Ceritanya nih, kemarin pagi aku ingin segera bertemu dengan salah seorang temanku. Aku berniat untuk menjual helm sepeda istriku, agar bisa dia pakai. Lama aku menunggu, dan penanda waktu untuk masuk kantor telah berbunyi. Setengah penasaran, aku menuruni anak tangga di kantorku, mengapa temanku ini belum datang, aneh sekali, pikirku. Saat aku tengah menuruni anak tangga, aku berpapasan dengannya.
"Hei, aku mau jual helm sepeda istriku. Kamu mau ?"
Dia melihatku, terdiam sejenak, lalu berkata "Aku sudah tidak ada sepeda, buat apa helm sepeda ?".
"Lho, sepedamu yang kemarin, kemana ?" tanyaku .... wah gak jadi laku deh helmku :)
"Aku lho sudah putus sama pacarku", dan terlihat di pelupuk matanya
Seperti biasa, setiap hari selalu ada hal-hal baru yang diceritakan oleh istriku tercinta :). Yah, pantaslah kalau dulu aku memberi nickname kepada dia : wastafel, karena kalau sudah cerita, pasti akan mengucur, persis seperti keran di wastafel :)
Kali ini dia bercerita tentang teman barunya. Maaf aku gunakan nama samaran yah. Anggap saja namanya Mbak Anik. Mbak Anik ini, mempunyai seorang suami yang kebetulan juga bekerja di grup yang sama, anggap saja namanya Pak Toni. Mereka berdua telah dikaruniai 2 orang putri, anggap saja namanya Maya dan Talita. Maya adalah anak pertama mereka yang telah duduk di bangku SMA, sedangkan Talita adalah anak kedua mereka yang masih duduk di kelas 3 SMP.
Sahabat barunya ini mempunyai keunikan yang kadang menjadi guyonan
Kali ini dia bercerita tentang teman barunya. Maaf aku gunakan nama samaran yah. Anggap saja namanya Mbak Anik. Mbak Anik ini, mempunyai seorang suami yang kebetulan juga bekerja di grup yang sama, anggap saja namanya Pak Toni. Mereka berdua telah dikaruniai 2 orang putri, anggap saja namanya Maya dan Talita. Maya adalah anak pertama mereka yang telah duduk di bangku SMA, sedangkan Talita adalah anak kedua mereka yang masih duduk di kelas 3 SMP.
Sahabat barunya ini mempunyai keunikan yang kadang menjadi guyonan
Hari ini aku terpaksa tidak masuk kerja, karena semalam perutku sakit sekali.
Pagi ini aku kembali berdoa kepada Tuhan, dengan iringan lagu-lagu dari JSC. Saat aku berdoa, aku bayangkan diriku berada di tengah-tengah persekutuan. Persekutuan yang untuk kedua kalinya aku diajak ikut oleh Pak Alex. Dan saat itu, terasa aku semakin hancur. Aku katakan berulang kali, aku hancur. Rasanya tidak ada bentuk dan wujudnya. Sangat sangat hancur.
Aku sadari, bahwa inilah aku yang sesuangguhnya. Aku yang bermegah dahulu karena selalu merasa benar, ternyata hanyalah sosok yang hancur tapi tertutupi oleh topeng. Topeng yang
Pagi ini aku kembali berdoa kepada Tuhan, dengan iringan lagu-lagu dari JSC. Saat aku berdoa, aku bayangkan diriku berada di tengah-tengah persekutuan. Persekutuan yang untuk kedua kalinya aku diajak ikut oleh Pak Alex. Dan saat itu, terasa aku semakin hancur. Aku katakan berulang kali, aku hancur. Rasanya tidak ada bentuk dan wujudnya. Sangat sangat hancur.
Aku sadari, bahwa inilah aku yang sesuangguhnya. Aku yang bermegah dahulu karena selalu merasa benar, ternyata hanyalah sosok yang hancur tapi tertutupi oleh topeng. Topeng yang
Pukul 06.00 aku sudah di kantor pagi ini. Aku berdiam diri di dalam ruangan. Kudengarkan alunan lagu dari Jeffry SC. Aku berdoa dalam tangisku. Aku merasa hancur.
Dua kali aku di tegur Tuhan, melalui Renungan Harian (20 Feb 2012) dan melalui lagu yang kudengar. Rasanya bertambah hancur.
