Sabtu, 29 Oktober 2011 0 komentar

Letter from My Wife















Tidak banyak kata yang disampaikan
Tidak banyak kalimat yang dirangkaikan

Namun ... dari hati yang paling dalam ... i just know it.
Thank you Ma. I do love you.
Kamis, 27 Oktober 2011 0 komentar

Itu adalah Anugerah

Pergumulanku dalam memerangi "penyakit"ku belumlah berakhir. Kadang terasa amat sangat berat lawanku hari ini, namun kadang aku merasa yakin telah menang "WO" atasnya. Dan banyak pula di antara waktu-waktu tersebut aku tidak mempunyai keyakinan, bahwa aku bisa mempencundangi lawanku hari ini dan ingin rasanya segera lari lalu meloncat dari ring pertandingan tanpa sempat mempertontonkan jurus ular, jurus monyet, jurus semut, jurus kutu dan jurus-jurus lainnya yang telah aku pelajari sebelumnya. Kalah WO rasanya lebih enak untukku, sehingga aku bisa kembali duduk dan bersembunyi dalam kengerian serta ketakutan.

Dan dalam segala hari-hari yang aku lalui tersebut, aku menemukan satu kata, yakni "Anugerah". Aku tak tahu, mana yang benar, "anugrah" atau "anugerah, yang pasti "si anu" aku libatkan dalam hal ini. Di dalam penemuanku, aku tidak bisa menjelaskan secara detil apa artinya. Mungkin karena aku malas untuk menghidupkan internet dan mencari artiannya di kamus online Indonesia, namun aku berusaha untuk menggamblangkannya menurut pengalamanku dan pengertian yang aku peroleh secara tidak langsung.


Jumat, 21 Oktober 2011 0 komentar

Bagimu imanmu, bagiku imanku.

Cukup lama aku menunda untuk menulis ide tentang iman, bukan karena malas, namun lebih banyak karena pekerjaan-pekerjaan yang minta untuk didahulukan. Tetapi dorongan untuk menuliskan ide lama ini terus menerus mencuat, hingga pagi ini, 18 Oktober 2011 aku mulai menuliskannya. Dengan diiringi lagu-lagu dari Jeffry S Tjandra, aku mulai menuliskannya. Aku mulai yah :)

Dalam benakku, terlintas pertanyaan yang mungkin saya tidak yakin jawabannya, mungkin saya butuh jawaban dari pembaca, mungkin juga tidak akan pernah terjawab sampai kita "game over" (meminjam istilah kawanku Diana VR).
Pertanyaannya adalah ; "Iman, apakah anugerah atau pilihan manusia ?" pertanyaan tersebut kemudian berlanjut menjadi "Apabila iman adalah anugerah, apakah yang dapat diperbuat oleh manusia ? Menunggu ?", dan "Apabila iman itu adalah pilihan, salahkah aku bila memilih sesuatu berdasarkan garis batas imanku saat itu ? Berdasarkan pemikiranku ? Berdasarkan hati nuraniku ?". Lalu akan semakin berlanjut menjadi "Bila iman itu adalah anugerah atau adalah pilihan, bagaimana mungkin manusia saling mengukur iman manusia yang lain ? Dan menetapkan bahwa mereka itu beriman atau tidak beriman ?".

1 komentar

Aku punya pena dengan tinta putih

Hubungan komunikasi antar manusia tidak bisa dipungkiri, meskipun kecil kapasitasnya, pasti akan melibatkan "emosi". Emosi-emosi tersebut terbentuk saat kita mulai melakukan percakapan, gerakan tubuh, bahkan saat kita hanya sedang berpandangan mata, tanpa melakukan aktifitas lainnya.
Contoh 1 :
Si A berkenalan dengan si B melalui si C yang lebih dahulu mengenal mereka berdua. Ini merupakan contoh komunikasi melalui percakapan, yang biasa kita lakukan sehari-hari.

