Terkadang, dalam pencapaian akan sesuatu hal, orang menginginkan suatu penghargaan sebagai bukti bahwa dia telah mencapai prestasi tertentu. Piagam, trophy, medali, uang dan berbagai macam bentuk pengakuan lainnya, yang akan mengesahkan dirinya sebagai pemenang.
Namun adakalanya, setelah melakukan pencapaian prestasi tertentu, penghargaan yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau malahan tidak memperoleh suatu apapun. Istilahnya ... Apeslah :p
Dulu, dulu sekali, aku dan istriku pernah berdiskusi tentang keinginan memiliki anak kedua. Namun aku selalu bersikukuh bahwa aku tidak ingin memiliki anak lagi atau memiliki seorang anak angkat daripada anak kandung. Dan hingga detik ini aku menulis, setelah beberapa minggu yang lalu istriku meneteskan air mata
karena keinginannya tersebut (dipicu oleh temannya yang "mendadak" hamil), ternyata aku masih belum bergeming dari keinginanku semula. Jujur, aku dulu menganggap istriku sudah setuju untuk tidak memiliki anak lagi, tapi rasanya itu bukan kejujurannya yang "asli". Apakah ini kebohongan ? Hanya dia dan Tuhan yang tahu :d
Saat aku menulis ini di luar rumah Bapakku, dengan sebuah alat bernama blackberry, aku terus memikirkan kata-kataku sendiri. Mengapa aku berpegang teguh pada keinginanku ? Padahal biasanya aku akan cukup fleksibel untuk menata ulang pikiranku.
Hasil akhirnya tetaplah sama :) ...
Aku menganggap punya dan memiliki anak kandung kedua, ketiga dan seterusnya itu bukanlah suatu keharusan, bukanlah prestasi, bukan pula penghargaan setelah berjerih payah melakukan berbagai posisi dan gaya :p
Memang ada banyak orang di luar sana yang menginginkan untuk bisa memiliki anak kandung, dan mereka menanti-nantikannya cukup lama, sah. Tapi bukankah ada juga di luar sana yang tidak mau punya anak ataupun mengangkat anak, sah. Juga, bukankah ada di luar sana, yang tidak punya anak, akhirnya mengangkat anak, sah. Hehehe :d
Istriku, maaf. Jika aku boleh meminta dan aku berdoa kepadaNya. AKu hanya ingin berbagi kepada anak-anak lain di luar sana yang tidak seberuntung Daniel Dandy, anak kita.
That's it. Aku tidak punya alasan lain. Bagiku, punya anak bukanlah pencapaian atau prestasi. Karena kambingpun juga bisa punya anak. Tapi, tidak semua mahkluk ciptaan Tuhan mau berbagi dengan sesamanya, seperti mengangkat seorang anak bagi dirinya dan keluarganya, meskipun mereka mampu memiliki anak sendiri. Mungkin ini prestasi bagiku :)
Semoga Tuhan memberi jalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.