Rabu, 02 Agustus 2017

Bumi itu mungkin kotak

Perdebatan tentang bagaimana bentuk bumi kita yang sesungguhnya, muncul kembali beberapa waktu lalu. Berbagai macam teori dikemukakan oleh masing-masing pihak yang "berseteru". Kukuh memegang teori mereka, berdasarkan analisa dan sumber-sumber keilmuan yang dapat dipercaya. Mulai dari sumber ilmu pasti sampai sumber ilmu agama. Komentar-komentar dari orang yang tahu bagaimana asal-usul perdebatan ini ada, mulai bermunculan. Ditambah dengan komentar-komentar dari orang-orang yang "setengah tahu", dan dibumbui komentar dari orang-orang yang tidak tahu apa-apa, namun ingin ikut memanaskan suasana. Hanya karena ingin memastikan,
bumi itu bulat atau datar.

Aku membaca semua teori mereka, aku membaca semua komentar mereka. Dan aku menciptakan teoriku sendiri, hehehehehe.

Bumi itu kotak.

Cukup lama aku mencari fakta-fakta ilmiah dan tidak ilmiah. Yang ilmiah berdasarkan bukti di lapangan, yang tidak ilmiah .. hanya berdasarkan pikiranku semata. Ini teoriku.

1. Bumi itu kotak.
Manusia yang ada disekelilingku, bahkan termasuk aku di dalamnya, seringkali memberikan label kepada manusia-manusia lain di luar dirinya. Memberikan batasan, memberikan penilaian dengan ambang batas dirinya, memberikan kotak bagi dirinya dan orang lain.
Contohnya :
- Si A, adalah orang yang senang bekerja keras dan tepat waktu. Sedangkan di lingkungan pekerjaannya, semua terbiasa santai dan bekerja sekedarnya. Akibatnya, si A di-"kotak"-kan oleh rekan-rekan kerjanya dan dianggap "mencari muka" kepada atasan.

- Si B, di lingkungan perumahannya tidak pernah terlihat saat ada acara makan-makan atau "ngumpul-ngumpul rapat dan PKK" (baca : nggosip). Namun dia selalu datang di awal, bila ada kegiatan kerja bakti, di lingkungan RT maupun di lingkungan yang lebih besar seperti RW.Akibatnya dia di-"kotak"-kan oleh orang-orang disekitarnya, tanpa mereka tahu dan tanpa mereka melakukan pengamatan terhadap si B.

- Si C, mengalami "cacat" sejak lahir. Label tuna grahita, label autis, label overactive, disematkan oleh orang-orang di kiri-kanannya. Dia di-"kotak"-kan, karena dianggap tidak "normal" dan tidak bisa berfungsi seperti manusia "normal".

- Si D, rajin beribadah. Bahkan setiap hari dia mengunjungi tempat ibadah, 7x dalam sehari. Saat melihat keluarganya tertimpa masalah, dia mengatakan penyebabnya adalah kurangnya mereka beribadah. Dan saat dia tertimpa masalah, dia mengatakan ini adalah ujian untuk naik kelas. Kotak yang berbeda untuk dia yang rajin beribadah dan yang tidak rajin beribadah.


2. Bumi itu kotak.
Dalam setiap perselisihan karena perbedaan paham, pemikiran dan keadaaan sosial, selalu dibarengi dengan timbulnya permusuhan. Jarang sekali aku mengamati, perbedaan tersebut disikapi dengan dewasa dan menyikapi bahwa perbedaan itu adalah hal yang lumrah, biasa dan memang harus terjadi.
Sikap bermusuhan tersebut muncul karena bumi kita itu kotak. Kotak mempunyai sudut-sudut yang runcing. Sudut-sudut yang runcing ini, bisa menjadi senjata untuk saling melukai. Kotak yang mempunyai sisi-sisi yang lurus. Sisi-sisi tersebut menimbulkan gesekan yang besar jika bertemu dengan sisi-sisi yang lurus lainnya.
Seperti kita, yang akan saling melukai dan saling bergesekan hingga panas, karena tidak menyikapi perbedaan dengan baik.



Itu teoriku tentang bentuk bumi.
Mungkin Tuhan memang menciptakan bumi itu bulat, namun manusialah yang membuat bumi itu berbentuk kotak. Mungkin Tuhan memang sengaja menciptakan bumi yang bulat, agar kita bisa belajar dari bentuk bulat tersebut.
Bentuk yang minim gesekan, bentuk yang berkelanjutan, bentuk yang tidak saling menusuk karena tidak ada sudut yang runcing di dalamnya.

Semoga teoriku salah, hehehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
;