Sabtu, 05 Maret 2016

Pemahaman ... manusia



Pernah mendengar ?? ... kekuatan pikiran. Saat kita menginginkan sesuatu dengan kuat, pikiran kita akan melontarkannya ke alam semesta, mengalami proses sedemikian rupa dan akan terjadi.

Pernah mendengar ?? ... apapun yang kita inginkan harus seturut dengan kehendak Tuhan sebagai Sang Pencipta Alam Semesta.

Pernah mendengar ?? ... untuk apa repot-repot toh semua sudah ada yang mengatur, baik itu rejeki, jodoh dan hidup.

Pernah mendengar ?? ... kita harus bekerja keras dan berdoa.

Pernah mendengar ?? ... kalau keinginan kita tidak tercapai, kemungkinan karena itu bukan jalan atau kehendakNya




Aku sering sekali mendengar hal-hal tersebut. Aku hidup di tengah-tengah kubu yang berbeda-beda pemahaman. Ada kubu yang memimpikan hidupnya kelak ingin seperti apa dan dia merancang semuanya dari sekarang agar bisa tercapai kelak. Ada kubu yang bekerja secukupnya saja, asal berdoa, pasti diberkahi. Ada kubu yang banyak berdoa, bekerja jika memang ada panggilan. Ada juga yang terbaru kubu yang bekerja atas nama pelayanan untuk Tuhan dan manusia, yang merasa adalah keindahan khusus bila bekerja melayani, tapi UUD (Ujung-Ujungnya Duit)

Apapun kubu-kubu tersebut, mereka semua sama baik-nya. Mereka semua punya pemahaman sendiri-sendiri berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Dan bila mereka cukup jeli, sebenarnya mereka juga mengalami apa yang dialami oleh kubu-kubu yang lainnya. Dan apabila mereka mau lebih terbuka, mereka dapat belajar banyak antar kubu sehingga bisa saling melengkapi.

Hidup ada yang berkata seperti uap, terlihat sebentar lalu hilang tanpa bekas. Namun juga ada yang berkata, hidup itu indah, seindah alam dan seisinya. Semua pemahaman manusia tentang hidup, tentang Tuhan, aku rasa sama baiknya. Toh hingga saat ini mereka masih bisa melakukan pemahamannya. Dan semoga antar pemahaman yang berbeda tidak saling menjegal, tidak saling bersaing dan berebut lebih unggul dari yang lain. Semoga.

Pemahamanku sendiri ?? ... ah gak penting. :). Karena aku memutuskan untuk tidak fanatik terhadap satu pemahaman tertentu. Aku cenderung lebih banyak bertanya kepada Tuhan. Apa tujuanku hidup ? Mengapa Tuhan menciptakan aku ? Apa yang harus aku lakukan dalam hidup ini ? Bagaimana agar aku bisa berkomunikasi secara baik dengan Tuhan ?
Sampai-sampai aku bertanya kepada Tuhan ... Tuhan, mengapa nabi-nabi besar itu kok dimiliki oleh bangsa-bangsa disana ? Kenapa di Indonesia, di Jawa tidak ada nabi besar yang tertulis di kitab manapun ? Apakah Tuhan cuma kenal sama orang sana ? Dan bagaimana para nabi tersebut bisa berkomunikasi dengan Tuhan ? Sedangkan sekarang yang sudah canggih, ada Whatsapp, ada BBM, ada Line, Viber, dll .. kok rasanya susah banget mau ngobrol dua arah dengan Tuhan ? Mengapa ?
Dan masih segudang lagi pertanyaanku, yang mungkin tidak akan terjawab sampai aku game over nanti, itu kata temanku SD, Diana Veronica Ratulangi, Drg.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;