Rabu, 27 April 2016

Gue buang sampah

Renungan harian hari ini, mengulas tentang menyimpan sampah dalam bentuk marah, fitnah, hawa nafsu dan banyak lain. Gue akuin seperti diingatkan tentang sampah apa yang sedang gue simpan.

Begini ceritanya ....
Gue gak tahu, apa penyebab "nenek sihir" seperti memusuhiku, aku cuma menebak-nebak buah mangga. Sikapnya jauh berbeda dari biasanya. Dia tidak ngomong sama sekali ke gue, dia cuek dan mukanya dijudes-judesin, jadi kalian tahu kan apa sebabnya gue menjulukinya "nenek sihir". Nenek sihir kan gak banyak omong, baca mantra selesai, cuek sama orang yang diculik untuk dikorbanin dan yang pasti mukanya jelek, karena kalau cantik pasti namanya "cinderella".
Hal seperti ini sering dia lakuin. Dari gue masih kecil, setiap gue bermasalah, pasti tidak akan pernah bertegur sapa, sampai gue ngomong duluan dan nanyain, baru deh dia mencaci-maki gue dan gue pasti dalam posisi salah dan dalam posisi harus minta maaf.
Kali ini gue sudah eneg dengan tingkah laku "nenek sihir" yang kayak anak kecil, merajuk. Gue biarin saja, dan ternyata gue jadi seperti menyimpan sampah. Namun kali ini gue menyimpan sampah yang bisa didaur ulang :)
Gue siapin langkah gue untuk mengajari si "nenek sihir" agar bisa belajar untuk menghargai alur hidup. Yang tua tidak selalu benar, yang muda tidak selalu harus mendahului minta maaf. Gue belajar itu dari keluarga inti gue sendiri.

So, nenek sihir, gue buang sampah di muka loe :) ... gue tulis disini, untuk membuang sampah yang tidak bisa didaur ulang. Yang bisa didaur ulang, ... loe bersiap saja kena muka loe sendiri ya ... hihihihihihihihihihihi ... (tawa nenek sihir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;