Selasa, 31 Desember 2013

Cerita akhir tahun 2013 ...

Untuk mendapatkan sesuatu yang sangat kita inginkan, kadang berbagai cara akan kita lakukan. Melewati badai topan seolah sedang berhadapan dengan hujan gerimis. Berlari di antara desingan peluru, laksana menikmati kicauan burung di pagi hari. Namun akan berbeda ceritanya jika kita telah mendapatkannya. Hujan gerimis terasa sangat dingin menembus tulang. Jangankan berlari di tengah desingan peluru, untuk berjalan dengan beberapa rintangan dan tantanganpun akan terasa berat dan malas, lebih enak di tempat aman dan nyaman.

Berikut adalah kisah fiksi yang ingin aku tuliskan.

Ingat ... hanya fiksi semata, jadi bila ada kejadian, waktu dan tempat yang mirip, itu hanya kebetulan saja.

Alkisah di sebuah desa yang tidak terlalu terpelosok, hiduplah seorang wanita bersama orang tuanya. Sang wanita yang telah memiliki calon pendamping hidup, memutuskan untuk tinggal bersama sang pria, kekasihnya. Dan setelah beberapa bulan, menikahlah mereka. Namun, bayang-bayang pernikahan bahagia seperti yang ada di dalam cerita dongeng, nyata hanyalah sebuah dongeng. Sebelum mereka menikah, ribuan kata mesra, ratusan ribu kata sayang dan jutaan perhatian seperti menjadi bunga dalam kisah asmara mereka, namun tak terjadi di saat mereka telah menikah, walau sesekon pun. Bila sebelum  menikah, sang pria akan menemani kemanapun sang wanita akan pergi (bahkan sedetik pun tak akan lepas mata memandang). Namun sekarang, tempat kerja, kendaraan dan sejuta alasan lelah, seolah menjadi pemisah di antara mereka. Tak ada lagi bisik mesra, tak ada lagi bergandengan tangan dan setelah beberapa tahun, pernikahan mereka terasa hambar dan di warnai oleh pria dan wanita lain.

Kisah lain dari negeri seberang, seorang pria yang rela melakukan apa saja demi pujaan hatinya, bahkan mengorbankan segala hal, akhirnya memperoleh kesempatan untuk berdampingan dengan sang kekasih idamannya. Namun seiring dengan roda kehidupan yang terus berputar, sang pria mulai kehilangan semangat seperti di saat-saat awal dia berjuang untuk merebut hati sang wanita idaman. Dia merasa tidak perlu lagi melakukan hal-hal seperti dahulu, toh dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Pencapaian akan sesuatu yang kita inginkan memang akan menjadi prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi kita. Kita perlu memiliki kebanggaan tersebut untuk membuat kita tetap yakin dan percaya pada diri sendiri, bahwa kita mampu. Namun, apakah selesai sampai disini ?

Dua kisah di atas, menggambarkan betapa cepatnya mereka melupakan perjuangan yang harus mereka lalui untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dalam hal ini adalah pasangan hidup mereka. Semoga kisah di atas akan menjadi cerita fiksi selamanya.

I wish

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;