Senin, 31 Desember 2012 0 komentar

Catatan akhir Tahun


Ada awalan, biasanya ada akhiran. Ada garis start, biasanya juga diakhiri dengan garis finish. Aku tidak yakin, apakah aku sudah mengawali tahun 2012 ini dengan baik ?? Aku tidak yakin, sudah mengisi sepanjang tahun 2012 ini juga dengan baik. Namun ternyata, beberapa sekon lagi aku harus mengikuti cerita alam, untuk segera mengakhiri tahun 2012 ini. Suka dan duka, tangis dan tawa, pukulan dan belaian, rasanya sudah cukup melengkapiku di sepanjang tahun ini.

Tak banyak harapanku di tahun 2013, namun aku tetap memiliki harapan yang ingin aku lakukan. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama (yang membutuhkan). Semoga ini bukan angan dan khayalan saja.

Namun, bila aku menengok sedikit ke belakang, rasanya aku tidak menutup tahun ini dengan cukup baik. Sori, sedikit aku tumpahkan kekesalanku yah, hehehe :)
Beberapa jam yang lalu, istriku bercerita bagaimana anakku dibuat malu karena perkataan salah seorang adik papa. Dan cerita tersebut sangat membuatku geram, hanya persoalan sepiring nasi untuk sarapan. "Gendeng" ora ? Aku yang merasa diriku tidak lebih baik dari siapapun, karena apa yang aku alami, tidak akan pernah meributkan "sesuatu" yang sebenarnya adalah anugerah Tuhan. Sepiring nasi.
Dan aku juga mempunyai rasa bersalah dan cukup menyesal karena tidak bisa menemani saudaraku yang datang jauh-jauh dari Tangerang, sehingga salah seorang dari mereka merasa bosan dan tidak nyaman selama berada di Malang. Maaf ya dik, jujur aku cuma bingung mau apalagi. Misal kalian tidak menginap di tempat tersebut, mungkin akan lebih mudah buatku.

Ah, tapi sudah. Sudahlah. Sudahilah.

Aku harus menutup album tahun 2012 ini. Aku berdoa dan berkata dalam pikiranku. Tuhan :
1. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
2. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
3. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
4. Mampukan aku untuk lebih mengenal dan mendekat kepadaMU.
5. Ajarkanlah aku kembali, tentang Kasih yang semula.
6. Berikanlah aku jalan untuk memiliki rumah bagi orang-orang yang saat ini tidur di emperan toko.
7. Berikanlah aku jalan untuk memiliki lensa Canon 40mm dan kamera Canon 5D Mark 2, untuk pekerjaanku saat ini. :)
8. Kembalikan rasa humorku.
9. Aku ingin anak dan istriku kembali
10. Jangan buat aku menjadi kaget saat semuanya Engkau kabulkan, buatlah aku bersujud dan bersyukur kepadaMU, dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh pikiranku.

Terima kasih Tuhan, terima kasih teman-temanku yang hingga saat ini masih membaca tulisanku. Aku tidak tahu berguna atau tidak untuk kalian. Namun aku hanya ingin berbagi, tanpa ingin menghakimi. Aku mencintai kalian semua yang senantiasa memberikan dukungan, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Terima kasih.

Selamat tinggal 2012, selamat datang 2013.

Jumat, 28 Desember 2012 0 komentar

Puspita Mustika Adya

Mungkin nama "Puspita Mustika Adya" tidak banyak orang tahu. Mungkin hanya orang-orang jaman "dulu" saat aku masih kecil, atau orang-orang yang berpeluh dengan dunia sepeda balap yang tahu tentangnya. Dan mungkin tidak banyak yang tahu, di keluarganya, dia dipanggil Mas Dodit. Dia adalah atlet balap sepeda yang telah pensiun dan menjadi pelatih tim-tim elit di luar negeri.

Pagi tadi, aku mendapat telepon dari adiknya Mas Dodit, dia adalah suami dari kakak sepupuku. Dia menjelaskan bahwa Mas Dodit ingin membuat atau mengganti tampilan websitenya, sesuai dengan keinginannya.

Saat itu juga, si mual menyerangku. Diawali dengan perasaan yang tak karuan, "ndredeg",
0 komentar

Aku (anggap) Gagal

Dengan keadaan dan kondisiku yang tidak semakin membaik, aku merasa harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Namun di sisi lain, aku tidak tahu dan tidak merasa mampu untuk memperbaiki kondisiku saat ini. Aku memikirkan, bagaimana mencari perhatian-NYA, bagaimana aku bisa terlihat oleh-NYA, bagaimana aku bisa memperoleh mujizat dari-NYA. Dan aku putuskan, aku berpuasa selama 40 hari. Aku tidak tahu, apakah yang aku lakukan benar atau tidak. Aku tidak tahu, bagaimana cara melakukannya. Aku tidak tahu. Aku cuma ingin berpuasa, berdoa kepada-NYA, mencari perhatian dari-NYA, Yesusku. Yang aku lakukan saat berpuasa adalah aku hanya makan sehari sekali, pada sore hari. Dan aku berdoa "Bapa Kami" sejumlah hari-hari puasa yang sedang aku jalani.

Pertengahan Desember 2012, aku menyelesaikan puasaku. Jujur aku berharap mendapat "sesuatu",
Selasa, 04 Desember 2012 0 komentar

Memberi dalam Kekurangan

Tulisanku kali ini diilhami oleh salah satu cerita yang ada di Alkitab, tepatnya di Perjanjian Baru, Markus 12 : 41. Tentang persembahan seorang janda miskin.

Beberapa waktu yang lalu, untuk kesekian kalinya Direktur tempatku bekerja berkata kepadaku, "Wen, apa kamu sudah kelebihan uang, .... ". (aslinya : "Kamu wis kakeyan duit tah Wen ...) Hehehe. Tidak, Direktur tidak sedang menghina aku, ataupun merendahkan kemampuan finansialku. Namun karena keinginanku untuk berbuat sesuatu bagi kepentingan pabrik dan atas biayaku sendirilah, yang membuat beliau berkata demikian. Aku lupa, kejadian tepatnya, namun beberapa kali selalu berkaitan dengan masalah di perusahaan. Entah masalah studio, ataupun lainnya.
Aku sendiri bukan bermaksud menyombongkan diri, apa juga yang mau disombongkan, wong aku cuma karyawan biasa. Selain itu, apa lagi yang mau disombongkan, wong yang ngasih itu Tuhan, bukan karena kehebatanku atau kepintaranku.
Yang kupikirkan saat itu hanyalah, menyelesaikan masalah dengan sebaik mungkin. Dan bila memang aku harus mengeluarkan dana pribadi, ya sudah, aku akan mengaturnya ... hehehe ... maksudku ... mencicilnya :)

