Memang Ibu, bukanlah orang yang melahirkan saya.
Dan Ibu juga bukanlah orang yang mengasuh saya dari kecil.
Tetapi kepada Ibulah, kadang saya memanggil Ibunda.
Karena memang seperti itulah adanya Ibu di mata saya.
Tidak pernah sekalipun saya hendak melalaikan Ibu, tugas yang Ibu berikan, selama saya masih bisa melakukannya.
Tidak pernah sekalipun saya protes dengan Ibu,
karena kebijakan-kebijakan baru yang Ibu buat.
Tidak pernah sekalipun saya menanggap Ibu, kacangan.
Dulu saya hanya ingin membeli produk Ibu, dengan harapan saya bisa menjadi salah satu duta produk Ibu.
Dulu saya hanya ingin bercerita apa adanya, dengan harapan saya bisa membagikan kesenangan, kesedihan dan uneg-uneg saya.
Dulu saya hanya ingin Ibu menegur saya, dalam setiap kesempatan.
Namun, Ibu lebih senang melakukan sesuatu sesuai mood Ibu hari itu.
Namun, Ibu lebih senang mendengarkan apa kata orang tentang orang lain, tanpa berusaha mencari fakta, tanpa berusaha menjadi jembatan, tanpa berusaha menjadi figur seorang Ibu.
Satu masalah, kadang Ibu kaitkan dengan masalah lain. Dengan waktu yang sudah jauh.
Satu subyek, kadang Ibu selalu jadikan sesuatu yang selamanya akan menjadi seperti itu.
Pernahkah Ibu merasakan, bahwa saya ingin dibimbing ?
Pernahkah Ibu merasakan, orang lain pun juga ingin diberi kesempatan untuk berubah ?
Pernahkah Ibu merasakan, bahwa anak-anakmu disini mengagumimu ?
Mereka ingin disapa, mereka ingin ditegur dengan lemah lembut. Kadang kami memang nakal, tapi namanya juga anak-anak. Tapi bukankah kami juga manusia biasa, yang bisa salah, tapi juga bisa berubah.
Ibunda, please. Jadilah Ibunda buat kami. Kami akan merasa aman dan nyaman setiap saat dekat dengan Ibunda.
Itu saja pinta kami. Yang lain, biarlah kami yang mengerjakan tugas-tugas yang Ibunda berikan, asal kami bisa, pasti kami akan kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Terima kasih Ibunda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.