Selasa, 15 November 2011

Life is about judi

Ingatanku kembali beberapa tahun silam. Saat itu aku bersama istriku sedang melihat acara kuis di TV yang cukup terkenal, karena menawarkan hadiah hingga 1 milyar, Who Wants To Be A Millionaire. Acara yang dipandu oleh Tantowi Yahya, saat itu menghadirkan seorang peserta baru. Aku lupa namanya, namun dia adalah orang Cina.
Yang membuatku kagum saat itu adalah kepintaran dia dalam menjawab semua pertanyaan, hingga dia harus berhenti di level uang 500 juta, setelah dia diberi pertimbangan oleh orang tuanya untuk berhenti. Dan di akhir keputusannya tersebut, dia diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan terakhir yang bernilai 1 milyar, tanpa memperoleh hadiah jika jawabannya benar. Dan di luar dugaan, jawabannya benar. Tanpa menunjukkan raut muka penyesalan, dia menyalami Tantowi Yahya untuk kembali ke tempat duduknya sebagai penonton.

Mungkin bagi Anda yang tidak melihat acara tersebut, akan mempunyai banyak pendapat berbeda-beda. Mungkin :
1. Ah, dia memang orang pintar, makanya bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar.
2. Wah, orang itu beruntung sekali ya
3. Sayang, kurang 1 pertanyaan lagi dia tidak mau menjawabnya. Harusnya dapat 1 M tuh.
dan masih banyak lagi pendapat-pendapat Anda yang tidak bisa saya tampung semuanya disini.

Namun saya ingin membuka satu cerita yang mungkin tidak Anda tangkap dari cerita saya sebelumnya. Si orang Cina ini, mempunyai anggapan :
1. Dia datang tidak membawa apa-apa, andai dia kalah, toh tidak rugi apa-apa
2. Dia meyakini pendapat orang tuanya
3. Dia tidak menyesali keputusannya untuk berhenti
4. Dia berani mempertaruhkan uang yang telah diperoleh di setiap titik aman, untuk memperoleh kesempatan mendapatkan hasil yang lebih besar dengan tetap mengacu pada anggapan dia di No. 1.

Berjudi bukanlah hal yang baik, bila itu dilakukan untuk mencari uang dengan cara mudah dan malas. Namun berjudi untuk hidup yang lebih baik, bukanlah sesuatu yang buruk untuk dilakukan. Kemungkinannya sama, kita bisa meningkat lebih baik, atau kita akan kembali kepada kehidupan lama kita. Paling buruk, kita akan mempunyai kehidupan yang jauh lebih susah dari sebelum kita mempertaruhkan hidup kita di arena judi. Namun dalam judi, kita mempunyai gairah untuk mencoba sesuatu yang baru. Dalam judi kita mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik. Dan dalam judi, kita bisa mengetahui lebih banyak hal daripada kita berdiam diri saja. Sekali lagi berjudi dalam hal hidup, bukan sekadar materi.

Beberapa pelajaran hidupku, banyak aku peroleh dari orang-orang Cina disekelilingku. Tanpa mereka sadari, aku telah banyak belajar dari kehidupan mereka, tata cara mereka, cara berpikir mereka dan cara mereka menyikapi segala sesuatu. Termasuk di dalamnya filosofi-filosofi kehidupannya. Dan saking getolnya keinginanku untuk belajar tentang orang Cina, aku sempatkan diriku untuk mengoleksi beberapa komik Cina yang mengajari segala sesuatu tentang hidup, budi pekerti, kehormatan, kesempurnaan, negosiasi dan masih banyak lagi.
Dan akhirnya aku bandingkan dengan diriku sendiri, sebagai orang Jawa. Bukan bermaksud rasis, karena aku bukan orang yang senang membeda-bedakan kulit, ras dan agama, bukan pula bermaksud memojokkan orang-orang Cina, karena yang ingin aku pojokkan adalah orang Jawa, diriku sendiri. Hehehe.
Satu kalimat dari satu orang Cina yang masih aku kagumi saat ini, belajarlah sampai ke negeri Cina dan karena negeri Cina itu jauh dan butuh biaya banyak untuk kesana, kamu cukup belajar dari orang-orang Cina yang ada di sekelilingmu.

Wegh wegh wegh, coba dari dulu bangsa kita mau menghormati dan menghargai orang Cina yang ada di Indonesia, pasti mereka sudah lebih banyak maju dari pada saat ini, yang malahan lebih banyak mundurnya. Mungkin karena salah persneling yah :)
Coba orang Indonesia yang katanya orang pribumi tidak menyakiti orang Cina dengan kekerasan, diskriminasi, pengucilan, perkosaan dan banyak hal lainnya, pasti saat ini kita sudah jadi macan Asia.
Coba "orang kita", tidak "kemenyek" dengan dirinya sendiri, tidak menutup diri dari budaya bangsa Cina, tidak mengklaim dirinya lebih hebat, rasanya kita sudah menjadi saingan terbesar negara-negara Eropa.

Coba .. coba .. coba :)

Tapi yah itulah, mungkin ini adalah arena judi orang Indonesia "asli". Mereka harus melalui liku-liku yang kurang menantang, bahkan cenderung ruwet dan "mbulet", karena mengesampingkan pendapat orang lain, dalam hal ini orang Indonesia "aspal" yang memiliki filosofi hidup, yang buatku, OK!.
Masih ada kesempatan untuk datang ke meja judi kehidupan. Kehidupan bangsa yang lebih baik. Kenapa tidak kita coba. Toh, bangsa ini sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik sekali. Jadi andaikata kalah pun dalam meja judi, kehidupan kita tidak akan lebih buruk daripada masa penjajahan Belanda dan Jepang di jaman dulu. Namun di meja judi kehidupan, kita akhirnya memiliki peluang dan kesempatan untuk meraih "sesuatu" yang lebih baik.
Berjudi yuk. Kita ajak orang-orang Cina, orang-orang Indonesia "aspal" untuk membantu. Hidup juga tentang berjudi, jika tidak sekarang kapan lagi. Hehehe :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;