Aku kira itu adalah jalanku, ternyata Dia menunjukkan jalan yang lain.
Aku kira sudah patah diriku, Dia menyambungku dan menjadikanku tumbuhan baru.
Aku kira sudah cukup untukku belajar, namun Dia tetap memberiku berbagai macam ilmu yang berbeda.
Aku kira ini adalah pertemuan, tapi sepertinya hanyalah saat untuk mengucap selamat tinggal.
Aku kira yang lalu biarlah berlalu, tetapi tidaklah demikian untuk orang lain.
Aku kira bisa membuat beberapa pertemanan dan persahabatan yang murni, sepertinya aku salah.
Aku kira waktuku sudah usai, ... untuk berceloteh dan bercerita, ... untuk menuliskan kesesakan, ... untuk melukiskan tetesan air mata, ... untuk menggambar masa lalu ... entahlah
Cukup lama aku tidak menulis di halaman blog ini, sekedar untuk menuliskan kegiatanku, pengalamanku ataupun uneg-unegku. salah satu penyebabnya adalah, aku mengalami PHK. Ini kisahku sebelum PHK dan setelah aku di PHK.
Satu pagi.
Salah satu pemilik perusahaan tempat aku ber-aktifitas selama 9 jam dalam sehari, tiba-tiba datang dan memberikan kabar bahwa seluruh karyawan akan di-PHK dengan pesangon sesuai ketentuan. Singkat cerita, ada yang pro dan ada yang kontra. Aku salah satu yang kontra dan tidak mau diberhentikan, dengan alasan masih ingin bekerja. Aku berbicara secara langsung dengan sang pemilik, anggap saja namanya Edi. Namun si Edi tetap bersikukuh menyuruhku untuk menerima PHK, demikian juga dengan beberapa orang yang duduk di sampingnya. Dia berkata, kalau pabrik tidak menerima aku kembali, dia sendiri yang akan menerimaku untuk bekerja.
Pagi selanjutnya.
Satu pagi.
Salah satu pemilik perusahaan tempat aku ber-aktifitas selama 9 jam dalam sehari, tiba-tiba datang dan memberikan kabar bahwa seluruh karyawan akan di-PHK dengan pesangon sesuai ketentuan. Singkat cerita, ada yang pro dan ada yang kontra. Aku salah satu yang kontra dan tidak mau diberhentikan, dengan alasan masih ingin bekerja. Aku berbicara secara langsung dengan sang pemilik, anggap saja namanya Edi. Namun si Edi tetap bersikukuh menyuruhku untuk menerima PHK, demikian juga dengan beberapa orang yang duduk di sampingnya. Dia berkata, kalau pabrik tidak menerima aku kembali, dia sendiri yang akan menerimaku untuk bekerja.
Pagi selanjutnya.
Beberapa minggu yang lalu, aku lupa kapan tepatnya, salah satu pemilik perusahaan tempatku bekerja berkunjung dan memberikan pengumuman yang membuat semua karyawan kaget. Penawaran untuk PHK, dengan alasan peralihan pemegang saham menjadi pembicaraan di saat itu. Aku yang sedari awal sudah merasakan gejala tidak menyenangkan, hanya bisa berdoa dan berdoa saja. Hingga aku dipanggil ke depan dan mengatakan alasanku untuk tidak mau di-phk. Aku juga sempat mengkonfirmasi permintaanku kepada salah seorang direktur lama yang saat itu hadir. Namun semuanya memintaku untuk ikut phk.
Aku diam.
Aku diam.
