Hanya karena engkau bertanya, engkau menerima kata-kata keras.
Hanya karena sudah waktunya makan, engkau harus kaget dari tidurmu.
Hanya karena engkau merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, engkau menerima perlakuan yang tidak sepatutnya.
Hanya karena dia capek, engkau harus menerima bentakan.
Hanya karena dia bosan harus menjawab pertanyaanmu, engkau menerima kata-kata keras.
Hanya karena dia harus mengatur waktunya agar semua serba teratur, engkau harus kaget dari tidurmu.
Hanya karena dia merasa semua baik-baik saja padamu, engkau menerima perlakuan yang tidak sepatutnya.
Sayang aku bukan Tuhan.
Karena aku ingin segera memanggilmu, untuk menemaniku.
Sayang aku bukan Tuhan.
Karena aku tahu segala yang engkau lakukan dari masa mudamu, masa saat engkau merawat anak-anakmu dan masa-masa disaat engkau sudah merasa cukup dan lelah.
Sayang aku bukan Tuhan.
Karena aku menyayangimu, sangat menyayangimu dan ingin engkau melepaskan semua beban yang tidak perlu lagi kau tanggung.
Sayang aku bukan Tuhan.
Karena aku ingin sekali menjungkir balikkan orang-orang yang bertopeng dan berkedok.
Karena aku ingin sekali menyobek mulut orang-orang yang tidak menyayangimu dengan tulus, dan melupakan bahwa dulu engkau tulus merawat mereka. Saat mereka merengek, saat mereka menangis, saat mereka sakit ... apapun suka duka yang mereka alami.
Karena aku pastikan untuk menampar mulut mereka yang membuatmu menjadi bahan lelucon.
Tuhan, ampuni aku yang ingin menjadi Engkau, walau untuk sedetik, hanya untuk mengambil orang yang kusayangi, hanya untuk menghancur leburkan orang-orang yang bertopeng. Ampuni aku.
Kini, aku hanya akan melihat. Tetesan apa yang akan keluar nanti saat orang yang kusayangi Kau panggil. Dan aku bersumpah, untuk pertama kalinya, ini akan jadi yang terakhir untuk mereka semua. Ini akan jadi yang terakhir.
Ampuni aku Tuhan, Mohon ampuni aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.