Tidak ingin kumelihat air mata menetes lagi membasahi wajahmu
Tidak ingin kumelihat kesedihan terlukis di kedua matamu
Tidak ingin kumelihat kegundahan menghiasi hidupmu
Tidak ingin kumelihat rasa bersalah menghantuimu

Ning,
Aku tidak memiliki sapu tangan untuk menghapus air matamu,
tapi aku punya dua tangan untuk menampungnya.
Ma,
Aku tidak tahu bagaimana menghapus lukisan kesedihan di matamu,
namun aku punya senyum yang paling manis agar sirna kesedihanmu.
Istriku,
Aku tidak bisa membuang kegundahan yang menghiasi hidupmu,
tetapi aku punya seribu tanaman cinta yang bisa mempercantik hidupmu.
Wastafelku,
Aku tidak mungkin bisa menyingkirkan rasa bersalah yang menghantuimu,
hanya saja aku yakin bisa menemanimu dalam segala kedukaanmu.
Karena aku mencintaimu.
Karena aku mengasihimu.
Karena hanya mama yang bisa mengerti aku.
Karena telah lama berdua merangkai kata 'tuk cerita cinta kita.
Ma,
yakinlah .... agar aku bertambah yakin,
percayalah .... agar aku makin percaya,
pada cerita cinta kita.
Tidak setiap hari panas mentari menyentuh kulit kita,
tidak setiap hari pula hujan membasahi kulit kita,
namun setiap hari, kita akan menambah kata-kata cinta dalam cerita kita ... berdua.
***
Aku tidak bisa membuat kata-kata indah, karena aku bukan pujangga
Aku tidak bisa menyusun kalimat-kalimat manis, karena aku bukan orang yang romantis
Namun aku akan menyediakan diriku, untuk apapun, bagaimanapun, kapanpun, Mama inginkan aku.
Aku mencintaimu ... non, ning, ma,istriku, wastafelku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.