Dalam doa, aku minta ampun kepada Tuhan karena kata-kata guyonanku kepada Pak Budi, Direktur Marketing yang dianggap tidak pantas, sehingga aku harus mendapat teguran dari Manager HRD, kakak iparku.
Dalam doa, aku minta Tuhan mengajariku lagi untuk mengekang lidahku.
Dalam doa, aku minta Tuhan memenuhiku
Dua kali aku di tegur Tuhan, melalui Renungan Harian (20 Feb 2012) dan melalui lagu yang kudengar. Rasanya bertambah hancur.
Dalam doa, aku minta ampun kepada Tuhan karena kata-kata guyonanku kepada Pak Budi, Direktur Marketing yang dianggap tidak pantas, sehingga aku harus mendapat teguran dari Manager HRD, kakak iparku.
Dalam doa, aku minta Tuhan mengajariku lagi untuk mengekang lidahku.
Dalam doa, aku minta Tuhan memenuhiku
Selamat sore bapak.
Cukup lama saya menunda keinginan saya untuk menulis surat bagi Bapak.
Bukan karena saya tidak cukup banyak waktu untuk menulis, tapi saya ingin mendahulukan sesuatu yang lebih penting, daripada sekadar perasaan dan pikiran yang ingin saya lontarkan kepada Bapak.
Cukup lama saya berkenalan dengan Bapak, namun mungkin tidak cukup baik saya mengenal Bapak, demikian juga sebaliknya.
Cukup banyak perjalanan hidup, pekerjaan dan hal-hal lain yang sering saya ceritakan kepada Bapak, demikian juga sebaliknya.
Semuanya itu membuat saya amat sangat kagum dan mengagumi Bapak,
Cukup lama saya menunda keinginan saya untuk menulis surat bagi Bapak.
Bukan karena saya tidak cukup banyak waktu untuk menulis, tapi saya ingin mendahulukan sesuatu yang lebih penting, daripada sekadar perasaan dan pikiran yang ingin saya lontarkan kepada Bapak.
Cukup lama saya berkenalan dengan Bapak, namun mungkin tidak cukup baik saya mengenal Bapak, demikian juga sebaliknya.
Cukup banyak perjalanan hidup, pekerjaan dan hal-hal lain yang sering saya ceritakan kepada Bapak, demikian juga sebaliknya.
Semuanya itu membuat saya amat sangat kagum dan mengagumi Bapak,
Memang Ibu, bukanlah orang yang melahirkan saya.
Dan Ibu juga bukanlah orang yang mengasuh saya dari kecil.
Tetapi kepada Ibulah, kadang saya memanggil Ibunda.
Karena memang seperti itulah adanya Ibu di mata saya.
Tidak pernah sekalipun saya hendak melalaikan Ibu, tugas yang Ibu berikan, selama saya masih bisa melakukannya.
Tidak pernah sekalipun saya protes dengan Ibu,
Dan Ibu juga bukanlah orang yang mengasuh saya dari kecil.
Tetapi kepada Ibulah, kadang saya memanggil Ibunda.
Karena memang seperti itulah adanya Ibu di mata saya.
Tidak pernah sekalipun saya hendak melalaikan Ibu, tugas yang Ibu berikan, selama saya masih bisa melakukannya.
Tidak pernah sekalipun saya protes dengan Ibu,
Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku otak yang mempunyai imajinasi yang tinggi ?
Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku pikiran yang terlampau jauh dan gambaran-gambaran yang selalu berubah setiap saat ?
Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku perasaan yang terlalu peka dan sangat sensitif ?
Tuhan,
mengapa ?
Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan otakku dengan berbagai imajinasinya yang tinggi, untuk dapat berguna bagi orang lain dan berguna bagi rencanaMu atas dunia ini ?
Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan pikiranku yang
mengapa Kau berikan kepadaku otak yang mempunyai imajinasi yang tinggi ?
Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku pikiran yang terlampau jauh dan gambaran-gambaran yang selalu berubah setiap saat ?
Tuhan,
mengapa Kau berikan kepadaku perasaan yang terlalu peka dan sangat sensitif ?
Tuhan,
mengapa ?
Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan otakku dengan berbagai imajinasinya yang tinggi, untuk dapat berguna bagi orang lain dan berguna bagi rencanaMu atas dunia ini ?
Tuhan,
bagaimana aku harus mempergunakan pikiranku yang
Langganan:
Postingan (Atom)