Hari Sabtu lalu, 1 Juni 2013, kira-kira sore hari setelah istriku pulang dari tempatnya bekerja, aku dikejutkan oleh anakku, Daniel, yang menangis setelah terbangun dari tidurnya. Saat itu aku yang tengah bekerja di depan komputer, merasa aneh dan heran. Pelan-pelan aku minta Daniel untuk tenang dan menceritakan apa yang menyebabkan dia menangis setelah bangun tidur. Lalu dia bercerita dalam sesenggukan tangisnya.
"Aku mimpi kita meninggal waktu ke Bogor. Terus diangkat Malaikat".
Sedikit aku terkejut, namun seketika aku menyadari sesuatu hal. Aku bertanya kepada Daniel, "Dalam mimpi kamu, yang diangkat oleh Malaikat kamu saja atau semua ?"
Daniel menjawab,"Semua".
Aku tersenyum, lalu mencoba menjelaskan apa yang ada dipikiranku.
"Daniel, kalau memang jalan kita harus meninggal saat ke Bogor, ya sudah. Mau apa lagi. Bahkan Daniel bermimpi kita semua diangkat Malaikat, wah malah enak kan. Kita mati dan kita masuk surga karena diangkat langsung oleh Malaikat."
Daniel lebih tenang. Lalu aku menjelaskan kembali.
"Kalau mimpi tersebut memang petunjuk dari Tuhan Yesus, ya sudah kita terima. Tapi kalau mimpi kita adalah permainan setan agar kita takut, kuatir sehingga tidak jadi berangkat ke Bogor, ya artinya kita sudah kalah dan menyerah sama setan."
Lanjutku, "Lebih baik, kita serahkan perjalanan kita dari berangkat sampai pulang ke dalam tangan Tuhan Yesus. Kita berserah, kita percaya, hidup kita ditangan Dia."
Dalam tangisnya yang mulai berhenti, mungkin Daniel mulai memikirkan sesuatu, entah apa. Setelah selesai kami berbicara, dia melanjutkan tugas belajarnya.
Saat dia belajar, aku kembali mendatangi dia dan berkata,"Papa merasa Daniel punya iman yang luar biasa. Bahkan dalam mimpipun, Daniel sudah amat sangat yakin dengan penyertaan Tuhan Yesus, melalui malaikat-malaikatNya. Papa juga pernah bermimpi, namun dalam mimpi pun, Papa masih mengalami MUAL, yang senantiasa mendera Papa. Luar biasa iman kamu, pertahankan, jadikan lebih baik lagi. Berserah kepada Tuhan Yesus dan tetap percaya kepadaNya."
***
Bila, ke Bogor adalah perjalanan hidupku yang terakhir, berarti tulisanku ini adalah tulisan terakhirku. Aku tak hendak menyampaikan warisan atau kata-kata atau apapun juga. Aku hanya ingin menuliskan apa yang aku alami sebelum aku berangkat ke Bogor. Dan apabila mimpi tersebut salah, maka aku akan menulis lagi setelahnya. :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.