Melanjutkan tulisanku "Bermain dengan Hati - 1".
Aku tidak hendak menyalahkan pasangan yang berselingkuh, karena mereka saat itu pasti sedang dimabuk cinta, cinta yang belum tentu jelas menurutku. Belum tentu ? ... yah belum tentu. Belum tentu bisa dilanjutkan, belum tentu jelas, belum tentu tidak bisa dilanjutkan.
Namun ada saat-saat, entah apa yang terjadi, pasangan berselingkuh tersebut seperti dibangunkan dari tidur panjang dan mimpi mereka. Mereka diingatkan tentang keberadaan pasangan "asli" mereka masing-masing, atau bila belum memiliki pasangan "asli", paling tidak mereka ditegur secara halus, bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak benar.
Teguran itu mungkin memang benar-benar halus, atau sebenarnya cukup tajam, namun karena mata mereka dibutakan oleh cinta, teguran itu terasa halus atau malah tidak terasa sama sekali.
Kadangkala pasangan yang berselingkuh tersebut, merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak benar. Mereka bisa teringat kepada pasangannya masing-masing,
baik yang telah dinikahi maupun yang belum dinikahi. Namun sekali lagi, hal itu menjadi samar-samar hilang, saat kenikmatan cinta sesaat itu menyilaukan mata hati mereka.
Dan dosa akibat perbuatan tersebut, menjadi tidak terasa. Pembenaran diri atas apa yang mereka perbuat menjadi lebih kentara daripada dosa yang membuntuti mereka.
Dulu, ada seorang wanita yang telah menikah selama kurang lebih 5 tahun, menemui kenyataan pahit bahwa suami yang dicintainya ternyata telah mendua. Tanpa sengaja dia menemukan foto mereka berdua. Sebenarnya dia telah merasakan keganjilan diantara mereka berdua, suami dan pasangan selingkuhnya. Namun karena begitu besar cintanya kepada sang suami, dia rela menutupi perasaannya. Setelah dia menemui foto mereka berdua, serta merta terjadi keributan diantara mereka berdua. Tetapi sekali lagi, cinta dan ketulusan sang istrilah yang akhirnya merekatkan hubungan mereka kembali, hingga saat ini. Wanita ini penuh cinta, penuh pengampunan dan penuh kasih. Mungkin dia tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya, mungkin dia masih mengingat anaknya, mungkin dia masih berharap suaminya mau kembali. Dan semua harapan serta doa yang disertai airmata, di dengar oleh Tuhan. Pasangan ini kembali disatukan. Dan cerita pilu yang telah terjadi, menjadi pelajaran berharga bagi mereka berdua. Untuk saling introspeksi akan kekurangan masing-masing dan bagaimana mereka harus saling melengkapi, pada akhirnya.
Aku mengenal wanita tersebut dan aku sangat mengenal suami yang dinikahinya. Karena dia adalah istriku dan diriku sendiri.
Kusaksikan, betapa cinta istriku, tanpa mengesampingkan anugerah Tuhan, menjadi perekat pernikahan kami. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya, namun aku tahu, bahwa dia mencintaiku. Dan aku tahu, aku menyadari kesalahan fatalku.
Maaf bila menyakitkan hati pasangan-pasangan yang sedang berselingkuh, sedang bermain cinta monyet, sedang mempermainkan kesucian pernikahan. Namun Anda tidak akan pernah menemui cinta sejati, lebih dari apa yang telah pasangan Anda berikan selama beberapa lama waktunya dia hidup bersama Anda.
Yang Anda lakukan hanyalah menambal kekesalan akan pasangan Anda dengan cinta yang belum teruji kualitasnya. Dan bahkan menurutku, itu juga bukan cinta. Karena cinta perlu ujian, cinta perlu waktu, cinta perlu pengorbanan, dan cinta perlu ketulusan, bukan dari mulut tapi dari hati dan pikiran.
Lebih baik, tinggalkan pasangan selingkuh Anda. Kembalilah kepada kehangatan keluarga Anda.
Jangan sia-siakan waktu panjang yang telah Anda lalui bersama pasangan Anda, dan jangan buang waktu ke depan Anda dengan cinta yang belum jelas, andai itu memang cinta dan bukan tipu muslihat iblis yang amat sangat kreatif.
Jika ada kekurangan dengan pasangan Anda, ingatlah, Anda juga bukan tanpa kekurangan. Bukankah kalau kita tanpa kekurangan, kita sama dengan Tuhan ??? Tapi kita hanyalah manusia. Saling melengkapilah dalam kekurangan. Satu tips dari ibu mertua :) ... jika kalian sedang dalam masalah, selesaikan di tempat tidur ... ssttt .. jangan ngeres dulu .. maksudnya selesaikan dengan santai, mungkin di tempat tidur. Setelah selesai ... silahkan kalau mau dilanjutkan dengan yang ... ngeres .. ngeres :) ....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.