Sekian lama aku merenungkan kata-kata tersebut. "Sudah kelebihan uangkah kamu ...". Dan sekian lama itu pula
Rabu, 21 November 2012 0 komentar

Hari Ini di Sukun Tirtasari

Pagi ini secara tak sengaja, aku membaca sebuah selebaran yang dibagikan oleh RT tempatku bermukim, Sukun Tirtasari. Kertas selebaran tersebut ada di atas mejaku, istriku yang mengambilnya dari pagar rumah kami. Setelah aku membacanya, pikiranku terasa berat, rasa sesak mulai menghinggapi. Beberapa hal yang disebutkan di selebaran tersebut membuatku merasa bersalah. 2 poin yang membuatku merasa bersalah adalah teguran untuk hadir di setiap rapat yang diadakan dan tentang peliharaanku.
Mungkin istriku membaca kebingungan dan kegelisahanku, sehingga dia spontan berkata, "Tahu gitu, tak sobek kertas ini tadi, biar papa tidak tahu". Aku tidak kuasa menahan rasa sesak tersebut. Aku benar-benar merasa bersalah. Sudah cukup lama aku tinggal di Perumahan Sukun Tirtasari tersebut, namun karena "masalahku", aku tidak bisa hadir di setiap rapat mereka. Dan kini masalah tersebut bertambah karena hewan peliharaanku.

Pak RT Sukun Tirtasari, Pak Yoses, saya meminta maaf untuk
Jumat, 05 Oktober 2012 0 komentar

Surat untuk 2 orang kawan

Kawan 1 ....
Sedikit banyak aku mengenal dunia fotografi juga darimu. Darimu juga aku mengenal dasar dari diagfragma, dengan ilmu raket nyamukmu. Darimu aku jadi bisa melihat seperti apa studio foto yang hebat itu, yang belum pernah kulihat sebelumnya. Darimu juga aku bisa melihat seperti apa kesibukan yang terjadi di dalam ruang kerjamu. Darimu juga aku mengenal beberapa orang temanmu yang sudah lebih dahulu terjun di dunia foto. Darimu pula, aku belajar bagaimana seorang editor itu harus bekerja secara maksimal dan sempurna.
Darimu, aku tahu kamera apa yang sedang tren saat itu. Sehingga aku memutuskan, aku harus bisa membeli kamera cadangan seperti yang kau miliki, karena aku ingin hasil fotoku mirip dengan hasil fotomu, meskipun itu rasanya "mekso". Dan suatu hari kemudian aku pun bisa membeli kamera Canon EOS 400D.

Bukan aku tidak mau datang ke tempatmu, karena aku sudah tidak membutuhkanmu ...
Bukan aku tidak mau main ke tempatmu, karena aku merasa sudah bisa ...
Bukan aku tidak mau menghubungimu, karena aku ....

Aku cuma tidak mau kamu tahu apa yang sedang aku alami saat ini. Aku hanya tidak mau kamu tahu, bahwa aku sudah tidak seperti dulu lagi, karena .... kehancuranku.

Jujur, aku ada rasa kangen melihat senyumanmu.
0 komentar

NT

Pagi, menerima bbm istri, yang memberitahu disuruh pulang cepet nanti, oleh kakaknya, karena akan diajak dinner sebab hari ini ulang tahun Bapak. Ndredeg sedikit. Aku berusaha menghindar dengan mengatakan ada pekerjaan, meng-edit film, yang memang belum selesai hingga saat ini. Namun akhirnya aku katakan, "ok, aku pasti datang". Mungkin karena aku malas saja. Sori ya, lanjutku via bbm.

Tanya kepada kakaknya langsung, dijawab akan ke Ocean Garden. Ndredeg muncul lagi, cepat sekali, langsung membuat perutku sakit, dan memaksaku ke kamar mandi.

Pengen aku balas, ngapain ke OG, apa tidak di rumah saja, bisa doa, dll. Tapi sudahlah, a
Jumat, 28 September 2012 0 komentar

Filosofi Telur - (hasil membaca tulisan Anthony Dio)

Kemarin siang aku membaca salah satu tulisan dari Anthony Dio, yang dikirimkan oleh temanku. Ceritanya tentang TELUR. Yah tentang telur, namun bukan tentang duluan mana .. telur atau anak ayam ? Hehehe.
Rangkuman tulisan dia, yang coba aku uraikan dalam bahasaku adalah sebuah telur yang berisi anak ayam, akan mengalami kerusakan bila dipecahkan dari luar. Namun bila dipecahkan dari dalam, dia akan memiliki kehidupan.

Hmm, masuk akal menurutku. Kalau si anak ayam yang memecahkan cangkang telurnya, bukankah dia berarti sudah cukup kuat untuk menikmati hidup diluar kulit telur yang selama beberapa waktu melindunginya. Mungkin dia mengumpulkan segenap tenaga, tanpa perlu gaya seperti Satri Baja Hitam, Power Rangers atau apalah, tapi cukup tenaga untuk mematuk kulit telur tersebut, dan whooppss ... keluarlah si anak ayam.
Namun mungkin akan lain ceritanya bila si induk ayam yang memecahkan telur tersebut atau malah tangan kita "celamitan" dan iseng mecahin kulit telur itu. Yah tujuannya sih membantu biar segera bisa keluar, tapi ternyata malah menghancurkan hidup dia.

Nice story and philosophy Mr. :)


Kemarin malam juga, istriku mendapat bbm dari salah seorang kawannya. Dari ceritanya yang cukup panjang kali lebar kali tinggi, aku memperoleh kesimpulan yang cukup .. cukup membuatku merenung. Satu yang jelas, aku akhirnya menemukan orang yang mirip dengan aku,
Jumat, 21 September 2012 0 komentar

Mbak, benarkah aku bisa gila ?

Kemarin sore, aku menerima BBM istriku yang mengatakan sedang di rumah temannya. Dia disana bersama seorang temannya yang lain. Mereka bertiga (sebenarnya berempat), katanya kawan dekat saat SMP. Saat menerima BBM tersebut, secepat itu muncul perasaan tidak pas, perasaan tidak suka. Dan secepat itu pula aku berusaha menanyakan pada diriku sendiri apa yang membuat aku tidak pas dan kurang begitu suka.

