Selasa, 11 Oktober 2011

It's my life (not your life)

Aku hanyalah satu dari ratusan ribu bahkan mungkin jutaan atau ratusan juta penggemar grup musik Bon Jovi. Salah satu lagunya menggelitik sedikit tentang sesuatu yang disebut hidup. Secara lugas, dia mengatakan "ini adalah hidupku, sekarang atau tidak sama sekali, karena aku tidak akan hidup selamanya". Salah seorang motivator yang aku pernah ikuti seminarnya pernah berkata "Success is my right", sukses adalah hakku, hidup adalah hakku, apa yang akan aku lakukan di dalam hidup ini adalah hakku.


Beberapa waktu yang lalu, aku pernah berbicara dengan seorang adik sepupu,
yang kuanggap seperti adik sendiri, bahkan setelah kupikir-pikir malahan lebih daripada adikku sendiri, karena dengan adikku sendiri aku tidak pernah berbicara seperti itu. Kami membicarakan tentang apa yang ia ingin lakukan dalam hidupnya, penuh semangat dia bercerita. Namun dibalik semangatnya bercerita itu, aku menangkap setitik api kekecewaan, api pemberontakan, api kemarahan yang pernah aku "prediksikan" sebelumnya dengan istriku. Api itu begitu kecil, namun rasa panasnya bisa aku rasakan. Karena aku pernah dan masih memiliki api tersebut, bahkan hingga saat ini aku masih berusaha untuk mengendalikannya.

Aku bukan dukun yang bisa melihat kehidupan dia di masa mendatang, aku bukan ahli ramal yang bisa memprediksi kehidupannya di masa depan, aku juga bukan ahli nujum yang akan memberitahukan hal-hal yang belum terjadi, apalagi nabi ... bukan, aku bukan itu semua. Aku hanyalah seorang yang pernah mengalami semua hal yang pernah dan masih ia alami. Minimal beberapa persen apa yang dia alami, aku sudah pernah alami, meskipun dengan jalan yang berbeda, namun memiliki garis yang sama.
Orang tua kami sama, sama dalam hal pendidikan, sama dalam hal nilai dan prinsip yang selalu dipegang dengan erat dan secara tidak sadar mereka mengaplikasikanya dengan cara yang sama.
Contoh, dia berkata bahwa orang tuanya pernah berkata merasa gagal dalam membesarkan dia, tidak seperti keluarga kakaknya, yang terlihat baik dan sukses. Hal ini juga pernah dilontarkan oleh orang tuaku. Aku tandai sebagai mental blocking "merasa bersalah". Hal ini tertanam sebagai program yang otomatis aku jalankan dalam hidupku saat ini, selalu merasa bersalah. Selalu merasa menjadi penyebab kegagalan, tidak pernah merasa sukses, tidak pernah merasa berhasil, tidak pernah punya rasa bangga, bahkan dalam kecil sekalipun.
Aku beri bocoran rahasia sedikit, keluarga yang dianggap sukses dan berhasil oleh orang tuanya juga mengalami carut marut, yah, aku berani mengatakannya seperti itu, karena aku juga pernah mendengar dari mulut mereka sendiri, tentang hal-hal yang mereka alami. Jadi, mengapa orang tua adikku bisa berkata begitu ? Nilai yang berani aku simpulkan berdasarkan pengalamanku adalah mereka masing-masing selalu melihat nilai kesuksesan dan keberhasilan orang, bahkan itu dianggap sebagai standart yang mutlak. Sehingga mata mereka tidak pernah melihat, bahwa mereka pun bisa memiliki kesuksesan dan keberhasil, bahkan sebenarnya mereka telah mengalami serta merasakan kesuksesan dan keberhasilan tersebut, hanya mata mereka saja yang tidak pernah melihat ke dalam dan hati mereka yang tidak pernah bangga dengan diri sendiri, atau mungkin sebagai topeng agar tidak dianggap sombong oleh orang lain atau oleh saudara-saudaranya yang lain. Jadi pura-pura gagalllll terusss .. heheheh :)

Aku tidak tahu, bagaimana Eyang Eyangku mendidik anak-anaknya, namun rasanya aku sudah mulai memahami bila aku melihat hasil didikan anak-anak mereka. Dan aku tidak sedang menghina didikan eyang eyangku, wong buktinya anak-anaknya banyak yang sukses.
Jujur aku marah, aku kecewa, mengapa orang tua - orang tua kami tidak seperti orang tua yang lain .... eng ing eng ... wowww, akupun juga melihat kesuksesan dan keberhasilan orang lain ??? Apakah ini adalah program otomatis yang tertanam di otak kami ? O eM Ge.

