Tuhan, bolehkah aku menuruni gunung yang terlalu terjal ini, yang telah aku pilih tanpa bertanya kepadaMu dan aku akan menuju gunung yang telah Tuhan tunjukkan bagiku, untuk aku daki. Aku akan menjalaninya lagi Tuhan, dari nol. Aku mau menerimanya."
Semasa SMA, aku aktif dalam kegiatan Pecinta Alam, yang selalu membawaku ke berbagai kegiatan yang berbau petualangan untuk menyusuri jalan-jalan setapak menuju suatu tempat, gunung, bukit maupun air terjun. Karena keaktifan dan mungkin pengalamankulah yang membuatku menjadi pemandu bagi beberapa orang teman di gereja untuk menyusuri jalan setapak menuju Bukti Panderman.
Dengan penuh keyakinan, aku memilih jalan yang terbuka dengan jelas di depan mata.
Sekitar setengah jam, aku mulai merasa ada yang aneh, karena jalan yang aku lalui ini mulai terasa berputar. Berputar lebih jauh dan tidak menuju ke arah puncak Bukit Panderman. Dalam kepanikan, aku memutuskan untuk berputar kembali. Dan benar, aku telah memilih persimpangan jalan yang salah.
Setengah jam lebih kami telah lelah berjalan, namun karena keyakinan pulalah, akhirnya kami berputar kembali dan memilih jalan yang benar.
Dalam hidup ini, telah lebih dari dari 14 tahun aku berjalan mendaki gunung yang salah. Waktu yang sangat panjang, bagiku untuk berjalan dalam keruwetan, ke-"mbuletan", bahkan terkadang aku berjalan di tempat. Bukan waktu yang pendek, saat aku menyadari jalanku salah. Jalan yang aku lalui adalah jalan pilihanku, namun bukan jalan pilihan Tuhan.
Saat Tuhan sudah menunjukkan jalanNya bagiku, aku malah berlari karena merasa tidak sanggup untuk melaluinya. Terasa begitu berat saat aku melihatnya, bahkan aku belum menjalaninya selangkahpun, namun sudah terasa begitu berat.
Kutinggalkan pelayananku, karena kekecewaanku kepada manusia, yang aku jumpai di kanan kiri jalan yang ditunjukkan Tuhan bagiku. Inilah yang menyebabkan aku berlari dari jalan Tuhan.
Saat ini, saat aku menyadari jalanku salah, aku harus berputar kembali untuk menuju jalan yang benar. Jalan yang ditunjukkan Tuhan.
Dalam segala keraguanku (krn perjalanan 14 tahunku), dalam segala penyerahan diriku, dalam segala putus asaku, dalam segala sukacitaku, semuanya bercampur aduk, dan aku memutuskan untuk memulai perjalanan dari awal, untuk mendaki gunung melalui jalan Tuhan.
***
Jika saat ini Anda telah ditunjukkan jalan oleh Tuhan, telah dipilih oleh Tuhan menjadi pelayan Tuhan atau apapun untuk melaksanakan rencana besar Tuhan, jangan sekali-kali undur dan goyah karena manusia lain yang senantiasa ada di kanan kirimu. Tetaplah maju. Sebab pengalamanku berputar-putar dan berjalan di tempat adalah pembelajaran yang baik, dan aku berharap, Anda tidak melakukan 14 tahun yang sia-sia dalam hidup Anda, seperti aku.
Aku tidak tahu, harus berapa lama lagi aku berjalan, namun kini aku tahu, tiap langkahku kutahu Tuhan yang pimpin (seperti lagu rohani, yg aku lupa judulnya .. mungkin Tiap Langkahku).
Aku terima dan aku belajar untuk lebih menerima lagi setiap proses yang harus aku jalani. Dan aku berharap, ada sesuatu yang bisa aku bagikan untuk setiap orang yang seperti aku, akan seperti aku, atau bahkan lebih parah daripada aku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.