Yang berkelebat di otakku :
1. Kok istriku ndak bilang kalau mau ada rencana ketemuan dengan temannya ? Bukankah dulu sudah pernah ngomong atau mungkin menurutku berkomitmen, untuk ngomong dulu bila ada rencana atau acara apapun, sehingga pihak yang lain bisa menyesuaikan lagi. Jujur saat itu aku merasa tidak dihargai. Dan kemudian setelah sesampainya di rumah, aku bertambah merasa kurang pas, karena ... saat temannya ingin ketemuan dia bisa pulang tepat waktu (tanpa takut matahari siang, panas, dll), tapi kenapa pas giliranku yang ingin dia pulang tepat waktu, selalu saja ada alasan. Entah masih melanjutkan pekerjaan, entah masih silau, dll. Dan aku merasa aku tidak ada istimewa-istimewanya, lalu dengan enteng pula dia berkata ... "kan setiap hari aku ketemu kamu, kalo temanku kan tidak setiap hari".

2. Teringat kata-kata istriku, mungkin aku iri karena aku tidak memiliki teman baik, seperti dia. Jujur, aku hanya takut terjerumus dan menjadi kecanduan, serta sulit melepaskan diri.

3. Kenapa aku harus tidak pas dengan apa yang dilakukan istriku. Bukankah tidak ada masalah
Kamis, 20 September 2012 0 komentar

Saat ini yang aku alami ....

Aku merasa jadi mudah tegang dan terpicu untuk berpikir cepat dan berakhir dengan rasa "ndredeg" yang tidak karuan.

1. Pertunangan Wisnu, adikku. Rasanya sesak sekali untuk membayangkan akan berada di tempat tersebut. Tempat yang tidak nyaman untuk pikiranku. Karena acara tersebut pasti membosankan. Tidak menyenangkan banget untuk aku. Cuma gitu-gitu saja. Itu yang terbayang dan terekam di benakku.

2. Lingkungan tempat tinggalku di Tirtasari Raya. Mungkin semua orang disana sudah menganggapku sombong dan lain sebagainya. Namun tahukah mereka apa yang sebenarnya aku alami dan apa yang sebenarnya aku ingin lakukan. Aku tidak bisa melarang mereka menilai dan men-judge-ku. Semoga mereka bisa mengerti, mengapa aku tidak bisa berkumpul.

3. Kadang saat menghadap Direktur. Masih ada perasaan aneh. Bahkan 2 kali saat aku datang ke rumahnya. Selalu dan selalu mual. Apakah aku tidak bisa menikmatinya ? Apakah aku terlalu sungkan dan tidak enak, apakah karena beliau memperlakukanku dengan amat sangat terhormat ? Meskipun aku hanya anak buahnya. Ndak tahu wis. Kadang aku berharap bisa datang kesana dengan santai. Santai saja. Dan aku bisa menikmati lingkungan rumahnya yang enak.

4. Acara liburan bersama Pak Ivan. Rencana-rencana tersebut cukup membuatku ndredeg juga. Tidak tahu kenapa. Mungkin karena aku takut mual ? Mungkin karena aku ... tak tahulah.

5. Memotret anak Febby yang berulang tahun. Dia mengutarakan niatnya untuk meminta tolong kepadaku. Namun aku sudah ndredeg tidak jelas. Benar-benar aneh.

Yang jelas, mual itu ternyata masih ada. TIdak tahu bagaimana caranya, namun dia bisa datang tiba-tiba. Dan yang aku tahu saat ini, dari kakak istriku, mual itu datang saat aku tidak bisa menikmati suatu keadaan.
Lalu bagaimana aku harus mencari cara untuk menikmati suatu keadaan itu ?
Apakah benar hal itu dipicu karena saat aku masih kecil, aku mengalami trauma karena tidak bisa menikmati "paksaan untuk berenang" ? Bagaimana aku harus menghapus trauma tersebut ? Bagaimana aku bisa menikmati masa-masa yang akan datang tanpa rasa mual, tanpa rasa ndredeg, tanpa ada pikiran macam-macam ?
Bagaimana membuang kopi ini dan menggantikannya dengan susu ? Mengapa saat aku mual dan trauma, aku mudah mengingatnya, namun saat aku bisa melakukan sesuatu hal yang pernah membuatku mual, aku tidak bisa mengingatnya sebagai keberhasilanku ? Dan bahwa mual itu sudah tidak ada lagi ....

Tuhan, teman-teman, saudara, ... siapapun yang membaca ini ... tolong aku.

Aku sedih dengan keadaanku saat ini. Aku ingin hidup normal. Normal seperti kalian yang bisa melakukan banyak hal, banyak kebaikan dan lainnya.
Aku hanya ingin hidup normal.
0 komentar

Apakah semua sudah berakhir ?

Setelah pergumulanku dan perselisihanku dengan istriku, kami mulai menata tatanan hidup kami kembali. Mungkin lebih tepatnya aku yang menata, karena selama ini aku yang paling berantakan. Berantakan tidak jelas karena pikiranku, karena ketakutanku, karena cintaku dan masih banyak hal lain yang secara cepat silih berganti di otakku. Membentuk cerita-cerita yang tidak beraturan, bahkan terkadang aku tidak bisa mengontrolnya, serta tak jarang pula gambaran tersebut tidak aku kehendaki. Benar-benar tidak jelas, bahkan itu bukan gambaran tentang aku ataupun keluarga maupun orang yang pernah aku kenal.

Aku berharap, istriku akan menarik ucapan tentang "penyesalannya" menikahiku. Namun, aku tidak memiliki jam waktu, yang bisa kembali ke masa lalu. Biarlah itu menjadi catatan dan pelajaran saja bagiku. Dan aku berharap, "penyesalannya" bisa membuatnya bersyukur, meskipun aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku berterima kasih kepada Tuhan, sebab Dia menunjukkan Aning dan Daniel sebagai istri dan anakku. Karena dari mereka berdualah, aku bisa belajar banyak hal.
Semoga istriku semakin menyayangiku dan tetap mau mendampingiku dalam segala kekurangan yang semakin carut marut tak karuan. Saat aku menulis ini, ada rasa sesak yang sedang aku rasakan. Aku coba mendengarkan lagu dari SKY.FM - Relaxation, namun tak kunjung mereda. Dan akhirnya kuputuskan untuk menulis disini. Berharap datang kelegaan.

Istriku, maafkan aku. Bukan aku hendak mencari perhatian berlebih kepadamu. Namun aku memang sedang dan sering merasa sendiri. Istriku, maafkan aku. Bukan aku hendak menyakiti diriku sendiri, namun saat rasa sesak, kecewa dan lainnya bercampur aduk, aku tak kuasa menahannya. Aku ingin bercerita, namun kadang kau terlalu sibuk di mataku, sehingga tembok menjadi obat yang aku tahu bisa mengalihkan rasa sesakku dan merubahnya menjadi kesakitan yang teramat sangat di tanganku.

