Baca: Roma 6:1-14
Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (Roma 6:12)
Orang-orang yang sudah pulih dari kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang biasanya akan memandang hal-hal itu dengan lebih waspada. Mereka tahu bahayanya. Berani mencoba adalah hal yang bodoh. Itu sama saja menyerahkan diri untuk dikuasai zat-zat yang merusak.
Paulus juga memperingatkan orang-orang percaya di Roma untuk tidak bertindak bodoh, memberi kesempatan pada dosa untuk memegang kendali hidup mereka. Dosa sudah kalah oleh kematian dan kebangkitan Kristus (ayat 6-11). Dosa sesungguhnya tidak punya kuasa lagi atas orang yang percaya pada Kristus, kecuali orang itu menyerahkan diri, membiarkan anggota-anggota tubuhnya melayani keinginan-keinginan yang tidak benar (ayat 12-13). Keinginan bisa tampak tidak berbahaya, bukankah kita selalu menginginkan hal yang baik bagi diri sendiri? Itulah tipuan dosa.
Tampaknya baik dan menyenangkan, tetapi sebenarnya menyesatkan (bandingkan Efesus 4:17-22).
Mari waspada! Dosa bisa mulai bergerilya dari hal-hal yang tampak sepele. Dari kebutuhan istirahat yang bisa menjadi kemalasan ketika dikuasai dosa. Dari kebutuhan makan dan minum yang bisa menjadi kerakusan atau kecanduan. Dari kebutuhan finansial, seksual, hiburan, pendidikan, dan banyak lagi. Mari memeriksa diri: apakah kita sedang menyerahkan anggota-anggota tubuh kita—otak, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, suara, organ seksual, dan lain-lain—untuk melayani dosa? Dengan kekuatan sendiri, tidak ada manusia yang dapat bebas dari kuasa dosa. Namun, tiap orang percaya dapat memandang apa yang telah Tuhan perbuat melalui Kristus dan berkata “tidak” saat menghadapi dosa.—ELS
TIDAK! DOSA, ENGKAU BUKANLAH TUAN SAYA!
KRISTUSLAH TUAN SAYA, DAN HIDUP SAYA INI HANYA UNTUK MELAYANI-NYA.
(sumber : http://renunganharian.net/index.php/2012/16-maret/207-jangan-biarkan-berkuasa )
***
Dalam salah satu tulisanku, aku pernah mengatakan dan merasakan, bahwa saat aku merasa lemah dan jatuh, saat itu aku berdoa dan merasakan kekuatan Tuhan yang mendesakku sedemikian rupa, sehingga aku bisa merasa bangun lagi.
Dan dalam tulisanku itu pula, aku mengatakan dan merasakan bahwa saat aku merasa "semua baik-baik" saja, aku mulai meninggalkannya. Aku mulai "menggampangkan" Dia. Aku mulai berani bermain dengan dosa-dosa yang aku anggap sepele, kecil dan remeh. Bahkan aku sendiri tidak tahu, benarkah ada dosa yang kecil dan remeh.
Namun tetap saja aku lakukan. Dan akhirnya aku jatuh lagi. Dan sulit lagi untuk bangun.
Hari ini, aku ingin berkata melalui tulisanku, tolong ... tolong jangan sekali-kali kalian biarkan diri kalian dikuasai setan dan akhirnya jatuh ke lubang dosa yang sama, yang semakin lama akan semakin dalam dan semakin besar, dan jujur sangat sangat sulit dengan usaha kita sebagai manusia biasa untuk keluar dari lubang tersebut. Sekali-kali jangan.
Berhutang untuk sesuatu yang tidak perlu.
Periksalah, apakah kita benar-benar sudah memerlukan mobil, handphone, sepeda motor, komputer, dan lain sebagainya yang menyebabkan kita harus berhutang. Mungkin aku tidak pernah membaca atau belum menemukan satu ayat yang melarang kita untuk berhutang, namun aku cuma ingin mengatakan, saat kita berhutang untuk sesuatu yang mungkin belum sangat kita perlukan, saat itulah kita menyerahkan diri ke dalam kuasa hawa nafsu. Dan kuasa hawa nafsu, sama artinya dengan kita membiarkan diri, untuk dikuasai setan. Tolong, pikirkan baik-baik saat akan berhutang.
Bergosip, mempergunjingkan sesuatu atau orang lain.
Periksalah kata-kata yang keluar dari mulut kita, apakah benar adanya atau kita tambahkan dengan bumbu penyedap. Kemudian perlukah kata-kata tersebut kita lontarkan kepada orang lain. Setelah itu, perlukah kita mendengar perkataan orang lain, sudah benarkan apa yang dia katakan, bergunakah perkataan dia untuk kita dengarkan.
