Jumat, 10 Juni 2016

Why God ?

***
Dadaku terasa sesak ya Tuhanku
Karena ketakutanku, karena kekuatiranku akan mual yang mungkin muncul saat aku mengurus SIM

Di saat yang sama, dadaku juga terasa sesak, saat kulantunkan doa untuk temanku Diana Veronica dan Mbak Mia, yang menginginkan hadirnya seorang anak dalam hidup mereka. Dan terus akan kulantunkan doaku ini, sampai sesuatu terjadi, meskipun harus kutahan rasa sesak di dada ini.

Why God ? Aku masih takut dan kuatir dengan mualku, yang selalu kumohon untuk Kau cabut dari akarnya untuk selamanya.
Why God ? Kau belum memberikan mereka anak yang sangat mereka inginkan.

Why ..



***
Hari Minggu lalu, saat aku sedang berjalan-jalan di area CFD, aku melihat seorang anak kecil pengidap hidrocephalus, yang tengah dipangku oleh ayahnya, tergolek tak berdaya. Dengan penuh kasih sayang, sang ayah mencium keningnya. Mungkin ingin menenangkan anaknya, agar bersabar, agar mau menunggu uluran orang yang berbesar hati, untuk merelakan ilmunya, merelakan hartanya, untuk membantu mereka. Mungkin sang Ayah mencium keningnya sambil berbisik, suatu saat nanti engkau akan sembuh anakku, engkau akan bisa berjalan-jalan dan menikmati kegembiraan di tengah lautan manusia yang sibuk dengan kegembiraan mereka sendiri.

Why God ?
Mengapa, aku tidak Kau berikan kepintaran seperti Diana. Mungkin aku bisa menjadi seorang dokter bedah, yang bisa menolong mereka dengan cuma-cuma.

Why God ?
Mengapa, tidak Kau berikan aku kekayaan seperti Pak Tommy Suhendro, sehingga aku bisa membiayai pengobatan mereka hingga tuntas dan mereka bisa merasakan hidup yang layak.

Why God ?
Mengapa, tidak Kau berikan kepadaku setitik kemampuan untuk menolong mereka yang berkesusahan seperti itu ?


And why God ?
Ada yang tidak Kau berikan anak hingga akhir hayat mereka, dan ada yang Kau berikan anak namun dengan kondisi tidak seperti orang pada umumnya.


Why God ? Why ?

Aku tidak tahu, apakah ini pertanyaanku, komplainku atau doaku kepadaMu. Aku tidak tahu, apakah di Sorga sana, Engkau berkenan membaca tulisanku yang carut marut ini. Tapi Tuhan, tolong sekali ini saja. Berkenan menjawab pertanyaanku, komplainku dan doaku kepadaMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;