Aku sedih dengan diriku sendiri. Aku masih belum bisa menerima keadaan diriku. Aku masih sering tegang menghadapi cerita-cerita, rencana-rencana dan ide-ide yang akan datang. Aku hancur kembali.

Terima kasih istriku.
Aku menyayangimu. Sangat.

Kuberharap semuanya bisa berakhir tanpa menyakitimu. Meskipun kita tidak saling tahu, seberapa dalam rasa sayang dan cinta kita ... satu dengan lainnya. Tapi aku tahu, aku menyayangimu.
Sangat menyayangimu.

Senin, 03 September 2012 0 komentar

Akar masalahnya .. itu aku

Aku yang terlalu melebih-lebihkan sesuatu
Aku yang terlalu perasa
Aku yang seperti cewek
Aku yang tidak bisa melupakan dan membuat suasana menjadi enak setelah ada masalah, yang harusnya sudah bisa dilupakan dengan segera
Aku yang berbelit-belit jika berbicara
Aku yang terlalu banyak bertanya dan meminta kejelasan, sampai sejelas-jelasnya
Aku yang tidak bisa guyon
Aku yang tidak tahu menempatkan kata-kata yang pas
Aku yang tidak bisa menerima kata-kata kasar, yang kau anggap biasa saja

Aku yang ....

Semuanya dari aku.

Dan aku hanya minta dimengerti

3 Sept 2012
Setelah pertengkaran kemarin, dimana kau menyesal menikah denganku, dimana aku berjanji, dimana aku anggap semuanya sudah usai, namun ternyata aku kembali terkejut ... malam ini.
Dan aku kembali harus menahan diri, untuk mengeluarkan uneg-unegku, hingga waktunya pas, hingga kamu ndak terlalu sibuk untuk menonton film, hingga kamu santai dan tidak sedang bbm-an, dan mungkin saat itu, kamu sudah tertidur, dan aku tetap menahan perasaan cewekku.



Terima kasih ma, kau celikkan mataku, untuk memperhatikan apa yang kau pikirkan, apa yang kau rasakan, apapun itu, terutama tentang aku.
Minggu, 02 September 2012 0 komentar

Maafkan aku

Maafkan aku karena selama ini aku tidak menjadi laki-laki kuat, hebat dan tangguh seperti harapanmu.
Maafkan aku karena selama ini aku tidak bisa menjadi seperti gambaran hatimu.
Maafkan aku karena membuat hidupmu selama ini dipenuhi penyesalan karena harus menemani aku.
Maafkan aku.

Percayalah untuk terakhir kalinya, aku membutuhkan kamu
Percayalah untuk terakhir kalinya, aku mencintai kamu
Percayalah untuk terakhir kalinya, aku tetap memohon pada Tuhan untuk memberiku kekuatan dan keberanian, untuk satu kekuatan dan satu keberanian.

Percayalah dengan satu kekuatan dan satu keberanian ini, kau tidak akan pernah lagi menyesal untuk selamanya.

Maafkan aku


Aku yang mencintaimu
0 komentar

Percaya = Berharap = Merajuk = Lemah = Dibodohi

Tuhan, aku tahu tidak pantas buatku menulis surat ini kepadamu. Bahkan aku juag tidak benar-benar tahu, apakah di Sorga sana ada komputer seperti di dunia. Tapi aku percaya, Engkau tahu apa yang aku tuliskan. Meskipun aku tidak tahu apakah aku masih pantas.
Tapi aku hanya tahu Engkau saja Tuhanku.

Tuhan, aku memang manusia bodoh, karena kepercayaanku, karena harapanku, karena rajukku, akhirnya aku menjadi lemah dan bisa dibodohi. Apakah ini kehendakmu juga Tuhan ?

Tuhan, beri aku satu kekuatan, satu keberanian, untuk aku melakukannya dan aku bisa mengakhiri kebodohanku di depan manusia.

Tolong Tuhan, aku tidak kuat.
0 komentar

Kejutan demi Kejutan

Dulu, dulu sekali, aku pernah berpikir kau pernah melakukannya, namun karena kata-katamu, aku percaya kau tidak pernah melakukannya.
Dulu, aku pernah berpikir kau hanya melakukannya sekali saja, dan aku percaya karena itu kata-katamu.
Tahun ini, kau berkata pernah melakukannya beberapa kali, dan aku mempercayainya kembali, karena itu adalah kata-katamu.
Hari ini, 2 September 2012, kau berkata, "Aku menyesal telah bersama kamu, (Red: pernah menikahimu)", dan aku tidak tahu lagi harus berkata apa, tapi kemudian aku percaya bahwa kamu memang menyesal menikahiku, karena kau mengatakannya demikian rupa.

Dulu, aku terkejut. Aku mengabaikan perasaanku dan tetap memegang kepercayaanku kepadamu, namun aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku, saat kau mengatakannya.
Tahun ini, aku terkejut. Aku percaya dengan perkataanmu, namun akhirnya kau ceritakan semuanya, semua hal yang kau tutupi, semua hal yang aku percaya tidak pernah kau lakukan. Tetapi pada akhirnya aku harus menerima keterkejutanku, untuk kedua kalinya.
Hari ini. Aku percaya dalam setiap kekuranganku, kau mau mendukungku, kau mau menemaniku, namun hari ini aku menangis saat kau katakan penyesalanmu karena "harus" dan "telah" menemaniku selama ini.

Aku percaya kepadamu.
Aku percaya kepadamu
Aku percaya kepadamu

Aku terkejut
Aku terkejut
Aku terkejut

Saat ini aku tidak bisa mengisi otakku dengan pikiran yang baik, saat ini aku tidak mengisi otakku dengan percaya kepadamu karena aku takut bila aku akan terkejut kembali dan menerima kenyataan yang mengejutkan.
Percaya, aku akhirnya terkejut.
Aku terkejut, dadaku rasanya sesak.
Dadaku sesak, rasanya tidak ada lagi jalan untuk aku.
Kini aku harus selalu siap menghadapi kejutan-kejutan berikutnya.
Aku hancur hari ini.

