Weks ... angin darimana Wen pake basa inglis segala, gaya amat lu ...
Hehehehehehehe.
Bukan apa, soalnya kalo tuh judul dilempar pake basa endonesa, jadinya aneh ... "Kamu yang minum kopi, tapi pengen orang lain dapet ampasnya" Hehehe.
Satu kali Litani sedang bergosip ria dengan tiga orang temannya, Munyuk, Kunyuk dan Bunyuk (buset, jelek amat namanya .. hehehe).
Litani : "Di kehidupan pernikahan kami, kami berdua saling terbuka, tidak ada lagi yang namanya rahasia, kebohongan atau tembok apapun diantara kami".
Munyuk : "Wah ya keliru donk. Kita sebagai kaum wanita yang merdeka setelah tahun 1945, harus tetap punya yang namanya rahasia."
Kunyuk : "He eh. Jangan mau diberangus oleh pria atas nama cinta".
Bunyuk : "Ho oh, bener itu"
Litani : "Lah tapi kan setelah menikah bukannya 2 menjadi 1?"
Munyuk : "Ya gak bisalah. Emangnya diskon beli baju apa. Kamu harus punya prinsip sendiri donk."
Kunyuk : "He eh. Jangan mau diperintah atau diatur-atur oleh pasanganmu donk".
Bunyuk : "Ho oh, bener itu"
Litani : "Gitu ya. Terus kalo gitu harus gimana ?"
Munyuk : "Aduh, bodo amat lu ya. Ya kita harus punya privasi sendiri, prinsip yang kuat itu. Penting itu privasi untuk diri sendiri"
Kunyuk : "He eh. Jangan mau waktu kita diambil, apalagi sampe ga punya privasi"
Bunyuk : "Ho oh, bener itu"
Litani : "Jadi setelah menikah harus tetap punya privasi seperti waktu pacaran ? Dan meskipun sudah menikah harus punya rahasia sendiri-sendiri gitu ya ? Terus buat apa menikah ? Kami menikmati keterbukaan kami. Kami menikmati setiap saat kami berbagi cerita apapun juga. Kami menikmati saat-saat kami berdua, sebagai "me time" kami. Dan aku gak pernah kuatir dia akan berbuat aneh-aneh di luar, demikian juga dengan dia kepadaku"
Munyuk : "Ah, tetap saja salah itu. Kamu sudah dibohongi kalo begitu"
Kunyuk : "He eh. Kamu sudah dibohongi. Alasan saja itu, biar gak dianggap salah"
Bunyuk : "Ho oh, bener itu"
Litani : "Mungkin ya. Tapi kami nyaman dan damai dengan cara tersebut. Kalau kalian merasa senang dengan cara kalian, silahkan saja. Toh aku gak pernah nyalahin cara kalian. Tapi ... siapa tahu itu juga adalah siasat pasangan kalian, agar bebas di luar .. hayoooo gimana ? Siapa tahu kalian yang dibohongi di luar sana ... hayoo"
Munyuk : "Huh!!"
Kunyuk : "Heh??"
Bunyuk : "Ho oh, bener itu" ... (Upsssssss ketahuan deh)
Kadang secara tidak sadar kita ingin orang lain seperti kita. Dan konyolnya, kita tidak menyadari bahwa sebenarnya kita iri dengan kehidupan orang lain yang lebih berhasil, dan dengan cara yang tanpa kita sadari, kita ingin orang lain merasakan kesusahan hidup kita dengan membuat mereka mengikuti pola hidup kita, yang seolah-olah benar.
Sah-sah saja. Namun, benar untuk kita, belum tentu benar untuk orang lain. Salah untuk kita, belum tentu salah untuk orang lain.
Dan bila kita sudah terlanjur salah, mengapa kita menginginkan orang lain berbuat salah juga ? Apa agar bisa merasa senasib ? Apa agar bisa diketawakan di kemudian hari saat kita sudah berubah baik dan orang lain tetap terperosok di jurang yang sebelumnya kita tawarkan ?
Berbeda mungkin memang benar, indah. Kalau sama semua, mungkin membosankan. Bagaimana jika kita mulai menghargai perbedaan tersebut sekecil apapun, tanpa menghina "pembeda" dan "perbedaan" tersebut, apalagi dengan cara anak kecil ?
Bagaimana jika kita mulai memandang perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang lumrah, tanpa menyalahkan atau membenarkan, cukup menjadi pelajaran berharga bagi kita ?
Mungkin dunia ini akan menjadi lebih indah. Tetaplah berbeda, jangan takut bila berbeda dalam prinsip, dan hal-hal dasar lainnya. Dan jagalah perbedaan itu dengan kedewasaan dan kelapangan hati, serta penuh ucapan syukur.
Bunyuk : "Ho oh, bener itu" .... (halahhhh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.