Satu yang terpenting

Aku tidak tahu, mau mengawali tulisan ini darimana. Karena semua serba berbarengan, semua masuk ke dalam otakku secara bersamaan, jadi kalau tulisanku ini agak-agak simpang siur, maafkeun ya. Kamu akan tahu, bagaimana rasanya aku saat istriku bercerita panjang lebar ... simpang siur berantakan gak karuan. Hehehe.

Saat SMP, aku ikut dan aktif dalam kegiatan olahraga beladiri silat, mungkin aku tidak perlu menyebutkan namanya, karena aku bukan yang ahli dan sudah mencapai tingkat tertinggi di dalamnya. Dari tingkat dasar aku mulai belajar, ujian demi ujian aku lalui, hingga mencapai tingkat tertentu dalam tatanannya. Dalam setiap latihannya, mulai tingkat dasar dan seterusnya,

KAMU PEMBUNUH-NYA !

BAGIKU, KAMU YANG MENYAKITI-NYA
BUATKU, KAMU YANG MEMBUNUH-NYA.

TAPI DIA DIAM MESKIPUN DICELA
BAHKAN SAMPAI TIBA WAKTUNYA,
BERSANDAR DI PELABUHAN KEABADIAN.

JANGAN KATAKAN PENYEBAB LAINNYA,
UNTUK MENUTUPI KEJAHATANMU,
KARENA DIA SAAT INI TIDAK DISAMPINGMU.

SAMPAI AKHIR, SAMPAI KAPANPUN,
KAMU PEMBUNUH-NYA !



Kemarahanku hari ini, karena berita yang tidak benar tentangmu, orang yang sangat aku hormati, yang menganggapku sama, bahkan di saat aku berjalan berlawanan arah. Yang memanggilku Sampeyan, di saat yang lain memanggilku Awakmu, Kowe, atau yang lebih rendah daripada itu.