God, please. Seperti Simson, meskipun dia telah berdosa kepadamu dan melanggar aturanmu, namun untuk terakhir kalinya, Engkau memberikan dia kekuatan.
Please God, beri aku satu kali kekuatan terakhir. Satu keberanian. Satu saja. Dan ampuni aku.
Please God, please.
Aku tidak mau menangis terus. Karena tetesan air mataku pun tidak akan membuatnya melihatku, tidak akan membuatnya berpaling kepadaku, tidak akan membuatnya mencintaiku.
Tapi tetesan air mata ini hanya penutup, penutup semua rasa sesak, penutup kebuntuanku.
Tolong Tuhan, satu kekuatan terakhir, untuk keberanian terakhir
Ampuni aku.


***
Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada kaitannya dengan peristiwa atau orang. Bila ada, itu hanya kebetulan semata.


****
Andai aku bisa mengatakannya.
Rabu, 29 Agustus 2012 0 komentar

(Benar-benar) Naik dan Turun

Cukup lama aku tidak menulis dan mengisi blogku. Rasanya tidak ada lagi yang bisa kutuliskan dan kubagikan, selain keluhan-keluhanku. Meskipun tidak sedikit pula pengalaman-pengalaman lainnya, yang cukup menyenangkan.
Banyak cerita dalam kehidupan pribadiku. Mungkin yang masih terngiang dan terpikir cukup dalam adalah pertengkaranku dengan istri mengenai kebiasaan burukku yang selalu ingin diperhatikan lebih, ingin lebih dihargai, ingin lebih ditemani dan membuat hal-hal kecil menjadi hal-hal besar.
Tertangkap di matanya keputusasaannya, namun apakah dia juga tahu keputusasaanku ? Aku tidak tahu. Meskipun sudah cukup lama kami menikah, namun rasanya pembelajaran untuk saling mengenal lebih baik lagi belumlah usai.
Komplainku selalu sama. Hingga pada akhirnya,
Jumat, 22 Juni 2012 0 komentar

Surat untuk Daniel, anakku - dan Aning, istriku

Selama kita bersama, bertahun-tahun lamanya, aku tidak yakin, apakah aku sudah bisa menjadi seorang bapak dan suami seperti bayangan kalian. Aku sangat tidak yakin.
Andai saja mualku ini tidak menjadi penghalangku, mungkin aku bisa menjadi lebih daripada saat ini. Mungkin.
Namun, aku tetap berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian berdua, menurut versiku.

Daniel, papa bukanlah sosok yang baik untuk kamu tiru. Tidak banyak hal-hal baik yang bisa kamu tiru dari sosok papa. Bahkan kadangkala papa berdoa, agar Tuhan
0 komentar

NT

Beberapa hari ini, adalah hari-hari yang terlalu berat dan menyedihkan untukku. Secara berturut-turut 2 orang saudaraku meninggal dengan cara yang "mengerikan" dan waktu yang mendadak. Aku tahu, hal kematian tidak seorangpun dapat mencegah ataupun membuat skenario menjadi lebih baik. Termasuk bunuh diri, seperti yang dahulu pernah ingin aku lakukan.

Dalam minggu-minggu ini pula berbagai kejadian aneh datang beruntun kepadaku, mulai mimpi yang jelas maupun mimpi yang tidak jelas. Bahkan ada "sesuatu" yang kabur, yang tidak dapat aku jelaskan, namun sangat membuatku merasa bersalah untuk beberapa saat lamanya. Sesuatu tentang kematian adik sepupuku. Ah, berat untuk aku tuliskan.

Hari-hari inipun, aku sering berselisih
Kamis, 07 Juni 2012 0 komentar

Kebetulan yang bukan Kebetulan

Entah mulai kapan tepatnya aku mulai berlangganan Renungan Harian, yang setiap harinya masuk ke dalam alat canggih kecil, yang biasa aku bawa. Aku pernah berkata, aku tidak akan menyia-nyiakan alat ini, dan aku ingin alat ini juga berfungsi bagiku untuk bisa membaca Renungan atau Firman Tuhan.
Aku yang malas membaca Alkitab, apalagi Renungan Harian, perlahan-lahan mulai "menyempatkan" diri untuk membacanya. Pada awalnya hanya membaca, kemudian aku coba untuk mengingat. Baik ayatnya maupun Renungannya. Kemudian aku mulai berdoa sebelum dan sesudah membaca. Dan aku mulai merasakan "sesuatu" yang aneh.

Aku bukanlah tipikal manusia yang percaya ritual, mistik
Senin, 07 Mei 2012 0 komentar

Mengapa aku menulis "Protesku hari ini - 1"

Satu hari salah seorang temanku di kantor tiba-tiba masuk ke ruanganku dan mengajukan pertanyaan yang cukup "gampang gampang sulit" untuk aku jawab.
"Mas, menurut sampeyan, cuma orang Kristen saja yah yang bisa masuk Sorga".
Aku terdiam sesaat, dan kujawab dengan pertanyaan, "Boleh tahu kenapa kamu bertanya demikian ?".
Lalu dia menjawab, "Ndak seh, aku cuma pernah mendengar kata-kata tersebut. Itu saja. Makane aku tanya sampeyan".
Hehehe. Aku persilahkan dia duduk. Lalu aku utarakan pendapatku.

Seperti ini kira-kira.
0 komentar

Protesku hari ini - 1

Membaca Renungan Harian yang setiap hari dikirimkan melalui emailku adalah salah satu cara bagiku untuk tetap dekat dengan Firman Allah. Kadangkala aku merasa semuanya kebetulan, kadangkala aku merasa bahawa Tuhan sedang berbicara atau menegurku melalui FirmanNya yang saat itu sedang kubaca, namun Renungan Harian tanggal 06 May 2012 membuatku sedikit mengernyitkan dahi.
Renungan Harian yang saat itu ditulis oleh Elisabeth Chandra - http://renunganharian.net/index.php/2012/18-mei/254-kepastian-hidup-kekal, dan bertepatan dengan Hari Raya Waisak, menyinggung tentang kehidupan sesudah mati.
Mohon maaf sebelumnya, namun ijinkan aku mengutarakan pendapatku pribadi. Pendapat pribadi berdasar pikiranku dalam taraf dan level yang aku ketahui saat ini. Dalam pergumulan doaku, aku tuliskan ketidaksetujuanku atas tulisan tersebut. Bagiku, aku meyakini kehidupan kekal setelah mati seperti yang tertulis di dalam Alkitab, namun apakah hak kita menghakimi orang lain dengan dasar Alkitab dan kepercayaan kita sendiri ??
Maaf sekali lagi jika aku salah. Namun secara tidak langsung hal tersebut
Kamis, 29 Maret 2012 0 komentar

Bermain dengan Hati - 2

Melanjutkan tulisanku "Bermain dengan Hati - 1".
Aku tidak hendak menyalahkan pasangan yang berselingkuh, karena mereka saat itu pasti sedang dimabuk cinta, cinta yang belum tentu jelas menurutku. Belum tentu ? ... yah belum tentu. Belum tentu bisa dilanjutkan, belum tentu jelas, belum tentu tidak bisa dilanjutkan.
Namun ada saat-saat, entah apa yang terjadi, pasangan berselingkuh tersebut seperti dibangunkan dari tidur panjang dan mimpi mereka. Mereka diingatkan tentang keberadaan pasangan "asli" mereka masing-masing, atau bila belum memiliki pasangan "asli", paling tidak mereka ditegur secara halus, bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak benar.
Teguran itu mungkin memang benar-benar halus, atau sebenarnya cukup tajam, namun karena mata mereka dibutakan oleh cinta, teguran itu terasa halus atau malah tidak terasa sama sekali.

