Rabu, 19 Februari 2014

Kapalku

Pagi ini aku sedang duduk di dalam perahuku, yang telah merapat di sebuah dermaga selama beberapa hari ini. Sejauh mata memandang terlukis indah karya Sang Pencipta, membuatku memutuskan untuk terus berlabuh di dermaga ini. Ombak kecil bergulung dengan sapuan hangat mentari, memanjakan aku dan seolah menemani saat-saat aku merasakan kedamaian.

Namun tiba-tiba, ada seseorang yang sepertinya aku kenal wajahnya, memintaku untuk melepaskan tali perahuku dan mengarungi samudera kembali. Aku mengerutkan alis dan bertanya-tanya dalam hati, mengapa ?
Di saat yang sama pula, beberapa orang di dermaga tersebut menyarankan aku untuk tetap tinggal dan menikmati keindahan yang selama beberapa hari ini aku rasakan.

Aku memiliki 2 pilihan, untuk tetap tinggal dan untuk mengarungi samudera kembali. Aku putuskan, untuk menutup rapat kedua telingaku, menutup rapat kedua mataku, menyatukan tanganku dan bersimpuh dihadapanNya. Aku ikuti pilihanNya.
Kulepaskan tali sandaran kapalku, dan aku arungi samudera luas. Aku tak pedulikan gelombang besar yang mungkin nanti akan aku hadapi, aku tak pedulikan cuaca terik yang mungkin akan memanggangku, aku tak pedulikan tempat apa yang akan aku tuju nanti.
Tapi aku peduli, kepada penyertaanNya.
Dalam setiap gelombang yang menghajar kapalku, dalam setiap cuaca yang menyentuhku, dan tempat yang akan aku tuju, aku percaya Dia akan selalu menemaniku.

Tuhan, aku lepaskan tali kapalku untuk mengikuti jalanMu dan merasakan cinta kasih serta penyertaanMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;