Selasa, 19 November 2013

Terima kasih ... semua

Mbak dan mbak, terima kasih untuk membuat istriku lepas dari beban yang dipanggulnya selama 13 tahun ini. Maaf, mungkin tidak seharusnya aku tahu tentang cerita-cerita yang kalian minta kepada istriku untuk tidak diceritakan kepadaku. Namun aku "kadung" menyayangi kalian sebagai bagian dari kehidupanku. Mungkin bukan seperti istriku, tapi kalian punya tempat sendiri dalam pikiranku. Kami berdoa untuk kebahagiaan kalian, sendiri atau bersama pasangan.

Beban yang secara tidak langsung kalian lepaskan dari istriku, bukanlah beban yang mudah untuk ditanggung seorang diri. Aku pun berusaha mengambil bagian untuk melepaskan salah satu beban hidupnya, entah caraku benar atau salah, aku cuma ingin melakukan yang terbaik, yang aku tahu. Dan aku berharap, istriku sudah merasakan bahwa aku telah melakukan bagian terbaikku. Karena aku tahu dengan detil,
bagaimana tidak enaknya memiliki rasa bersalah dan beban yang sungguh berat untuk dibawa setiap saat.

Terima kasih mbak dan mbak. Aku menyayangi kalian, terima kasih untuk waktu dan pelajaran hidup yang tidak singkat, yang aku pelajari, aku jalani bersama kalian dan keluarga.

Terima kasih mbak dan mbak. Karena pengalaman-pengalaman pahit, getir, asam dan manis kalianlah, kami sekeluarga bisa belajar banyak hal, tanpa harus bersusah payah mengalaminya, kami cukup belajar dan mengambil pelajaran terbaik dari pengalaman-pengalaman hidup kalian.

Terima kasih tidak akan cukup untuk aku ucapkan bagi kalian, karena aku bisa melihat istriku lebih bahagia daripada sebelumnya. Terima kasih.


***
Istriku. Aku ingin kamu tahu, aku mencintaimu dan menyayangimu. 1000 kali pun aku ucapkan, semoga 1000 kali pula aku melakukannya secara sadar maupun secara tidak aku sadari. Semoga bebanmu sudah benar-benar terlepas. Semoga tidak ada lagi satu hal sekecil apapun yang kamu tutupi, karena rasa bersalahmu. Dan semoga aku sudah turut ambil bagian untuk membuatmu benar-benar bahagia.

Terima kasih untuk menemaniku, terutama dalam masa-masa sulitku. Saat swing mood-ku kambuh, saat aku mengalami kepanikan, saat-saat tersulitku, bahkan saat-saat aku tidak ingin lagi hidup di muka bumi ini. Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan, yang memberikan cinta dan kasih-Nya kepadamu, bagiku. Dan bagi Dandy.

Terima kasih untuk mau menerimaku dan tetap menerimaku saat aku berdebu dan kotor. Dengan sabar, kamu membantuku untuk membersihkan debu-deu tersebut, pelan namun pasti.

Lebih sulit bagiku untuk hanya mengucapkan "terima kasih" kepadamu, semoga kebersamaan dan cinta kasihku kepadamu bisa mewakili ribuan ucapan terima kasih di permukaan bumi ini. Aku mencintaimu.










!!!

Hei coi. Yok opo kabarmu, .. isih enak jamanku  biyen to .. (halahhh )
Aku juga tidak akan melupakan kamu. Ya kamu. Kamu yang telah menunjukkan kebodohan-kebodohanku dengan permintaan-permintaan bohongmu, dengan permintaan-permintaan yang seolah logis dan masuk akal. Tidak apa-apa, justru aku jadikan kamu sebagai batasku saat melangkah di hidup ini. Jadi aku tetap bisa berhati-hati dan tidak sombong, karena aku menyadari, apa yang bisa aku sombongkan, "wong hidup dan nafas saja masih dikasih Tuhan".

Terima kasih ya coi, semoga kamu bisa melakukan kata-katamu sendiri. Konsisten, mental krupuk, sombong, kelas perkembangan manusia, dan bagaimana cara yang baik dan benar untuk memperlakukan keluarga.

Terima kasih ya coi, aku sedikit tahu bedanya buruk dan busuk. Aku sedikit tahu bedanya orang pintar dan orang belajar. Aku sedikit tahu bahwa manusia hidup ternyata harus menjadi diri sendiri, yang benar-benar keluar dari diri sendiri, bukan atas penilaianmu.

Terima kasih ya cuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;