Ada awalan, biasanya ada akhiran. Ada garis start, biasanya juga diakhiri dengan garis finish. Aku tidak yakin, apakah aku sudah mengawali tahun 2012 ini dengan baik ?? Aku tidak yakin, sudah mengisi sepanjang tahun 2012 ini juga dengan baik. Namun ternyata, beberapa sekon lagi aku harus mengikuti cerita alam, untuk segera mengakhiri tahun 2012 ini. Suka dan duka, tangis dan tawa, pukulan dan belaian, rasanya sudah cukup melengkapiku di sepanjang tahun ini.
Tak banyak harapanku di tahun 2013, namun aku tetap memiliki harapan yang ingin aku lakukan. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama (yang membutuhkan). Semoga ini bukan angan dan khayalan saja.
Namun, bila aku menengok sedikit ke belakang, rasanya aku tidak menutup tahun ini dengan cukup baik. Sori, sedikit aku tumpahkan kekesalanku yah, hehehe :)
Beberapa jam yang lalu, istriku bercerita bagaimana anakku dibuat malu karena perkataan salah seorang adik papa. Dan cerita tersebut sangat membuatku geram, hanya persoalan sepiring nasi untuk sarapan. "Gendeng" ora ? Aku yang merasa diriku tidak lebih baik dari siapapun, karena apa yang aku alami, tidak akan pernah meributkan "sesuatu" yang sebenarnya adalah anugerah Tuhan. Sepiring nasi.
Dan aku juga mempunyai rasa bersalah dan cukup menyesal karena tidak bisa menemani saudaraku yang datang jauh-jauh dari Tangerang, sehingga salah seorang dari mereka merasa bosan dan tidak nyaman selama berada di Malang. Maaf ya dik, jujur aku cuma bingung mau apalagi. Misal kalian tidak menginap di tempat tersebut, mungkin akan lebih mudah buatku.
Ah, tapi sudah. Sudahlah. Sudahilah.
Aku harus menutup album tahun 2012 ini. Aku berdoa dan berkata dalam pikiranku. Tuhan :
1. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
2. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
3. Ijinkanlah aku merasakan satu mujizat kesembuhan dariMU. Hidup dan matiku ada di tanganMU, tolong sembuhkan pikiranku yang tidak karuan ini.
4. Mampukan aku untuk lebih mengenal dan mendekat kepadaMU.
5. Ajarkanlah aku kembali, tentang Kasih yang semula.
6. Berikanlah aku jalan untuk memiliki rumah bagi orang-orang yang saat ini tidur di emperan toko.
7. Berikanlah aku jalan untuk memiliki lensa Canon 40mm dan kamera Canon 5D Mark 2, untuk pekerjaanku saat ini. :)
8. Kembalikan rasa humorku.
9. Aku ingin anak dan istriku kembali
10. Jangan buat aku menjadi kaget saat semuanya Engkau kabulkan, buatlah aku bersujud dan bersyukur kepadaMU, dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan sepenuh pikiranku.
Terima kasih Tuhan, terima kasih teman-temanku yang hingga saat ini masih membaca tulisanku. Aku tidak tahu berguna atau tidak untuk kalian. Namun aku hanya ingin berbagi, tanpa ingin menghakimi. Aku mencintai kalian semua yang senantiasa memberikan dukungan, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Terima kasih.
Selamat tinggal 2012, selamat datang 2013.
Mungkin nama "Puspita Mustika Adya" tidak banyak orang tahu. Mungkin hanya orang-orang
jaman "dulu" saat aku masih kecil, atau orang-orang yang berpeluh dengan
dunia sepeda balap yang tahu tentangnya. Dan mungkin tidak banyak yang
tahu, di keluarganya, dia dipanggil Mas Dodit. Dia adalah atlet balap
sepeda yang telah pensiun dan menjadi pelatih tim-tim elit di luar
negeri.
Pagi tadi, aku mendapat telepon dari adiknya Mas Dodit, dia adalah suami dari kakak sepupuku. Dia menjelaskan bahwa Mas Dodit ingin membuat atau mengganti tampilan websitenya, sesuai dengan keinginannya.
Saat itu juga, si mual menyerangku. Diawali dengan perasaan yang tak karuan, "ndredeg",
Pagi tadi, aku mendapat telepon dari adiknya Mas Dodit, dia adalah suami dari kakak sepupuku. Dia menjelaskan bahwa Mas Dodit ingin membuat atau mengganti tampilan websitenya, sesuai dengan keinginannya.
