Aku bosan dengan kebohongan, aku tidak butuh dibohongi, aku hanya ingin ketulusan dan kejujuran
Aku bosan dengan kata-kata manis, aku tidak butuh pujian, aku hanya ingin kejujuran dalam kesederhanaan
Aku bosan dipermainkan, aku tidak butuh guyon kebablasan, aku hanya ingin sukacita tulus
Aku bosan dengan kata-kata kotor, aku tidak butuh kata-kata bersih juga, aku hanya ingin kata-kataku di dengar
Aku bosan dengan diriku, aku tidak butuh otak kotorku, aku hanya ingin mengasihi dengan tulus
Aku hanya butuh kejujuran dalam setiap gerakan tubuh, dalam setiap kata, dalam setiap pikiran
Aku hanya butuh berbicara dengan baik, berbicara antara manusia dengan manusia, bukan berbicara sendiri ataupun kotbah membosankan
Aku hanya butuh kasih sayang yang tulus, tanpa penghakiman, tanpa motivasi tersembunyi, tanpa celaan, tanpa kebohongan.
Aku hanya butuh mendengar kata-kata yang mendamaikan hati, tanpa mengorbankan telinga untuk mendapatkan kegembiraan
Aku hanya butuh diriku, apa adanya aku
Timbul pertanyaan : benarkah aku seperti ini ?
Aku bosan dengan gereja yang hanya mengurusi administrasi, aku tidak butuh formalitas, aku hanya ingin melihat kasih yang tulus
Aku bosan dengan gereja yang hanya bingung dengan perpuluhan, persembahan dan semua urusan keuangan untuk pendeta serta lain-lain, aku tidak butuh pendeta atau majelis atau apapun, aku hanya ingin orang yang penuh kasih dan tulus untuk mengajar aku
Aku bosan mendengar penghakiman manusia atas manusia, gereja atas gereja, pendeta atas pendeta, aku tidak butuh mendengar itu, aku hanya ingin mendengar Firman Tuhan meluncur dari mulut mereka
Aku bosan mendengar doa yang manis, tertata dan bertele-tele, aku tidak butuh doa yang keren untuk didengar manusia, aku hanya ingin doa pendek yang didengar oleh Tuhan Yesus
Kenapa kamu bingung dengan segala macam tetek bengek administrasi gereja ? Apakah gereja hanya mengurusi tetek bengek administrasi dan tulisan-tulisan di atas kertas belaka ? Apakah gereja sibuk menghitung jumlah warganya ? Apakah gereja ingin memperkirakan berapa uang yang bisa di dapat dari persembahan warganya untuk dan atas nama pelayanan ?
Kenapa kamu hanya bingung dengan urusan tatanan gereja yang harus dilakukan semua wargamu ? Kenapa kamu hanya bingung dengan tampilan oang-orangmu yang akan datang ke gereja, apakah mereka memakai pakaian yang pantas, apakah mereka dandan dengan pas ? Kenapa kamu bingung dengan cara setiap manusia meng-ekspresikan keinginannya untuk dekat dengan Tuhan ?
Kenapa kamu tidak bingung kepada kedamaian orang-orang yang ada dalam gerejamu ? Tidakkah kamu tahu bahwa mereka, aku, butuh lebih dari itu semua ? Bahwa mereka, aku, butuh disapa tanpa penghakiman manusia. Bahwa mereka, aku, butuh lebih dari sekadar administrasi, butuh lebih dari sekadar tiap hari Minggu ke gereja, butuh lebih dari itu semua. Sadarkah kamu !
Aku hanya butuh gereja yang menenangkan jiwaku, gereja yang menjadi jembatan bagiku untuk mendengar dan mengerti Firman Tuhan via Alkitab, gereja yang mau menerimaku dalam keadaan lusuh, tak berpakaian yang pantas, bercelana jeans, bersandal dan bukan bersepatu.
Aku hanya butuh gereja yang di dalamnya ada manusia yang bersepakat untuk melayani Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan sebagai kehendak Tuhan, bukan sebagai terjemahan belaka dari otak manusia.
Aku hanya butuh gereja yang "gak kakeyan pikir", just do it. Pelayanan, sebagai bentuk warisan kasih yang ditinggalkan Tuhan Yesus.
Aku hanya butuh gereja yang peduli pada kaum kecil, kaum bersandal jepit, kaum bau keringet, kaum dandan seenak udelnya, kaum yang ingin disapa dengan konsisten, bukan sak sempat'e.
Timbul pertanyaan : adakah gereja semacam itu, di Malang, di Jawa Timur, di Pulau Jawa, di Indonesia, di Bumi.
****
Maaf ... aku cuma,
Bosan dengan sekelilingku yang penuh kehebatan dibalik kehancuran keluarga kecil, punya pangkat serta jabatan tinggi penutup perut tambun, punya seribu kata-kata manis penutup kebencian, punya ketulusan dengan perhitungan, punya tuntunan baik untuk memaksakan kehendak, punya air mata yang menjadi kaca pembesar kemunafikan, punya otak pintar namun melompong isinya, punya kehormatan tinggi tapi degil hati.
Jenuh dengan semua ini.
Aku bosan dengan aturan yang tidak jelas, aku tidak butuh diatur, aku hanya ingin kebersamaan dan kesepakatan yang sama-sama enak
Kenapa tidak kita bikin hidup ini enak menurut enaknya kita tanpa mengganggu keenakan orang lain ?
Adakah kamu merasakannya ? Adakah kamu bisa merasakan apakah orang terdekatmu merasakannya ? Ataukah kamu sama dengan orang-orang dekat di sekelilingku ?
Maukah kamu membuka dirimu untuk menerima sesuatu yang baik, yang banyak bertebaran di luar sana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.