Pagi ini aku sedang duduk di dalam perahuku, yang telah merapat di sebuah dermaga selama beberapa hari ini. Sejauh mata memandang terlukis indah karya Sang Pencipta, membuatku memutuskan untuk terus berlabuh di dermaga ini. Ombak kecil bergulung dengan sapuan hangat mentari, memanjakan aku dan seolah menemani saat-saat aku merasakan kedamaian.
semua diam
semua tak menjawab
semua membisu
semua tak bergerak
melengkapi diri yang semakin egois
tak menilik beban sesama
yang terkena asap
yang berbalut debu
yang lapar dan merintih kesakitan
hilang empati
musnah simpati
hanya bisa melihat dari balik layar kaca
hanya suka membaca dari balik kacamata
hanya itu
itu saja
ini saatku mengalir
membasahi lesung pipit sang pemilik
merasakan bagaimana jika aku yang merasakan
mengingat bilamana aku akan diingat
terus mengalir hingga menetes dan habis
habis oleh seka dan sedikit debu
debu yang sama
yang mereka tepis
tanpa bisa berbuat apa-apa
hanya diam
tak menjawab
membisu
dan tak bergerak
lalu mati
semua tak menjawab
semua membisu
semua tak bergerak
melengkapi diri yang semakin egois
tak menilik beban sesama
yang terkena asap
yang berbalut debu
yang lapar dan merintih kesakitan
hilang empati
musnah simpati
hanya bisa melihat dari balik layar kaca
hanya suka membaca dari balik kacamata
hanya itu
itu saja
ini saatku mengalir
membasahi lesung pipit sang pemilik
merasakan bagaimana jika aku yang merasakan
mengingat bilamana aku akan diingat
terus mengalir hingga menetes dan habis
habis oleh seka dan sedikit debu
debu yang sama
yang mereka tepis
tanpa bisa berbuat apa-apa
hanya diam
tak menjawab
membisu
dan tak bergerak
lalu mati
![]() |
Lukisan Tuhan di pagi hari |
Janji-Mu seperti fajar pagi hari
yang tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu Seperti sungai yang mengalir
dan ku tahu betapa dalam kasih-Mu
Penggalan syair lagu tersebut terngiang sepanjang perjalananku hari ini menuju tempatku "bermain dan belajar", karena satu "imajinasi dan karya" Tuhan
Apakah arti sebuah rongsokan di mata kita? Mungkin hanya sebuah onggokan tak berguna yang siap masuk ke tempat sampah atau pelimbahan. Tidak lebih dari sampah yang sudah tidak bisa dipergunakan, ataupun di daur ulang. Begitulah aku menggambarkan diriku. Kekurangan demi kekurangan, kelelahan demi kelelahan, keputusasaan demi keputusasaan dan berakhir pada rasa tak berguna dan tak lebih dari seonggok sampah.
Mungkin aku terlalu berlebihan dalam menggambarkan diriku, mungkin aku terlalu memandang jauh ke dalam diriku, dan membandingkannya dengan kondisiku dulu dan kondisiku sekarang, terlebih saat melihat kawan-kawanku yang kadangkala berlalu lalang di depanku. Kenapa aku bilang kadangkala ?
Mungkin aku terlalu berlebihan dalam menggambarkan diriku, mungkin aku terlalu memandang jauh ke dalam diriku, dan membandingkannya dengan kondisiku dulu dan kondisiku sekarang, terlebih saat melihat kawan-kawanku yang kadangkala berlalu lalang di depanku. Kenapa aku bilang kadangkala ?
Kangen
Kangen itu seperti benda tajam pada kedua sisi
Bisa melukai orang lain, tapi juga bisa melukai diri sendiri
namun bisa juga sangat berguna untuk saling menyelamatkan
dan melindungi diri dari terpaan luar
.... bila terjawab
Cinta
Cinta itu seperti orang yang ingin menebak
kemana angin berhembus
Tidak pernah tahu tujuannya, hanya bisa dirasakan
kadang lembut, kadang keras
.... oleh pasangannya
Teman
Teman itu seperti dua logam yang ingin dijadikan satu
lewat proses panas, pukulan, didinginkan, dihaluskan
Bila keduanya yakin, maka akan bisa berteman selamanya
tapi bila salah satu atau keduanya bersikeras
.... maka perpisahan adalah jawabannya
Pernikahan
Pernikahan itu seperti rel kereta api
tidak pernah jadi satu namun selalu seiring
Bila salah satunya menikung dengan tajam
.... itu disebut perceraian
Posesif
Posesif itu seperti energi yang tidak terbantahkan
bisa besar dan tiba-tiba mengerucut
bisa kecil lalu sekonyong-konyong meledak
Kadang bisa dimengerti dengan mudah, namun kadang menyakiti lainnya
.... hanya bisa berharap pada satu titik yang tidak dapat dipahami, kadang
Romantis
Romantis itu hanya bentuk perhatian yang detil
karena sering dilakukan, sehingga terlihat begitu menawan siapa saja
Bahkan tanpa kecupan di kening, ataupun sekuntum bunga
.... lakukan saja, kau akan di sebut romantis
Dingin
Dingin itu seperti ...
