Senin, 05 Mei 2014

PHK - sambungan dari sebelumnya

Cukup lama aku tidak menulis di halaman blog ini, sekedar untuk menuliskan kegiatanku, pengalamanku ataupun uneg-unegku. salah satu penyebabnya adalah, aku mengalami PHK. Ini kisahku sebelum PHK dan setelah aku di PHK.

Satu pagi.
Salah satu pemilik perusahaan tempat aku ber-aktifitas selama 9 jam dalam sehari, tiba-tiba datang dan memberikan kabar bahwa seluruh karyawan akan di-PHK dengan pesangon sesuai ketentuan. Singkat cerita, ada yang pro dan ada yang kontra. Aku salah satu yang kontra dan tidak mau diberhentikan, dengan alasan masih ingin bekerja. Aku berbicara secara langsung dengan sang pemilik, anggap saja namanya Edi. Namun si Edi tetap bersikukuh menyuruhku untuk menerima PHK, demikian juga dengan beberapa orang yang duduk di sampingnya. Dia berkata, kalau pabrik tidak menerima aku kembali, dia sendiri yang akan menerimaku untuk bekerja.

Pagi selanjutnya.

Beberapa karyawan sudah menerima pesangonnya. Bahkan beberapa dari mereka sudah menandatangani surat perjanjian kerja secara kontrak dengan gaji UMR 1,635 juta dan 1,8 juta untuk Kepala Bagian. Hingga saat itu, aku juga belum dipanggil, padahal aku akhirnya mengikuti saran beberapa orang dari kalangan top management untuk menerima PHK. Iklim bekerja sudah mulai tidak kondusif. Semangatku sendiri mulai pudar.

Pagi berikutnya.
Aku dipanggil menghadap pimpinan baru, yang merencanakan aku untuk tetap bekerja di pabrik, dengan fungsi rangkap desain dan IT. Namun hari itu juga, dibatalkan saat aku akan melakukan inventaris peralatan komputer.

Pagi keesokannya.
Uang pesangonku cair, namun dipotong hampir 8 juta dengan alasan perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar uang pesangon. Pertanyaanku, mengapa ? Mengapa yang sebelumnya tidak mengalami pemotongan ? Mengapa hanya aku yang mengalaminya ? Mengapa ...

Pagi besoknya.
Aku diminta menghadap ke sang pemilik, Edi. Singkat cerita aku diminta bekerja di rumahnya, namun ... dengan pekerjaan yang menurutku masih simpang siur. Antara mendesain, juga pekerjaan umum yang aku masih kurang berminat.

5 hari kemudian.
Aku mengundurkan diri.

Selama hari-hari aku sudah tidak bekerja, ada beberapa orang yang memberikan aku orderan desain, baik web maupun lainnya. Aku yakin ini sebagai pertolongan Tuhan. Ada masa-masa suka, namun juga ada masa-masa duka, terutama saat sepi orderan dan uang peganganku di dompet hanya cukup untuk beli bensin 2 liter. Dimasa-masa tersebut, aku mencoba berjualan tahu isi. Berharap bisa memperoleh uang untuk mencukupi kebutuhan kami.

Hari ini, pencairan uang jamsostek-ku tertunda karena sebab yang absurd juga, ya sudahlah, itulah birokrasi. Aku cukupkan kesesakanku hari ini.

PHK, sesuatu yang tidak menyenangkan. Setelah semua tenaga, energi, loyalitas, integritas, kejujuran dan tetek bengek lainnya dikerahkan sepenuh hati dan pikiran, dan kita tidak memperoleh penghargaan yang berarti, semuanya hanya menjadi kekecewaan dan sakit hati. Kadang aku menyesal, menyesal untuk mendengarkan petuah-petuah orang-orang bijak dulu, agar bekerja dengan loyalitas tinggi, dan lain-lain. Seolah itu hanya menjadi dalih mereka semata untuk memperoleh pikiran kita secara penuh. Namun, aku berharap pikiranku salah dan akan menjadi kebaikan untuk aku pribadi dan untuk teman-temanku yang lain, yang melakukan hal yang sama dengan apa yang aku lakukan.

Aku berharap, suatu saat nanti aku akan memiliki usaha sendiri. Dan berbekal pengalamanku yang tidak menyenangkan, aku bisa lebih menghargai karyawan-karyawanku. Bukan hanya menjadikan mereka sebagai anak buah, karyawan semata apalagi sapi perahan, namun lebih menghargai mereka sebagai pribadi. Pribadi yang diciptakan oleh Tuhan untuk menolongku dalam bekerja.
Aku berdoa dan memohon untuk itu.

Sekarang yang bisa aku lakukan, mencari order sebanyaknya :)
Untuk istri dan anakku.


Pesanku untuk para karyawan :
Pertimbangkan untuk memberikan segenap hati dan pikiran kalian pada perusahaan yang tepat. Dan jujur, perusahaan itu hanya bangunan semata, yang kalian lihat adalah sosok pimpinan dan pemimpinnya. Tetaplah jujur, itu modal untuk dipercaya kelak.



Pesanku untuk para pengusaha :
Jadikan anak buah Anda, karyawan Anda, siapapun itu ... berharga dan mereka merasa dimanusiakan, sejelek apapun mereka. Mereka akan memberikan sesuatu yang baik bagi Anda, sekarang atau kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;