Kadangkala pasangan yang berselingkuh tersebut, merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak benar. Mereka bisa teringat kepada pasangannya masing-masing,
Senin, 26 Maret 2012 0 komentar

Tulisan Acak Adut

Aku masih ingin dibantu sm mb ana. aku masih ingin punya teman, meskipun kadang aku takut. aku takut temanku akan meninggalkan aku, atau aku menjadi tidak cocok dan sakit hati.
aku masih takut, grogi, dan tidak yakin untuk datang ke e-ktp. pagi ini aku sedikit ndredeg. aku bbm temanku, diana, dengan beberapa pertanyaan. aku tidak yakin apa itu adalah pertanyaanku yang sebenarnya. karena kadang pertanyaanku tiba-tiba hilang begitu saja.

aku ingin sembuh.
aku tidak mau jadi gila.
kasihan anak dan istriku.

aku kangen sekali bisa bersama-sama terus dengan anak dan istriku. kehadiran meraka di sampingku seperti tempat yang nyaman untuk aku meletakkan kepala.

aku lelah dengan hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.

hati yang gembira adalah obat, adalah lagu terakhir yang aku dengar
Rabu, 21 Maret 2012 0 komentar

Jangan Biarkan Berkuasa

Baca: Roma 6:1-14

Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (Roma 6:12)

Orang-orang yang sudah pulih dari kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang biasanya akan memandang hal-hal itu dengan lebih waspada. Mereka tahu bahayanya. Berani mencoba adalah hal yang bodoh. Itu sama saja menyerahkan diri untuk dikuasai zat-zat yang merusak.

Paulus juga memperingatkan orang-orang percaya di Roma untuk tidak bertindak bodoh, memberi kesempatan pada dosa untuk memegang kendali hidup mereka. Dosa sudah kalah oleh kematian dan kebangkitan Kristus (ayat 6-11). Dosa sesungguhnya  tidak punya kuasa lagi atas orang yang percaya pada Kristus, kecuali orang itu menyerahkan diri, membiarkan anggota-anggota tubuhnya melayani keinginan-keinginan yang tidak benar (ayat 12-13). Keinginan bisa tampak tidak berbahaya, bukankah kita selalu menginginkan hal yang baik bagi diri sendiri? Itulah tipuan dosa.
Selasa, 20 Maret 2012 0 komentar

Gejala Awal Serangan - 1

Rasanya seperti sesak nafas
Agak panas di dada
Pikiran tidak enak
Seperti bingung mau melakukan apa
Bingung
Merasa putus asa
Diam saja
Rasa tidak enak di belakang kepala
Rasa tidak enak di belakang leher
Pusing
Seperti tidak yakin mau berbuat apa
Jantung berdegup
Tangan lemas
Kepala seperti berputar
Tidak bisa kontrol diri
Mual, tapi bukan seperti mau muntah, hanya rasa tidak enak di perut
Merasakan ketidak pastian
Aku ingin lari dan berpulang.

Aku merasakan hal ini, dulu.
Dan aku merasakan hal ini kembali .... 20 Maret 2012 - 12.00 ... di kantor, di tempat yang sama.
0 komentar

Surat untuk Daniel, anakku

Papa tidak tahu bagaimana memulai untuk menulis surat ini. Bahkan saat menuliskan judul pun, akhirnya Papa memilih untuk menulisnya dengan sederhana, hanya "Surat untuk Daniel, anakku". Tidak bertele-tele, hanya sederhana dan simple saja.
Yah seperti itulah Papa mungkin, simple dan sederhana saja.

Saat pertama kali kamu lahir, Papa menyimpan banyak kenangan yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, Papa menggendong seorang anak kecil yang benar-benar kecil. Kamu pasti tahu cerita tentang bagaimana kami, Papa dan Mamamu, berusaha dengan sekuat tenaga
Jumat, 16 Maret 2012 0 komentar

Foto Karakter

Klik untuk memperbesar
Rabu, 14 Maret 2012 0 komentar

Surat untuk Tuhan - 3

Tuhan, sampai berapa lama aku harus menunggu dan berharap kepadaMu.
Engkau satu-satunya, Tuhan dan Allahku yang aku kenal.
Engkau satu-satunya, tempatku berharap di segala hal.
Engkau satu-satunya.

Aku kangen kepadaMu, Tuhan.
Aku ingin sekali bisa dekat seperti dahulu.
Bukan karena cara-caraku, namun karena anugerahMu, sehingga aku bisa merasa dekat denganMu.

Tuhan, kadangkala aku merasa ingin cepat-cepat Kau panggil,
Selasa, 13 Maret 2012 0 komentar

Bermain dengan Hati - 1

Jantungku berdegup cukup kencang, saat aku membaca isi BBm dari seorang saudaraku. Sekilas dia bercerita bahwa orang yang dicintainya, orang yang dinikahinya, pernah berselingkuh. Tidak jelas berselingkuh seperti apa yang dilakukan oleh pasangannya, namun jelas dia terluka dan sedih. Apalagi saat ini dia merasa diacuhkan oleh pasangannya, sehingga permasalahan seperti tidak pernah usai.

Selingkuh.
Iseng aku cari di internet, apa artinya. Dan aku temukan bahwa selingkuh memliki arti :
1 suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong;  2 suka menggelapkan uang; korup;  
3 suka menyeleweng;

Pria mempunyai 1005 alasan untuk berselingkuh,
0 komentar

Mood Swing

Ini adalah kata-kata asing, berbau penyakit psikis yang pertama kali aku dengar. Dan aku "didakwa" menderita mood swing. Saat aku mendengarnya, duniaku serasa terbuka, berputar, mencekam dan banyak hal lagi yang aku belum pernah alami sebelumnya. Kakiku seperti lemas dan kembali bayangan-bayangan, gambaran-gambaran yang tidak jelas tercetak di otakku.
Akankah aku akan menjadi gila seperti yang dikatakan olehnya ?
Akankah aku akan bertambah parah dari hari ke hari ?
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terbersit di pikiranku.

