Suatu kebiasaan untuk saling bertanya kabar setelah sekian lama tidak bertemu. Menjadi kebiasaan pula setelah sering bertemu untuk bertanya lebih dalam lagi. Dan akhirnya keterusan menjadi adat, untuk selalu mau tahu urusan orang lain serta masalah-masalah yang sedang dihadapinya sendiri ataupun keluarganya, dll.
Contoh :
Hari 1 - "Halo, apa kabar ?"
Hari 2 - "Hai, gimana kabarmu dan suamimu?"
Hari 3 - "Aloha, suami dan anakmu, baik-baik saja kan?"
Hari 4 - "Gimana masalahmu dengan suamimu?"
Hari 5 - "Sabar saja ngadepin suami macam itu, terus terus, kamu mau lakuin apa?"
Hari 6 - Pasang status BBM "Semoga kau kuat ya"
Hari 7 - Libur Kerja
Hari 8 - Bergosip dengan orang lain tentang masalah suami temannya tersebut
Hari 9 - "Ya udah lupain aja ..."
Mirip seperti itu kira-kira .. hehehe
Dan anehnya, yang ditanya tidak merasa bahwa dia sedang dalam ancaman bahaya laten yang lebih dalam lagi, jadi bahan gosip (digosok makin sip)
Dan hebohnya, yang bertanya juga tidak mau tahu, bagaimana perasaan yang ditanya, dan bagaimana akibat dari gosip dan cerita yang terlah berbumbu yang diceritakan kepada rekan-rekan arisannya :)
Dan parahnya, cerita tersebut menjadi semacam kartu AS bagi orang lain ... huhuhuhu sungguh menyedihkan :(
Aku sering bertemu dengan orang-orang seperti itu, dan kadangkala pula aku menjadi orang-orang seperti itu. Aku hanya bertanya. Aku hanya ingin tahu, tapi tak ada keinginan untuk membantu. Dan kemudian menjadikan masalah orang lain tersebut menjadi semacam kartu AS, "kalo lu macem-macem sama gue, bakal gue bongkar abis masalah lu".
Ah parah sekali aku.
Mungkin ada baiknya, untuk tidak tahu urusan orang lain. Mungkin ada baiknya, untuk menutup telinga terhadap urusan orang lain. Namun ada baiknya siap mengulurkan tangan dan membantu sepenuh hati, bila mereka berteriak dan meminta tolong. Atau jika nekad, tolong saja tanpa menunggu mereka berteriak.
Resikonya ... paling dianggap meremehkan mereka, sebab mungkin mereka malu untuk mengakui butuh bantuan, atau apes-apesnya dianggap ikut campur urusan orang lain dan dilaporin pihak berwajib dengan tuntutan "perbuatan tidak menyenangkan".
Jadi ???... ndak tau. Aku tidak punya jawaban untuk hal-hal semacam ini.
Dan aku sendiri, lebih memilih untuk .. De I A eM ...
Aku ndak mau menyimpan masalah orang lain, untuk aku jadikan kartu AS, dll. (dan aku juga tidak suka orang-orang yang melakukan hal tersebut)
Aku ndak mau bertanya tentang masalah orang lain lebih dalam, kecuali aku merasa mereka mau membuka diri untuk itu.
Aku ndak membantu mereka, kecuali mereka memberikan sinyal butuh pertolongan.
Dan parahnya ... aku jadi seperti tidak mau tahu dan tidak mau orang lain tahu.
Tau deh :) ... que sera sera. Apa aku benar seperti itu apa tidak, aku juga tidak tahu dan tidak mau tahu :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.