Akan lebih baik bila kita mengekang mulut dan mengeluarkan kata-kata yang membangun. Akan lebih baik bila kita mengendalikan pendengaran kita dan memasukkan kata-kata yang baik untuk diolah oleh otak kita.
Cukup sulit dijaman sekarang untuk melakukan itu. Hampir setiap stasiun televisi memutar acar gosip belaka, menguak rahasia hidup orang lain. Kita sajalah yang selektif, apa sebenarnya keperluan dan kegunaan bagi kita untuk mengetahui kehidupan orang lain. Apakah untuk membandingkannya dengan kita ? Lalu untuk apa dibandingkan, bukankah kita tidak pernah tahu perjalanan hidup seperti apa yang telah dia alami.
Seksual.
Periksalah komputer, periksalah CD, periksalah kesemuanya itu. Adakah kita pernah membuka dan menyimpan film atau gambar-gambar "porno". Saat kita pernah melakukannya, kita sedang membiarkan pikiran kita dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Akibatnya ?
Mungkin kita tidak pernah puas dengan pasangan kita. Mungkin kita mengatasnamakan fantasi seksual sebagai pembenaran atas perbuatan kita terhadap pasangan. Dan masih banyak lagi. Onani, masturbasi, membayangkan orang lain dengan tidak senonoh, adalah dampak dari itu semua. Kadangkala kita membenarkan tindakan onani atau masturbasi atas nama kedokteran, tapi kedokteran bukanlah keTuhanan. Tidak bisa digabungkan. Fantasi seksual, onani, masturbasi, dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru dalam orientasi seksual, adalah tipuan setan karena kita membiarkan diri untuk dikuasai olehnya.
Kebutuhan hiburan.
Dulu, untuk pertama kalinya aku mengenal istilah "entertain". Satu istilah yang dipakai untuk menjamu tamu untuk tujuan lobby dan sebagainya, yang selalu melibatkan makan, minum, hiburan dan wanita. Saat ada ajakan untuk "meng-entertain", pasti selalu berhubungan dengan makan-makan yang enak, di tempat yang enak, didampingi oleh minuman beralkohol, yang mungkin memabukkan bagi sebagian orang, dilanjutkan dengan pergi ke tempat hiburan malam atau tempat karaoke, dengan ditemani oleh wanita-wanita yang siap melayani semua kebutuhan orang-orang yang mengajaknya. Periksalah diri, pernahkah kita melakukannya atau pernahkah terbersit keinginan untuk melakukannya. Demikian mudahnya kita menyerahkan diri kita ke dalam tipuan iblis, hanya untuk alasan kepentingan perusahaan, lobby dan sebagainya, yang tak sepadan dengan dosa dan tertawaan setan karena kita jatuh dalam pengaruhnya.
Aku bukanlah orang yang pernah luput dari perbuatan-perbuatan dosa. Aku pernah berhutang tanpa sebab yang jelas dan akhirnya uang tersebut musnah tanpa aku sempat menikmatinya sepeser pun.
Aku pernah berselingkuh dan menyakiti hati istriku. Akibatnya aku selalu merasa bersalah dan sulit bagiku saat itu untuk bangkit.
Aku pernah mengoleksi film-film porno, yang berakibat aku punya fantasi-fantasi dan kadang merasa istriku tidak cukup baik.
Dan dari kesemuanya itu, aku coba untuk bangkit. Aku mendekat lagi kepada Tuhan, aku minta belas kasihanNya, aku mohon pengampunan dariNya. Tuhan mendengarkan.
Namun manusiawi-ku terlalu lemah dan kembali lagi jatuh pada dosa yang sama, yang lebih besar lagi dan berulang-ulang lagi.
Tolong, jangan biarkan diri kalian jatuh dalam pencobaan. Pencobaan sekecil apapun, pasti akan membawa kita ke dalam lubang dosa yang semakin lama, akan semakin dalam dan semakin besar. Periksalah diri kita, apakah kita telah terlena dalam tipu daya setan yang menyesatkan ?
Berat aku menulisnya, karena aku pun masih bingung. Bingung dengan apa yang sedang aku pergumulkan. Namun dalam setiap tulisanku, aku berharap, tidak ada lagi orang-orang di luar sana yang jatuh dalam pencobaan. Pencobaan yang awalnya kecil.
Tuhan Yesus memberkati kita.
(hari ini aku merasa ditegur dan disapa lagi oleh Tuhan melalui RH)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.