Kembali ke pembicaraan kami.

Aku juga memiliki kesimpulan, bahwa orang tua kami, jarang atau bahkan hampir tidak pernah mengatakan "Anakku, aku menyayangimu dan mengasihimu. Aku bangga dengan apapun yang kau lakukan. Percayalah kau akan jadi yang terbaik dalam hidupmu, jauh lebih baik dari kami orang tuamu. Dan yakinlah apapun yang terjadi nanti, kami tetap akan menerimamu, karena kau adalah anak yang kami cintai. Jadi berjuanglah, raihlah apa yang ingin kamu raih. Bermimpilah yang besar, agar kau bisa menjadi besar".
Wuihhhh, klise banget yah ? Sinetron banget yang ? Hehehehe.
Jika kami berdua tidak bisa mengalami hal itu karena mungkin orang tua kami tidak terbiasa melakukannya, sebab mereka merasa dengan apa yang telah mereka lakukan (kerja keras, mengajar dengan keras, mendidik dengan kekerasan) itu sudah lebih dari kata-kata, .... maka aku mengajak para orang tua baru, para orang tua yang mau membuka diri, para orang tua yang menghendaki anaknya untuk berhasil dalam hidupnya, tolong .... katakan betapa anda sangat mencintai anak-anak anda, bahwa anda sangat mendukung kegiatan positif mereka, bahwa anda sangat bangga dengan sekecil-kecilnya prestasi mereka, bahwa anda merasa menjadi orang tua yang paling beruntung karena memiliki anak-anak seperti mereka. Dan lakukan itu dengan hati. Hei hei hei ... itu anak anda sendiri lho :)

Setelah aku menjadi orang tua, aku baru menyadari hal-hal itu semua. Dan yang membuat aku merasa bersalah (auto program mode : selalu merasa bersalah : ON) dan merasa gagal adalah semuanya terasa terlambat untuk bisa aku lakukan dalam diri anakku. Aku selalu mengingat bagaimana aku memperlakukannya seperti aku diperlakukan oleh orang tuaku, bahkan saat aku menyadari bahwa aku membenci hal itu. Aku benci bila orang tuaku tidak "ngreken" aku, eh ternyata aku juga melakukannya pada anakku. Aku benci bila orang tuaku menghukumku dengan tidak diajak berbicara, ealah ternyata aku juga melakukannya kepada anakku. Aku benci bila aku dipermalukan di depan teman-temanku, walah teryata aku juga melakukannya kepada anakku. Dan setelah aku mengetahuinya, saat ini, semua terasa telah terlambat untuk aku memperbaikinya. Namun, percayalah, belum terlambat untuk melakukannya, masih ada kuasa yang lebih dahsyat, yaitu kuasa Tuhan kita yang akan membereskan semua kesalahan-kesalahan yang kita lakukan pada anak kita. Kita hanya perlu mengakui bahwa kita telah salah memperlakukan anak-anak kita, dan kita membuka diri untuk meminta maaf kepada mereka, serta mulai memperbaiki diri untuk kembali memperlakukan mereka menjadi anak-anak kebanggaan kita. Anda pasti bisa.

Pandanglah mereka sebagai anak-anak yang manis. Anak-anak yang telah berusaha dan berjuang untuk dapat hidup di dunia ini. Bila mereka tidak sesuai dengan harapan dan angan-angan kita, percayalah saat itu mereka telah mempunyai harapan dan angan-angan yang lebih baik dari "kepunyaan" kita. Mereka berjuang untuk belajar, sama dengan kita dulu, namun mungkin saat ini dengan cara yang berbeda, cara yang tidak kita yakini keberhasilannya. Karena secara tidak sadar orang tua kita merasa bahwa mereka telah sukses dengan cara didik yang mereka pernah alami dari orangtua-orangtua mereka dahulu, dahulu sekali dan berasumsi bahwa mereka pun harus mendidik anak-anaknya dengan cara yang pernah mereka terima agar mereka sukses. Saranku, aku tidak mengatakan didikan orang tua anda adalah didikan gagal, lha wong buktinya anda semua sukses dan berhasil, namun aku tawarkan agar anda menjadi lebih fleksible dengan didikan tersebut. Sesuaikan dengan apa yang sedang mereka alami, sesuaikan dengan cara berpikir mereka. Bukankah mereka juga mempunyai peluang untuk menjadi lebih sukses dan lebih berhasil daripada anda semua ? Benar tidak ?(kata A'a Gym).

