup cerah. Aku mengenakan jaketku karena hawa dingin yang kurasakan. Sambil membawa tas ransel merah berisi helm ... yah selalu berisi helm dan jas hujan, agar aku bisa "nunut" waktu pulang ... aku berjalan menyusuri jalanan. Tiba di depan Pabrik Gula Kebon Agung, aku mulai merasakan ada sesuatu yang aneh dalam diriku. Tiba-tiba aku merasa sesak, aku merasa tidak sabar ingin segera sampai, lalu aku merasa jantungku mulai berdetak kencang, dan munculah satu rasa yang selama ini aku takuti, mual. Rasa mual itu kembali menyerangku. Aku mulai panik,
0 komentar

Mual-ku

Kejadian ini awalnya aku alami saat kelas 6 SD. Hari itu, aku "dipaksa" oleh Papa untuk mengikuti kursus berenang di Stadion Gajayana Malang. Aku merasakan mual dan perasaan-perasaan yang tidak menentu, saat aku mulai melihat air. Air yang begitu banyak, di tempat yang sangat luas dan dalam, bagiku.

Dalam keputusaaanku, aku mulai berontak dan tidak mau mengikuti les. Dengan penuh kemarahan, Papa mengajakku untuk segera pulang menaiki motornya, Honda C70. Aku sangat merasakan kemarahan beliau. Hingga saat duduk di atas sepeda motorpun aku tidak diberi tempat yang nyaman. Papaku mengendari sepeda motor dengan kencang, adikku duduk di tengah, sedangkan aku berpegangan dengan ketakutan, sebab aku duduk di ujung sadel bagian belakang.
0 komentar

Namaku Michele, Aku Anak Pungut

Anak pungut, demikian orang-orang mengenaliku. Aku ceritakan sedikit tentang kehidupanku. Aku diambil oleh seorang keluarga kecil, yang hanya memiliki 1 orang anak, Daniel namanya. Sehari-harinya Daniel bersekolah di sekolah dasar yang tidak terlalu jauh jaraknya dari rumah. Setiap pagi Sang Mama, dengan penuh cinta selalu membangunkan Daniel dari tidur nyenyaknya semalam. Dengan senyum dan kasih Mama Daniel membangunkannya untuk segera mandi dan memakan sarapannya. Apapun makanan hari itu yang mereka miliki, mereka nikmati dengan penuh syukur, meskipun terkadang tak ada satupun yang bisa mereka nikmati untuk sarapan. Tak ada guratan kesedihan,
 
;