Tidak ada kangen
Tidak ada cinta
Tidak ada teman
Apalagi pernikahan
Posesif adalah yang utama
Romantis hanyalah belaka
.... dan tidak tergambarkan seperti apa dingin yang sesungguhnya, mungkinneraka pun seharusnya dingin
Kangen itu seperti benda tajam pada kedua sisi
Bisa melukai orang lain, tapi juga bisa melukai diri sendiri
namun bisa juga sangat berguna untuk saling menyelamatkan
dan melindungi diri dari terpaan luar
.... bila terjawab
Cinta
Cinta itu seperti orang yang ingin menebak
kemana angin berhembus
Tidak pernah tahu tujuannya, hanya bisa dirasakan
kadang lembut, kadang keras
.... oleh pasangannya
Teman
Teman itu seperti dua logam yang ingin dijadikan satu
lewat proses panas, pukulan, didinginkan, dihaluskan
Bila keduanya yakin, maka akan bisa berteman selamanya
tapi bila salah satu atau keduanya bersikeras
.... maka perpisahan adalah jawabannya
Pernikahan
Pernikahan itu seperti rel kereta api
tidak pernah jadi satu namun selalu seiring
Bila salah satunya menikung dengan tajam
.... itu disebut perceraian
Posesif
Posesif itu seperti energi yang tidak terbantahkan
bisa besar dan tiba-tiba mengerucut
bisa kecil lalu sekonyong-konyong meledak
Kadang bisa dimengerti dengan mudah, namun kadang menyakiti lainnya
.... hanya bisa berharap pada satu titik yang tidak dapat dipahami, kadang
Romantis
Romantis itu hanya bentuk perhatian yang detil
karena sering dilakukan, sehingga terlihat begitu menawan siapa saja
Bahkan tanpa kecupan di kening, ataupun sekuntum bunga
.... lakukan saja, kau akan di sebut romantis
Dingin
Dingin itu seperti ...
Tidak ada kangen
Tidak ada cinta
Tidak ada teman
Apalagi pernikahan
Posesif adalah yang utama
Romantis hanyalah belaka
.... dan tidak tergambarkan seperti apa dingin yang sesungguhnya, mungkin
Beberapa orang mempercayakan hal-hal yang berkaitan dengan desain kepadaku. Meskipun kadang ada satu atau dua bidang yang aku tidak benar-benar bisa melakukannya, salah satunya adalah logo. Entah karena sulitnya mencari filosofi untuk suatu logo tertentu atau karena aku kurang merasa dihargai (dengan rupiah tentunya hehehe). .... *** curhat nih, desain logo yang akan mereka gunakan sebagai brand image selama kurun waktu tertentu bahkan bisa langgeng, dengan pemikiran, filosofi dan tetek bengeknya, hanya dihargai seperti bila aku men-desain sebuah papan nama. Ughhh ter la lu. Hehehe ***.
Ceritanya ada salah seorang kawan yang ingin membuat sebuah komposisi seperti logo, untuk tema BREAKTHROUGH.
Ceritanya ada salah seorang kawan yang ingin membuat sebuah komposisi seperti logo, untuk tema BREAKTHROUGH.
Langganan:
Postingan (Atom)