Apa sebenarnya mood swing itu ?
Kamis, 01 Maret 2012 0 komentar

- Last Word - Randy Pausch

He was a Carnegie Melon professor and was in his forties. He  died of pancreatic cancer in 2008, but wrote a book "The last lecture” , one of the bestsellers in 2007. What a legacy to leave behind…  In a letter to his wife Jai and  his children, Dylan, Logan, and Chloe, he wrote this beautiful  "guide to a better life" for them  to follow.
May you be blessed by his insight.

POINTS ON HOW TO IMPROVE YOUR LIFE

PERSONALITY :
1. Don't  compare your life to others'. You have no idea what their journey is all about.
2. Don't have negative thoughts of things you cannot control. Instead invest your energy in the positive present moment
3. Don't over do; keep your limits
4. Don't take yourself so seriously; no one else does

5. Don't waste your precious energy on gossip

Selasa, 28 Februari 2012 0 komentar

Melakukan Kebaikan untuk Memperoleh Kebaikan

Ceritanya nih, kemarin pagi aku ingin segera bertemu dengan salah seorang temanku. Aku berniat untuk menjual helm sepeda istriku, agar bisa dia pakai. Lama aku menunggu, dan penanda waktu untuk masuk kantor telah berbunyi. Setengah penasaran, aku menuruni anak tangga di kantorku, mengapa temanku ini belum datang, aneh sekali, pikirku. Saat aku tengah menuruni anak tangga, aku berpapasan dengannya.
"Hei, aku mau jual helm sepeda istriku. Kamu mau ?"
Dia melihatku, terdiam sejenak, lalu berkata "Aku sudah tidak ada sepeda, buat apa helm sepeda ?".
"Lho, sepedamu yang kemarin, kemana ?" tanyaku .... wah gak jadi laku deh helmku :)
"Aku lho sudah putus sama pacarku", dan terlihat di pelupuk matanya
Selasa, 21 Februari 2012 0 komentar

Keluarga yang Bahagia (menurut aku)

Seperti biasa, setiap hari selalu ada hal-hal baru yang diceritakan oleh istriku tercinta :). Yah, pantaslah kalau dulu aku memberi nickname kepada dia : wastafel, karena kalau sudah cerita, pasti akan mengucur, persis seperti keran di wastafel :)

Kali ini dia bercerita tentang teman barunya. Maaf aku gunakan nama samaran yah. Anggap saja namanya Mbak Anik. Mbak Anik ini, mempunyai seorang suami yang kebetulan juga bekerja di grup yang sama, anggap saja namanya Pak Toni. Mereka berdua telah dikaruniai 2 orang putri, anggap saja namanya Maya dan Talita. Maya adalah anak pertama mereka yang telah duduk di bangku SMA, sedangkan Talita adalah anak kedua mereka yang masih duduk di kelas 3 SMP.

Sahabat barunya ini mempunyai keunikan yang kadang menjadi guyonan
0 komentar

Hancur

Hari ini aku terpaksa tidak masuk kerja, karena semalam perutku sakit sekali.
Pagi ini aku kembali berdoa kepada Tuhan, dengan iringan lagu-lagu dari JSC. Saat aku berdoa, aku bayangkan diriku berada di tengah-tengah persekutuan. Persekutuan yang untuk kedua kalinya aku diajak ikut oleh Pak Alex. Dan saat itu, terasa aku semakin hancur. Aku katakan berulang kali, aku hancur. Rasanya tidak ada bentuk dan wujudnya. Sangat sangat hancur.

Aku sadari, bahwa inilah aku yang sesuangguhnya. Aku yang bermegah dahulu karena selalu merasa benar, ternyata hanyalah sosok yang hancur tapi tertutupi oleh topeng. Topeng yang
Senin, 20 Februari 2012 0 komentar

Pagi ini

Pukul 06.00 aku sudah di kantor pagi ini. Aku berdiam diri di dalam ruangan. Kudengarkan alunan lagu dari Jeffry SC. Aku berdoa dalam tangisku. Aku merasa hancur.
Dua kali aku di tegur Tuhan, melalui Renungan Harian (20 Feb 2012) dan melalui lagu yang kudengar. Rasanya bertambah hancur.

Dalam doa, aku minta ampun kepada Tuhan karena kata-kata guyonanku kepada Pak Budi, Direktur Marketing yang dianggap tidak pantas, sehingga aku harus mendapat teguran dari Manager HRD, kakak iparku.
Dalam doa, aku minta Tuhan mengajariku lagi untuk mengekang lidahku.
Dalam doa, aku minta Tuhan memenuhiku
Rabu, 15 Februari 2012 0 komentar

Surat untuk Sang Pemimpin

Selamat sore bapak.
Cukup lama saya menunda keinginan saya untuk menulis surat bagi Bapak.
Bukan karena saya tidak cukup banyak waktu untuk menulis, tapi saya ingin mendahulukan sesuatu yang lebih penting, daripada sekadar perasaan dan pikiran yang ingin saya lontarkan kepada Bapak.

Cukup lama saya berkenalan dengan Bapak, namun mungkin tidak cukup baik saya mengenal Bapak, demikian juga sebaliknya.
Cukup banyak perjalanan hidup, pekerjaan dan hal-hal lain yang sering saya ceritakan kepada Bapak, demikian juga sebaliknya.
Semuanya itu membuat saya amat sangat kagum dan mengagumi Bapak,
0 komentar

Surat untuk Ibunda

Memang Ibu, bukanlah orang yang melahirkan saya.
Dan Ibu juga bukanlah orang yang mengasuh saya dari kecil.
Tetapi kepada Ibulah, kadang saya memanggil Ibunda.
Karena memang seperti itulah adanya Ibu di mata saya.

Tidak pernah sekalipun saya hendak melalaikan Ibu, tugas yang Ibu berikan, selama saya masih bisa melakukannya.
Tidak pernah sekalipun saya protes dengan Ibu,
Rabu, 01 Februari 2012 0 komentar

Tuhan, mengapa ? Tuhan, bagaimana ?

Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku otak yang mempunyai imajinasi yang tinggi ?

Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku pikiran yang terlampau jauh dan gambaran-gambaran yang selalu berubah setiap saat ?

Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku perasaan yang terlalu peka dan sangat sensitif ?

Tuhan,
mengapa ?


Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan otakku dengan berbagai imajinasinya yang tinggi, untuk dapat berguna bagi orang lain dan berguna bagi rencanaMu atas dunia ini ?

Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan pikiranku yang
Rabu, 25 Januari 2012 0 komentar

Bertanya pada Tuhan

Beberapa waktu yang lalu, aku lupa tepatnya hari apa, aku membaca Renungan Harian tentang imam-imam bangsa Israel, yang karena mengalami kekalahan dalam berperang, akhirnya mereka bersepakat untuk bertanya kepada Tuhan. Namun mereka juga mengadakan kesepakatan untuk mengambil Tabut Perjanjian, untuk ditaruh di tengah-tengah mereka, agar mereka bisa memperoleh kemenangan dalam berperang.

Pada awalnya, mereka telah benar dalam menyikapi keadaan sulit yang tengah mereka alami. Mereka ingin datang kepada Tuhan. Namun kemudian mereka membenarkan diri mereka sendiri, bahwa dengan mendatangkan Tabut Perjanjian, mereka telah melakukan perbuatan yang mengandung unsur "kebenaran Tuhan".

Di jaman sekarang, banyak orang-orang Kristen yang melakukan hal-hal demikian.
0 komentar

Berjalan Bersama Dia

Satu kali aku sedang berjalan-jalan denganNya.
Menyusuri jalanan beraspal yang cukup bagus.
Di kanan dan di kiri jalan, pohon-pohon besar tumbuh dengan lebatnya.
setelah hujan semalam, suasana semakin terasa dingin menusuk kulit.
Mengetahui aku kedinginan, Dia lepas jaketnya, Dia berikan kepadaku.
Aku masih ragu-ragu untuk memakainya.
"Apakah Engkau sendiri tidak kedinginan ?"
Lembut Dia menatapku, tersenyum lalu berkata "Kenakanlah, Aku berikan untukmu."
Segera kupakai jaket tersebut.
Selasa, 17 Januari 2012 0 komentar

Akhir 15 Januari 2012

Setelah aku menulis semua yang aku rasakan di 15 Januari 2012 pagi, aku beranjak menuju kamar. Istriku menyusul dan duduk disampingku. Aku ungkapkan semua apa yang aku rasakan. Kegelisahanku, apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan. Namun semuanya tak kunjung pergi. Hingga aku beranjak dari kursi di kamar tidurku, mengambil helm dan jaket. Sementara aku telah bersiap, aku melihat istriku tetap seperti biasanya, santai dan tidak ada kesan ingin menyusulku dengan cepat. Wajahnya terlihat aneh untukku, pikiranku berkata, mungkin dia sedang sedih dengan apa yang aku alami.
Kubuka pintu ruang tamu dan segera aku menuju pagar rumah lalu melihat keadaaan di rumah tetanggaku yang mengundangku. Sepi, lengang. Segera aku ingin kesana, namun istriku masih belum bersiap. Setengah kesal aku memanggil istriku, "Ma, ayo cepat !".
Cukup lama bagiku untuk menunggu istriku dan cukup membuatku kesal menunggu,
Minggu, 15 Januari 2012 0 komentar

15 Januari 2012

Pagi ini, aku mendapat undangan untuk hadir dalam acara syukuran khitanan, salah seorang tetangga di perumahanku, Tirtasari Sukun. Jujur dari tadi malam perasaanku, pikiranku, tidak karuan. Masih ada rasa gugup, grogi, takut, panik yang kembali menyerang. Hingga semalam aku bermimpi tentang acara syukuran tersebut.
Pagi ini kutuliskan apa yang aku rasakan. Seperti ada rasa menyerah. Sedikit pusing di kepala, sakit perut, belum sampai mual, namun kepala bagian belakangku rasanya sudah sangat berat. Dan sekarang sudah mulai datang rasa tidak enak diperutku.
Pagi ini, rasanya tidak enak bagiku. Aku berusaha meyakinkan diriku, bahwa aku bisa, namun rasanya semakin berat saja. Aku berusaha menenangkan diri dengan mendengarkan lagu-lagu rohani, namun aku benar-benar tidak bisa mengalihkan rasa tidak nyaman ini.
Rasanya seperti mau menangis saja,
Jumat, 06 Januari 2012 0 komentar

Aku benci dianggap bodoh

Di depanku kau bersikap seolah-olah "hero", dengan berbagai pekerjaan tanganmu yang penuh "heroisme".
Di depanku kau bersikap seolah-olah kau adalah yang terhebat, tertenang, tersabar, termengerti.
Di depanku kau berkata semua orang hormat kepadamu.
Di depanku kau berkata senang hidup damai.
Di depanku kau hebat, dan aku bodoh.

Namun,
dibelakangku kau berkata bahwa aku adalah manusia licik
dibelakangku kau berkata bahwa aku adalah orang lugu
dibelakangku kau mengatur kelicikan
dibelakangku kau mengatur kebohongan
dibelakangku kau mengatur strategi yang penuh tipu

Kebohonganmu telah kuketahui
Kebohonganmu telah kuketahui
Kebohonganmu telah kuketahui
dan aku cukup menyesal untuk mengetahuinya
karena aku jadi tahu, bahwa selama ini kau anggap aku ini bodoh dan bisa kau tipu dengan akal muslihatmu

Maaf, aku terpaksa tidak bisa percaya padamu lagi, bukan karena kejadian kemarin.
Namun karena semua kejadian, yang dikatakan semua orang kepadaku.
Aku benci dibohongi.
Aku benci ditipu.
Aku benci "sok".
Aku benci dianggap bodoh.



NB :
Keluarlah dari pikiranku, keluarlah dari sisa hidupku, tak akan kubiarkan seluruh sikap dan kata-kata heroikmu masuk ke otakku.
Keluar dari hidupku, aku akan mencoba mengampunimu, sesuai ajaran Yesus. Aku akan mencoba. Aku tidak bisa berjanji apa-apa.
Karena aku benar-benar kecewa. Untuk pertama dan terakhir kalinya, jancok koen.
Aku pasti akan memaafkanmu.

Inuw, 120105
Rabu, 04 Januari 2012 0 komentar

Sederhana Saja

Berapa 1 + 1 ?
Pasti 2. Simple kan ?

Apa ciri makhluk hidup ?
Bernafas. Simple kan ?

Siapakah yang menciptakan manusia ?
Tuhan. Gampang kan ?


Beberapa pertanyaan di atas, pernah aku temui saat masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar. Pertanyaannya mudah, jawabannya sederhana, untukku saat ini. Mungkin tidak bagiku, saat masih SD di saat aku masih mempelajarinya untuk pertama kalinya, namun terasa begitu mudahnya
 
;