Saat itu juga, si mual menyerangku. Diawali dengan perasaan yang tak karuan, "ndredeg",
Dengan keadaan dan kondisiku yang tidak semakin membaik, aku merasa
harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Namun di sisi lain, aku
tidak tahu dan tidak merasa mampu untuk memperbaiki kondisiku saat ini.
Aku memikirkan, bagaimana mencari perhatian-NYA, bagaimana aku bisa
terlihat oleh-NYA, bagaimana aku bisa memperoleh mujizat dari-NYA. Dan
aku putuskan, aku berpuasa selama 40 hari. Aku tidak tahu, apakah yang
aku lakukan benar atau tidak. Aku tidak tahu, bagaimana cara
melakukannya. Aku tidak tahu. Aku cuma ingin berpuasa, berdoa
kepada-NYA, mencari perhatian dari-NYA, Yesusku. Yang aku lakukan saat
berpuasa adalah aku hanya makan sehari sekali, pada sore hari. Dan aku
berdoa "Bapa Kami" sejumlah hari-hari puasa yang sedang aku jalani.
Pertengahan Desember 2012, aku menyelesaikan puasaku. Jujur aku berharap mendapat "sesuatu",
Pertengahan Desember 2012, aku menyelesaikan puasaku. Jujur aku berharap mendapat "sesuatu",
Tulisanku kali ini diilhami oleh salah satu cerita yang ada di Alkitab, tepatnya di Perjanjian Baru, Markus 12 : 41. Tentang persembahan seorang janda miskin.
Beberapa waktu yang lalu, untuk kesekian kalinya Direktur tempatku bekerja berkata kepadaku, "Wen, apa kamu sudah kelebihan uang, .... ". (aslinya : "Kamu wis kakeyan duit tah Wen ...) Hehehe. Tidak, Direktur tidak sedang menghina aku, ataupun merendahkan kemampuan finansialku. Namun karena keinginanku untuk berbuat sesuatu bagi kepentingan pabrik dan atas biayaku sendirilah, yang membuat beliau berkata demikian. Aku lupa, kejadian tepatnya, namun beberapa kali selalu berkaitan dengan masalah di perusahaan. Entah masalah studio, ataupun lainnya.
Aku sendiri bukan bermaksud menyombongkan diri, apa juga yang mau disombongkan, wong aku cuma karyawan biasa. Selain itu, apa lagi yang mau disombongkan, wong yang ngasih itu Tuhan, bukan karena kehebatanku atau kepintaranku.
Yang kupikirkan saat itu hanyalah, menyelesaikan masalah dengan sebaik mungkin. Dan bila memang aku harus mengeluarkan dana pribadi, ya sudah, aku akan mengaturnya ... hehehe ... maksudku ... mencicilnya :)
Sekian lama aku merenungkan kata-kata tersebut. "Sudah kelebihan uangkah kamu ...". Dan sekian lama itu pula
Beberapa waktu yang lalu, untuk kesekian kalinya Direktur tempatku bekerja berkata kepadaku, "Wen, apa kamu sudah kelebihan uang, .... ". (aslinya : "Kamu wis kakeyan duit tah Wen ...) Hehehe. Tidak, Direktur tidak sedang menghina aku, ataupun merendahkan kemampuan finansialku. Namun karena keinginanku untuk berbuat sesuatu bagi kepentingan pabrik dan atas biayaku sendirilah, yang membuat beliau berkata demikian. Aku lupa, kejadian tepatnya, namun beberapa kali selalu berkaitan dengan masalah di perusahaan. Entah masalah studio, ataupun lainnya.
Aku sendiri bukan bermaksud menyombongkan diri, apa juga yang mau disombongkan, wong aku cuma karyawan biasa. Selain itu, apa lagi yang mau disombongkan, wong yang ngasih itu Tuhan, bukan karena kehebatanku atau kepintaranku.
Yang kupikirkan saat itu hanyalah, menyelesaikan masalah dengan sebaik mungkin. Dan bila memang aku harus mengeluarkan dana pribadi, ya sudah, aku akan mengaturnya ... hehehe ... maksudku ... mencicilnya :)
Sekian lama aku merenungkan kata-kata tersebut. "Sudah kelebihan uangkah kamu ...". Dan sekian lama itu pula
Langganan:
Postingan (Atom)