Contoh 2 :
Si A melambaikan tangan kepada si B yang baru saja turun dari kereta api. Maksudnya, si A memberitahu si B tentang keberadaannya dan meminta si B untuk datang kepadanya.
Hal ini juga merupakan contoh sederhana komunikasi melalui gerakan tubuh.

Contoh 3 :
saat sedang menaiki sepeda motor dengan kecepatan tinggi, si A berpapasan dengan si B yang sedang memelototinya dari pinggir jalan, karena merasa terganggu. Merasa tidak enak, si A menghentikan laju kendaraannya, lalu turun dari kendaraan bermotornya dan serta merta menempeleng si B.
Kamis, 20 Oktober 2011 0 komentar

Dongeng hidup - 1

Kadang aku heran dan lebih banyak tidak dapat menerima, mengapa kisah hidupku berjalan seperti saat ini. Saat-saat dimana aku merasa tidak bisa hidup normal seperti orang pada umumnya. Kadangkala aku bisa merasa cukup banyak alasan untuk bersukacita, misal karena anggota badanku yang lengkap, karena anak dan istriku, karena pekerjaanku, karena hal-hal yang bisa aku pikirkan. Namun banyak kala, aku tidak bisa bersukacita dan terkurung dalam penjara kesedihan yang cukup dalam, saat aku melihat orang lain bisa melakukan hal-hal kecil yang tidak bisa aku lakukan dan hal-hal itu adalah benar-benar hal yang kecil.


Kemarin saat aku sedang dalam perjalan pulang dari tempatku bekerja, sekilas terbayang hal-hal menyedihkan dan menyakitkan yang dilakukan orang tuaku kepadaku.
Selasa, 11 Oktober 2011 0 komentar

It's my life (not your life)

Aku hanyalah satu dari ratusan ribu bahkan mungkin jutaan atau ratusan juta penggemar grup musik Bon Jovi. Salah satu lagunya menggelitik sedikit tentang sesuatu yang disebut hidup. Secara lugas, dia mengatakan "ini adalah hidupku, sekarang atau tidak sama sekali, karena aku tidak akan hidup selamanya". Salah seorang motivator yang aku pernah ikuti seminarnya pernah berkata "Success is my right", sukses adalah hakku, hidup adalah hakku, apa yang akan aku lakukan di dalam hidup ini adalah hakku.


Beberapa waktu yang lalu, aku pernah berbicara dengan seorang adik sepupu,
Jumat, 07 Oktober 2011 0 komentar

Grejaku bukan Gerejamu ... Grejaku sayang, grejaku malang

Apa yang kutulis ini adalah sesuatu yang aku alami, bukan merupakan penilaian semata, bukan pula rekaan dan rekayasa. Aku tidak menuliskannya untuk membandingkan dengan gereja lain, namun secara tidak langsung, siapapun yang membaca akan mempunyai gambaran pembanding, baik karena pengalaman sendiri, maupun pengalaman orang lain.
Aku menulis ini bukan sebagai luapan emosiku, namun lebih kepada jeritan pikiranku yang merasa kurang pas dengan semua yang aku alami, di Grejaku. Jadi sori yah kalau ada kata-kata yang pedas, tapi bukankah yang pedas itu yang bikin pengen lagi. Hehehe :)

Pengalaman pertamaku bersekolah Minggu,
0 komentar

Guru

Guru adalah sosok pertama di luar keluarga yang cukup aku takuti di awal pertemuan. Bukan karena wajahnya yang "sangar", namun lebih kepada berbedanya harapanku akan sosok seorang guru yang ramah, yang mendamaikan, yang mau dan bisa mengerti aku. Mungkin lebih daripada keluargaku sendiri.

Taman Kanak Kanak menjadi tempat pertamaku bertemu dengan seorang guru. Aku tidak menyimpan banyak kenangan manis di TK, atau bahkan aku tidak mempunyai kenangan manis. Hal yang menggelikan adalah saat orang tuaku dipanggil, yang akhirnya diwakili oleh adik Papa, gara-gara aku berkata "grombyangan ae yo",
 
;