Pukul 06.00 aku sudah di kantor pagi ini. Aku berdiam diri di dalam ruangan. Kudengarkan alunan lagu dari Jeffry SC. Aku berdoa dalam tangisku. Aku merasa hancur.
Dua kali aku di tegur Tuhan, melalui Renungan Harian (20 Feb 2012) dan melalui lagu yang kudengar. Rasanya bertambah hancur.
Dalam doa, aku minta ampun kepada Tuhan karena kata-kata guyonanku kepada Pak Budi, Direktur Marketing yang dianggap tidak pantas, sehingga aku harus mendapat teguran dari Manager HRD, kakak iparku.
Dalam doa, aku minta Tuhan mengajariku lagi untuk mengekang lidahku.
Dalam doa, aku minta Tuhan memenuhiku
dengan Roh Kudus, yang akan membimbingku dalam aku bersikap, berkata dan bertingkah laku.
Aku hancur. Aku merasa sangat hancur.
Aku mengeluh pada Tuhan.
Tuhan, kalau Pak Budi boleh mengata-ngataiku dengan sebutan "Taek a", "Silit a", "jamput", dan kata-kata lainnya, namun kuanggap itu sebagai guyonan antar teman, tapi kenapa saat aku guyon balik, dia menanggapinya dengan serius ?
Tuhan, kalau aku sudah menganggap dia teman, aku mau bantu dia, aku mau menolong dia, tapi kenapa dia melaporkan aku seperti itu ?
Tuhan, kalau pembalasan hak milikmu, kenapa tidak Kau balaskan sakit hatiku ? Apakah karena setimpal dengan kata-kataku ?
Aku hancur dan merasa tiada guna.
Tuhan sudah baik kepadaku dengan memberiku hidup.
Tuhan sudah baik kepadaku dengan menegurku, melalui Pak Budi, meskipun membuatku cukup kaget.
Tuhan sudah baik kepadaku dengan menegurkan sekali lagi, melalui Renungan Harian dan lagu.
Tuhan sudah baik kepadaku dengan memberiku air mata, agar kubisa menangis di hadirat-Nya.
Tuhan sudah baik kepadaku dengan mengulurkan tanganNya, untuk menyambut kedatanganku dalam doa dan tangisku.
(Saatku menulis, istriku menyemangatiku dalam BBM-nya.)
Tuhan sangat baik dengan memberiku istri yang mau menemani aku dalam kehancuranku.
Doaku :
Tuhan, jadikan aku tanah liatMu, untuk Kau bentuk lagi menjadi bejana, seperti yang Kau inginkan. Ampuni "kengeyelanku" sehingga bejana itu jadi sulit Kau bentuk. Ampuni pemberontakanku akan jalan, waktu dan caraMu, sehingga bejana itu tidak sesuai dengan keinginanMu.
Tuhan terima kasih untuk Pak Budi, untuk Cik Emmyl, untuk Mas Rikky dan semua teman-temanku di pabrik :)
Mereka adalah orang-orang yang Kau pakai untuk menegurku. Terima kasih Yesusku. Terima kasih.
Satu lagi Tuhan, ajar aku untuk mengampuni sesama. Tidak dengan bersikap munafik di hadapan mereka. Tidak tahu lah Tuhan, bagaimana. Cuma jujur kadang saya rancu antara pengampunan, dengan bersikap sok baik dan seolah tidak terjadi apa-apa, walaupun ada masalah. Dan kadang, saya menganggap orang-orang yang demikian, adalah orang-orang yang bermuka dua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.