Selasa, 20 Maret 2012

Surat untuk Daniel, anakku

Papa tidak tahu bagaimana memulai untuk menulis surat ini. Bahkan saat menuliskan judul pun, akhirnya Papa memilih untuk menulisnya dengan sederhana, hanya "Surat untuk Daniel, anakku". Tidak bertele-tele, hanya sederhana dan simple saja.
Yah seperti itulah Papa mungkin, simple dan sederhana saja.

Saat pertama kali kamu lahir, Papa menyimpan banyak kenangan yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, Papa menggendong seorang anak kecil yang benar-benar kecil. Kamu pasti tahu cerita tentang bagaimana kami, Papa dan Mamamu, berusaha dengan sekuat tenaga
untuk merawatmu yang terpaksa harus berpisah dengan kami selama 1 minggu.
Keinginan untuk melihatmu setiap saat harus kami tunda selama 1 minggu dan pada hari-hari itu, kami selalu mengunjungimu untuk memberikan sebotol susu.
Papa masih ingat, betapa bingungnya Papa dan betapa tidak tahunya Papa, bagaimana harus memperlakukanmu. Yang Papa tahu, Papa harus menggelitik kakimu, agar kamu bangun dari tidurmu dan mau meminum susu yang kami antar. Harapan kami, agar kamu segera bertambah berat sehingga kita bisa berkumpul bersama-sama.

Banyak suka dan duka yang kita alami. Dan tak terasa, saat pertama kalinya Papa menulis surat untukmu, kamu telah beranjak menjadi sosok remaja. Usiamu 12 tahun bulan April nanti. Dan semuanya terasa begitu cepat untuk Papa. Bahkan hingga tadi saat Papa berangkat menuju kantor pun, Papa masih berusaha mengingat-ingat perjalanan kita bersama. Papa, Mama dan kamu.
Dan yang lebih membuat Papa merasa semua sedemikian cepatnya adalah saat kamu mulai mengenal cewek. Benar-benar semua terasa cepat.
Rasanya Papa harus mulai bercerita dan berbagi pengalaman tentang hal-hal tersebut, tentang cewek, tentang cinta dan banyak hal lain.
Dan Papa berharap, pengalaman Papa dulu bisa menjadi pelajaran berharga buat kamu.

Daniel, Papa minta maaf bila belum bisa menjadi orang tua yang hebat, seperti bayanganmu. Papa penuh kekurangan yang Papa sadari bisa menjadi penghalang bagimu untuk maju dan menjadi lebih baik dari kami berdua. Papa menyadari itu dan sangat menyadarinya. Papa tidak seperti orang tua dari teman-temanmu, yang hebat dan luar biasa. Papa cuma orang tua biasa, yang punya cinta dan sayang tulus kepadamu, sejak kamu masih di dalam kandungan Mama.
Mungkin tinggal itu kekuatan Papa yang tersisa, kekuatan untuk membuatmu bangkit dan menjadi orang yang lebih baik dari kami. Tuhan memberkatimu anakku.

Anakku.

Benar-benar luar biasa untuk menyebutmu anakku.

Hingga saat ini dan seterusnya, Papa selalu bangga untuk memiliki kamu, seperti juga kebanggaan Papa memiliki Mama. Kalian berdua menjadi teman-teman Papa yang dipilih dan ditunjuk Tuhan untuk menemani sisa hidup Papa. Dan Papa berharap, akan meninggalkan kenangan dan pelajaran yang berharga untukmu, suatu saat nanti.

Papa senang dengan kerianganmu, keceriaanmu, dengan segala polah tingkahmu dan apapun yang kamu perbuat. Yang membuat kami tertawa, yang membuat kami bersedih bahkan yang membuat kami harus menegurmu dan memarahimu. Itulah kamu, Daniel Dandy Denratama.

Daniel, anakku dan sahabatku, teruslah maju, teruslah bangkit, tetaplah bersemangat, tetaplah menikmati semuanya, Tuhan Yesus menyertaimu sampai akhir nanti. Percayalah, kamu bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;