Seperti biasa, setiap hari selalu ada hal-hal baru yang diceritakan oleh istriku tercinta :). Yah, pantaslah kalau dulu aku memberi nickname kepada dia : wastafel, karena kalau sudah cerita, pasti akan mengucur, persis seperti keran di wastafel :)
Kali ini dia bercerita tentang teman barunya. Maaf aku gunakan nama samaran yah. Anggap saja namanya Mbak Anik. Mbak Anik ini, mempunyai seorang suami yang kebetulan juga bekerja di grup yang sama, anggap saja namanya Pak Toni. Mereka berdua telah dikaruniai 2 orang putri, anggap saja namanya Maya dan Talita. Maya adalah anak pertama mereka yang telah duduk di bangku SMA, sedangkan Talita adalah anak kedua mereka yang masih duduk di kelas 3 SMP.
Sahabat barunya ini mempunyai keunikan yang kadang menjadi guyonan
untuk teman-temannya, yaitu dia akan merasa geli jika mendengar suara krupuk digigit. Jadi bila dia akan memakan kerupuk, dia akan mencelupkannya ke dalam mangkuk makanannya yang berisi kuah. Jika tidak ada kuah, terpaksa dia tidak ikut menikmati krupuk tersebut. Namun di balik keunikannya, aku mengambil suatu kesimpulan bahwa dia mempunyai peran yang besar di dalam keluarganya, berdasarkan cerita istriku.
Sosok mbak Anik, adalah sosok pejuang keluarga. Dia kadangkala bisa berubah menjadi sosok tameng yang keras bagi keluarganya, dan di saat yang lain dia akan menjadi sosok kapas yang lembut untuk keluarganya. Di satu saat, mungkin dia akan berjalan di depan mendahului suaminya, saat dia merasa suaminya membutuhkan bantuannya, namun bukan untuk menggantikan peran suaminya di dalam keluarga. Dan di satu saat dia akan kembali ke belakang, untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Kelucuan, keluguan, ketulusan yang tercermin dari cerita istriku tentang keluarga mereka tampak jelas di mata Mbak Anik, saat aku pertama kali melihatnya. Aku tidak tahu, apakah aku terlalu terpengaruh oleh cerita istriku, atau memang perasaanku yang peka kembali berbicara.
Kadangkala aku ikut tersenyum saat istriku bercerita tentang bagaimana anak-anaknya menanggapi satu hal baru. Dan tak pelak membuat aku membayangkan bagaimana ekspresi anak-anaknya saat itu. Contohnya, cerita saat anak-anak mereka mendapat pelajaran baru di sekolah tentang, ..... anggap saja pendidikan seksual. Mungkin di salah satu cerita tersebut dibahas tentang hubungan anak dan orang tua yang berkaitan dengan masalah pendidikan seksual tersebut, misal apa dampak jika orang tua dan anak mungkin mandi bersama atau berganti baju di kamar yang sama, dan sebagainya. Dan saat anak-anak mereka bercerita kepada Mbak Anik dan Pak Toni, kontan saja mengundang godaan dari Pak Toni. "Lha gimana, apa mbak sama adik sekarang mandi bareng Bapak ?"
"Walah Bapak ini, mbak ya malu tah " ..... hahahahahahahaha :). Jujur saja aku menganggap jawaban mereka dan mungkin ekspresi yang mereka sekeluarga tunjukkan saat itu, adalah sesuatu yang penuh ketulusan, kejujuran, keluguan, dan lain-lain. Aku cukup membayangkan saja, sudah tertawa :)
Pengalaman yang lain adalah saat anak-anak mereka dijemput sepulang sekolah untuk diajak bersama-sama dengan istriku dan anakku makan di Pizza Hut. Komentar-komentar mereka itulah yang membuat aku, terharu, tersenyum dan ada satu titik kebahagiaan. Yah aku bahagia sekali, mendengar kebahagiaan mereka.
Komentar seperti, "Adik rasanya seperti mimpi ma, bisa makan di Pizza Hut". Atau bagaimana anak-anak mereka ber-sms ria dengan kawan-kawannya, tentang pengalaman pertama mereka makan di Pizza Hut. Dan ingin segera buru-buru berangkat pagi ke sekolah untuk bercerita lagi tentang pengalaman mereka makan di tempat tersebut, meskipun sudah diingatkan oleh Mbak Anik, agar tidak perlu bercerita, mungkin takut dianggap sombong yah :) ... Yah gak papalah, namanya juga anak-anak ... Mbak :)
Belum lagi polah mereka saat berfoto di kamar mandi Pizza Hut. Hahahahaha, aku benar-benar senang mendengar cerita-cerita dari istriku tentang polah mereka. Bahagia sekali aku mendengar hal tersebut.
Dan hari ini, aku mendapat kabar dari istriku yang bercerita, bagaimana anak-anak mereka berkata "Ma, Tante Aning baik ya, mau traktir kita". Hahahahahah, kalian ada-ada saja.
Kebersamaan mereka sekeluarga tidak berhenti sampai disini. Istriku pernah bercerita bagaimana mereka sekeluarga menyediakan waktu bersama untuk menginap di hotel. Woww. Luar biasa mereka :).
Hingga tadi malam aku berkata pada istriku, suatu saat nanti, aku ingin bertemu mereka. Dan semoga saat itu aku tidak mual seperti biasanya.
Dan apabila aku tidak pernah kesampaian untuk bertemu mereka, aku cukup bahagia mendengar kisah-kisah mereka dari istriku. Mbak Anik, Pak Toni, Maya dan Talita, teruslah bersama. Karena kalian kuat saat bersama. Teruslah saling mendukung, karena kalian akan bersama-sama maju saat melakukannya. Teruslah ceria, karena keceriaan kalian adalah cerita bahagia untuk orang lain. Teruslah hidup dalam bahagia, karena kalian adalah keluarga bahagia, bahagia dalam kesederhanaan, bahagia dalam perbedaan, bahagia dalam segala yang kalian miliki maupun tidak kalian miliki. Kalian keluarga bahagia. Aku berdoa, kalian akan terus mengalami hal-hal tersebut. Aku berdoa, Tuhan memberkati kalian sekeluarga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.