Aku tidak pernah benar-benar serius atau senang dengan olahraga apapun yang berbau kompetisi. Bagiku, mendaki gunung dan berbagai kegiatan alam lainnya adalah olahraga terbaik untuk diriku. Badminton aku pernah mengikutinya, namun aku tidak cocok. Entah karena aku kurang merasakan manfaatnya, atau karena olah raga yang aku gagas pertama kali untuk diadakan di pabrik setelah pulang kerja (untuk teman-teman Disroom) telah berubah haluan, dari fun menjadi faaaannnn.
Terakhir aku mencoba pingpong, atau tenis meja. Dan aku juga merasakan ... ini bukan olah raga yang sesuai. Tapi untuk mencari keringat dan membuang sumpek, oke lah. Tak terasa sudah cukup lama aku melakukannya. Disinilah aku menemukan suatu pelajaran hidup untukku. Berharga untukku, mungkin berharga juga untukmu :)
Sekilas info, dalam setiap permainan pingpong yang aku lakukan, hampir selalu berganti-ganti pasangan. Kadang pasangan hari ini, bisa jadi lawan hari esok. Peraturan permainan simple, yang menang boleh main terus. Jadi bila sudah 2 set menang, dia boleh terus main dengan lawan yang berbeda.
Ini pelajaran hidup yang aku rasakan di meja kotak :
***
Aku bukanlah jenis pemain pingpong yang sangat bisa, hanya sok bisa. Kadang aku dapat teman yang lebih bisa daripada aku, kadang aku dapat teman yang "mungkin" menurutku tidak lebih baik dari aku, biasanya karena baru saja ikut. Anggap hari ini aku mendapat teman yang lebih mampu daripadaku, sebut saja Pak M.
Dalam setiap permainan denganku, terutama sebagai kawan main, Pak M tah henti-hentinya memberitahu cara memukul yang benar. Dia akan selalu mengkoreksi pukulanku, kurang ini, kurang itu, harus ini dan harus itu serta tak jarang pula berwajah masam jika aku salah melakukan pukulan. Namun, yang aku amati, ... setelah Pak M mengkoreksi teman mainnya, tak jarang dia juga melakukan kesalahan :)
" Kadang kita mengamati kesalahan orang lain, kita bersusah payah mengkoreksi kesalahan mereka, namun kita kemudian lengah pada diri sendiri dan melakukan kesalahan yang sama, nyaris sama atau berbeda sama sekali, tapi tetap saja salah. Mengkutip pelajaran dari Deddy Corbuzier, sebelum Anda mengkoreksi kesalahan orang lain, ... ngaca dulu deh (pelajaran rautan pensil berkaca) "
***
Aku bukanlah jenis pemain pingpong yang sangat bisa, hanya sok bisa. Kadang aku dapat teman yang lebih bisa daripada aku, kadang aku dapat teman yang "mungkin" menurutku tidak lebih baik dari aku, biasanya karena baru saja ikut. Anggap hari ini aku mendapat teman yang lebih mampu daripadaku, sebut saja Pak H.
Dalam setiap permainan denganku, terutama sebagai kawan main, Pak H tak pernah lelah mengejar bola. Namun dia menyadari kekuranganku. Bola-bolaku yang dikembalikan oleh musuh, selalu berusaha dia antisipasi jatuhnya. Kadang dia memberi masukan, kadang dia mengatur strategi, meskipun aku melakukan kesalahan atau dia juga melakukan kesalahan, dia akan tetap bermain dengan wajah yang sama :)
" Kadang dalam sebuah kehidupan bersama, kita perlu tahu kekurangan dan kelebihan kita serta teman kita. Entah suami, istri atau lainnya. Mungkin klise jika untuk alasan saling mengisi, namun rasanya itu yang memang terjadi. "
***
Aku bukanlah jenis pemain pingpong yang sangat bisa, hanya sok bisa. Kadang aku dapat teman yang lebih bisa daripada aku, kadang aku dapat teman yang "mungkin" menurutku tidak lebih baik dari aku, biasanya karena baru saja ikut. Anggap hari ini aku mendapat teman yang lebih mampu daripadaku, sebut saja Pak E.
Dalam setiap permainan denganku, terutama sebagai kawan main, Pak E selalu bersikap santai. Dia tak peduli tehnik, yang penting main. Dia tidak peduli aku salah atau benar, yang penting ... bola kembali :)
" Kadang kita perlu fokus pada satu hal, tujuan utama. Kadang kita perlu melepaskan hal-hal yang mengganggu tujuan utama, meskipun kelihatannya bisa ditaklukan ataupun terlihat menyenangkan. Mungkin dengan fokus, kita bisa lebih enteng menjalani hidup ... yang penting bola kembali :) "
Dan, aku kembali turun, untuk bermain pingpong, merasakan nilai kehidupan di atas meja biru. Untuk serius atau untuk senang-senang, aku tidak tahu. Mungkin ... harus serius dengan tehnik yang benar, asalkan bola kembali ... heheheh :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.