Kamis, 31 Januari 2013

Surat untuk Daniel

Papa ndak tau bagaimana harus memulainya, namun papa tahu, papa harus segera menuliskan apa yang papa rasakan. Bukan cengeng, bukan pula berlebihan. Hanya apa yang papa rasakan buat kamu, anak papa.
Papa tau, hingga saat ini papa menulis, papa bukanlah sosok papa yang sempurna dan ideal menurutmu. Mungkin kamu sering marah, kecewa dan tidak bangga karena memiliki papa seperti ini. Mungkin kamu pernah membandingkan dengan papa papa dari teman-temanmu. Gak apa-apa, papa bisa mengerti.
Kadang papa ingin bisa selalu memberikan yang terbaik buat kamu, namun rasanya semua menjadi salah, saat kamu tidak bisa menerimanya. Dan itu semua karena papa yang selalu memaksamu. Kadang di satu saat, papa ingin membebaskanmu dari segala macam ketentuan papa, dari segala macam aturan papa, dan papa selalu bilang, bahwa papa ingin kamu menjadi apapun yang kamu mau. Namun semuanya
papa hancurin, karena keegoisan papa dan kebodohan papa. Maafkan papa, Dan.

Kadang papa ingin menyalahkan masa lalu papa. Masa lalu yang tidak membuat papa jadi sosok yang hebat, namun malah membuat papa menjadi sosok yang tidak jauh berbeda dengan sampah belaka. Kadang papa menyalahkan orang-orang di masa lalu yang membuat papa menjadi seprti ini. Namun mereka tidak akan pernah tahu apa kesalahan mereka kepada papa, yang membuat papa menjadi timpang seperti ini.
Kadang papa ingin menjauhi semua orang-orang di masa lalu, dan hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang. Tapi papa tidak tahu caranya, dan papa seolah tidak bisa meninggalkan itu. Dan itulah yang membuat papa jadi penghancur hidupmu. Setidaknya itulah yang ada dalam pikiran papa.

Dan, papa selalu ingin kamu menjadi apapun yang ingin kamu mau. Apapun. Papa akan tutup telinga dari semua orang yang mungkin akan mencemooh papa. Mungkin karena papa tidak becus mendidik kamu, atau kamu tidak bisa menjadi seperti mereka. Apapun itu, papa selalu bangga memiliki kamu di hidup papa. Bersama kamu, papa bisa belajar banyak hal. Belajar menghargai teman, belajar kreatif, belajar untuk menikmati hidup. Dan semua itu tak lepas dari kehebatanmu mama-mu. Dari mama-mulah, papa juga banyak belajar.

Anak werkudoro, yang bisa membuka hati papa dan membuat papa mempelajari banyak hal yang tidak papa peroleh dari lingkungan "keraton".

Maaf, papa sangat ingin kamu tidak terpengaruh dengan lingkungan papa dulu. Mungkin ini juga yang menyebabkan papa sedikit ingin menjauh dan menjauhkan kamu dari lingkungan yang membuat papa jatuh dalam lumpur kesia-siaan.

Dan, ... terbanglah. Jadilah apapun yang kamu mau. Bila papa menjadi sedikit keras atau tidak memegang kata-kata papa, maafkan papa. Itu hanya masa kecil papa yang berbicara.

Papa menyayangi kamu. Sampai selamanya. Tuhan memberkatimu Daniel.
Sampai ketemu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;