Kamis, 03 November 2016

Bahagia itu Sederhana (2)



Lampu mati, ... membuat beberapa pekerjaanku menjadi terhenti. Yang seharusnya melakukan rendering, desain exterior dan tracing beberapa gambar dan stiker motor, tidak bisa aku lakukan. Yah, sudahlah. Mungkin memang aku harus jalan-jalan dulu keluar. Bersama istri, aku menuju warung bakso dan mie ayam solo, tak jauh dari tempat tinggalku. Sambil ngobrol santai dengan bapak penjualnya, aku lewati malam ini. Setelah selesai makan, aku ajak istriku untuk "nyelonong" ke tempat antah berantah, tidak tahu tujuannya, yang penting jalan saja, sambil mencari jalur tembusan baru.

Sekitar 15 menit kami menyusuri jalan yang penuh lubang, pandangan mataku melihat sesuatu yang menarik dan telingaku tergelitik untuk mendengarkan lebih lama, aku berhenti dan duduk di atas motor, sambil menikmati suasana pasar malam. Pasar malam yang sekarang amat sangat jarang sekali. Pasar malam yang tidak mungkin dinikmati penduduk kota, hanya penduduk desa sepertiku saja yang kadang masih bisa menikmatinya. Tak terasa, beberapa kali kami berdua tertawa terbahak-bahak. Tawa yang senang, tawa yang ringan dan ini menjadi kebahagiaanku yang sederhana jilid 2, hanya karena melihat ulah Kartolo CS. Grup lawak yang sudah sangat lama sekali, dari daerah Jawa Timur. Entah tahun berapa, aku terakhir bertemu dengan mereka. Yang aku ingat, saat itu aku menghadiri undangan dari kantor JTV di Surabaya dan berkesempatan bertemu mereka.

Saat ini, tidak ada hal lain yang mengganggu pikiranku, tidak ada hal lain yang membuatku kuatir, tidak ada hal lain yang mengusikku, semuanya menyenangkan. Enteng sekali. Sesederhana itu bahagia. Sederhana seperti penduduk desa yang menikmati tawa bersama dengan suguhan layar tancap, ditemani kopi dan jagung bakar.

Terima kasih Tuhan untuk hari ini.







Semoga bangsaku, bisa merasakan kebahagiaan yang paling sederhana. Ndak ngeributin penistaan agama, ndak ngeributin pajak, ndak ngeributin pilkada, ndak ngeributin politik, ndak ngeributin Jessica, ndak ngeributin orang lain yang berbeda ... hanya duduk diam, mengucap syukur untuk semua hal sederhana yang kita alami hari ini, setiap hari, selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;