So, be wise. Menjadi bijak bukan berarti suara kita harus didengar, namun menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak kita. Anak-anak andalah yang akan merawat anda kelak saat usia senja, tua dan renta hinggap di kulit. Be flexible, bukankah anda juga pernah menjadi anak-anak ? bukankah anda juga ingin dihargai, ingin dicintai dan ingin merasa aman untuk dekat orang tua ? Anak anda juga pasti ingin merasakan hal itu. Be nice, anak anda akan amat sangat mencintai dan menghargai anda, saat anda sendiri melakukannya, tidak hanya dengan perbuatan, tapi juga dengan kata-kata yang baik.
Be creative, anak-anak anda mempunyai peluang untuk menjadi lebih sukses dan lebih berhasil daripada anda. Mungkin anda saat ini memiliki jabatan dan pekerjaan yang mengagumkan, sebagai Manajer, sebagai Assisten Direktur, atau apapun yang dipandang dunia ini "wah" dan "wow", namun bagaimana jika anak anda suatu saat nanti akan menjadi pemilik dari usaha-usaha yang terkenal di dunia. Atau andaikan dia "hanya" menjadi tukang sapu, namun memiliki omzet miliaran rupiah ? Apakah anda tidak akan bangga kepadanya ? Apakah anda akan menghalanginya dengan didikan anda yang "hanya" akan menjadikannya sebagai Manajer, sebagai Assiten Direktur seperti anda ? Dengan kreatifitas anda untuk mencari, bibit dan potensi yang dimiliki anak anda, aku yakin, itu akan menjadi pupuk yang bagus bagi tanaman dengan potensi bagus, sejelek apapun tanaman itu, pasti akan tumbuh dengan bagus. Bagusssss :)
Be friends, jadilah orang tua yang juga teman bagi anak-anak anda. Temani mereka dalam melakukan hal-hal yang baru untuk mereka. Temani mereka untuk melakukan hal-hal gila dalam hidup mereka. Sisi positif bagi anak anda, mereka akan senang karena memiliki orang tua yang "gaul" dan bagi anda, semangat muda akan betah untuk tinggal berlama-lama di usia tua anda. Petualangan-petualangan baru bersama anda akan menjadi cerita tersendiri bagi mereka, kelak.

And one more, be crazy.
Semua orang senang untuk bisa melakukan hal-hal yang dianggap aneh dan gila, namun terbukti akan ditiru orang lain bila berhasil. Lakukan bersama anak anda. Jadilah gila untuk melakukan semua hal, anggap hari ini adalah hari terakhir dalam hidup anda. Have fun yah :) Apakah menjadi masalah, bila anda membiarkan anak-anak anda mengecat kamarnya sendiri dengan warna kesukaannya ? Apakah penting untuk harus menyuruh mereka bangun pagi dan bekerja membantu anda bahkan di saat libur sekolah mereka ? Apakah penting setiap hari belajar keras untuk mencapai nilai 100, bahkan di saat anak anda belajar santai namun bisa meraih nilai 98 ? Apakah sesuai waktu yang anda buang untuk perusahaan anda, dan sama sekali tidak anda lakukan untuk anak anda ? Lakukan hal-hal gila yang belum pernah dilakukan orang di lingkungan anda, di keluarga anda, di tempat anda bisa bergosip. Hehehe :)

Anda pasti bisa.



*****

Untuk anak-anak. Bila kamu merasa seperti aku dan adikku, cepat-cepatlah lakukan strategi yang akan aku tulis di lain waktu. Maaf, bukan untuk saat ini. Tapi percayalah, orang tuamu ... juga manusia biasa yang kadang menjadi lebih seperti anak-anak daripada kamu. Aneh ? tidak, silahkan kamu amati deh. Dan jangan lupa, tetap hormati orang tuamu, bukan untuk mengejar target agar umurmu panjang di dunia ini, namun karena mereka adalah orang tua kamu. Hormati mereka, bukan takuti mereka. Hormati mereka, bukan hanya tunduk kepada perintah mereka. Hormati mereka, bukan yang lain :) dan lakukan itu dengan hatimu, bukan dengan norma atau nilai yang hidup di sekeliling kita.
Go go go. Kamu pasti bisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;