Rabu, 29 Agustus 2012

(Benar-benar) Naik dan Turun

Cukup lama aku tidak menulis dan mengisi blogku. Rasanya tidak ada lagi yang bisa kutuliskan dan kubagikan, selain keluhan-keluhanku. Meskipun tidak sedikit pula pengalaman-pengalaman lainnya, yang cukup menyenangkan.
Banyak cerita dalam kehidupan pribadiku. Mungkin yang masih terngiang dan terpikir cukup dalam adalah pertengkaranku dengan istri mengenai kebiasaan burukku yang selalu ingin diperhatikan lebih, ingin lebih dihargai, ingin lebih ditemani dan membuat hal-hal kecil menjadi hal-hal besar.
Tertangkap di matanya keputusasaannya, namun apakah dia juga tahu keputusasaanku ? Aku tidak tahu. Meskipun sudah cukup lama kami menikah, namun rasanya pembelajaran untuk saling mengenal lebih baik lagi belumlah usai.
Komplainku selalu sama. Hingga pada akhirnya,
aku kembali diam, ada rasa bersalah dan menyalahkan diri kemudian aku melihat lagi pada diriku yang keterlaluan.

Aku tidak bisa menikmati hidupku. Aku selalu tegang karena aku merasa tidak seperti manusia lainnya. Dan andai aku mulai melepas dan berpikir bahwa inilah diriku, aku tetap kembali kepada keadaan semula, bahwa aku sendiri belum bisa menerima diriku. Mengapa aku seperti ini ...
Kembali lagi menyalahkan orang tua yang mendidik aku dengan caranya sendiri, yang jujur menurut aku tidak pernah mau belajar dari orang lain.

Rasanya sangat naik dan sangat turun. Apalagi jika aku melihat lagi bagaimana hubunganku dengan Tuhan. Aduh, rasanya seperti hancur lagi. Aku seperti sudah cukup kuat untuk berdiri, lalu aku berlari tapi ternyata aku menemui diriku yang belum cukup kuat, bahkan untuk berdiri sekalipun.
Dan aku harus memulai kembali dari nol, nol yang sangat besar.
Penghancuran diriku dimulai lagi, untuk merontokkan hal-hal yang tidak benar. Dan kembali berserah kepada-Nya.
Terkadang aku bertanya, Tuhan, bukankah Engkau yang menciptakan aku, tapi mengapa Engkau tidak menolongku untuk keluar dari lingkaran setan ini ? Apakah aku harus berusaha sendiri dulu ? Tapi jika aku berusaha sendiri, bukankah kebiasaannya, aku menjadi sombong dan mulai merasa kuat untuk berlari ? Tuhan tahukan aku seperti apa ?


***
Di perumahan tempat tinggalku, aku pun menjadi manusia yang tidak seperti mereka pada umumnya. Karena ketakutanku pada rasa mualku, aku jadi segan untuk berkumpul dengan mereka. Yah jujur kadang aku malas sekali, hanya duduk-duduk, diam, makan, bicara basa-basi, gak nyambung karena mereka kebanyakan lebih tua, "mboseni" dan lain-lainnya. Tapi rasa mualku, benar-benar jadi musuh nomor satuku, sebelum rasa engganku. Perumahan Tirtasari Raya - Sukun - Malang, maafin aku. Mungkin suatu saat nanti, kalian akan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Dan aku berharap, kalian bisa menolongku, keluar dari lubang yang menyesakkan ini.
Terima kasih untuk bersabar menghadapi aku.


***
Aku benar-benar capek, jenuh dan tidak bersemangat.
Dan tak punya tujuan yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;