Jumat, 22 Juni 2012

NT

Beberapa hari ini, adalah hari-hari yang terlalu berat dan menyedihkan untukku. Secara berturut-turut 2 orang saudaraku meninggal dengan cara yang "mengerikan" dan waktu yang mendadak. Aku tahu, hal kematian tidak seorangpun dapat mencegah ataupun membuat skenario menjadi lebih baik. Termasuk bunuh diri, seperti yang dahulu pernah ingin aku lakukan.

Dalam minggu-minggu ini pula berbagai kejadian aneh datang beruntun kepadaku, mulai mimpi yang jelas maupun mimpi yang tidak jelas. Bahkan ada "sesuatu" yang kabur, yang tidak dapat aku jelaskan, namun sangat membuatku merasa bersalah untuk beberapa saat lamanya. Sesuatu tentang kematian adik sepupuku. Ah, berat untuk aku tuliskan.

Hari-hari inipun, aku sering berselisih
pendapat dengan Aning, istriku. Mulai dari hal kecil hingga hal-hal yang buatku prinsip sekali.

Dan di saat-saat inilah, aku mulai kembali merasa hampa, kosong dan tak berpengharapan. Ketakutan dan ketidakyakinanku mulai datang menyerang. Aku tidak memiliki keyakinan bisa menghadiri acara perpisahan Daniel, anakku. Aku terlalu takut bahkan mual itu sudah datang di depanku. Pagi tadi aku katakan kepada istriku tentang ketidakyakinanku. Aku tidak mau dia terlalu berharap, karena aku sendiri rasanya susah sekali untuk yakin dan bisa berharap lebih. Bahkan berharap kepada Tuhanku, yang akan menyembuhkan aku pun, aku masih merasa sulit. Kadang aku merasa mualku ini adalah duri dalam daging, kadang aku merasa mualku ini bisa disembuhkan oleh Tuhan, kadang aku berpikir aku ingin melakukan sesuatu untuk mualku ini. Tapi semuanya kembali ke nol. Nol besar.

Aku sempat mengirimkan BBM kepada istriku, dan kutuliskan, aku akan mencoba untuk datang, tapi tolong jangan katakan hal-hal yang pernah kamu katakan saat kita di MOG dulu. Bahwa aku sudah membayangkan mual, dan lain sebagainya. Jujur itu terasa berat dan membebaniku, karena di otakku terlintas pikiran bahwa istriku kecewa dengan aku. Aku sendiri sulit untuk yakin dan percaya bahwa aku bisa. Aku bisa keluar dari jerat mual ini. Aku bisa menikmati setiap kejadian. Apapun itu.

Ma, maafin aku jika besok aku gagal. Tapi tolong, hargai sedikit saja usahaku untuk menemanimu. Jujur, kegagalan dan ketidakyakinan itu sudah datang di depanku dan siap memakanku habis-habis.
Ma, untuk mama dan Daniel, aku akan mencoba melakukannya. Aku mencintai kalian berdua, meskipun mungkin kalian tidak percaya sebab tidak ada tindakanku yang membuktikan kata-kataku tersebut. Atau aku hanya bisa berkata-kata tanpa ada bukti nyata.
Maafkan aku.

Aku menyayangi kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;